backup og meta

5 Penyebab Pup Bayi Warna Abu-Abu, Apakah Normal?

5 Penyebab Pup Bayi Warna Abu-Abu, Apakah Normal?

Salah satu hal yang sering membuat para orangtua khawatir adalah perubahan warna pada tinja, feses, atau pup bayi mereka. Salah satu warna yang sering menjadi pertanyaan adalah warna abu-abu. Namun, normalkah pup bayi warna abu-abu? Apa penyebabnya? Simak ulasan di bawah ini.

Apakah normal pup bayi warna abu-abu?

Jawaban singkatnya adalah tidak. Feses bayi berwarna abu-abu bukanlah kondisi yang normal. Justru, tinja berwarna abu-abu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada si Kecil.

Perlu Anda pahami, feses bayi memang bisa memiliki warna yang beragam seperti kuning, hijau, cokelat, hingga hitam.

Pada bayi yang baru lahir, tinja pertama mereka dikenal sebagai mekonium, yang berwarna hitam atau hijau tua. 

Setelah beberapa hari, warna tinja biasanya berubah menjadi kuning atau cokelat, terutama setelah diberi ASI atau susu formula.

Selain itu, setelah ia mulai mengonsumsi berbagai makanan, warna feses akan berubah menjadi lebih gelap. 

Pasalnya, makanan juga bisa mengubah warna feses anak menjadi hijau dan cokelat. Ini umumnya terjadi jika anak mengonsumsi banyak sayuran hijau atau buah anggur.

Jadi, meski feses bayi bisa memiliki ragam warna, pup yang berwarna abu-abu perlu diwaspadai sebagai tanda masalah kesehatan tertentu yang memerlukan penanganan medis.

Apa penyebab pup bayi warna abu-abu? 

feses bayi

Feses bayi warna abu-abu bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis yang memengaruhi sistem pencernaannya.

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan pup bayi jadi warna abu-abu. 

1. Masalah pada hati 

Melansir Healthy Children, salah satu penyebab pup bayi warna abu-abu adalah karena adanya masalah pada hati. 

Pasalnya, hati berperan penting dalam menghasilkan empedu yang membantu mencerna lemak dan memberikan warna pada tinja. 

Jika ada masalah pada hati, seperti hepatitis atau penyakit hati lainnya, produksi empedu bisa terganggu, mengakibatkan tinja berwarna abu-abu.

2. Atresia bilier 

Atresia bilier adalah kondisi di mana saluran empedu bayi tersumbat dan tidak dapat mengalirkan empedu dari hati ke usus halus. 

Kondisi ini dapat terjadi pada bayi dalam beberapa bulan pertama kehidupan awal dan bisa dengan cepat menyebabkan kerusakan hati yang parah bila tidak mendapatkan pengobatan. 

Menurut laman Cleveland Clinic, atresia bilier dapat menimbulkan berbagai gejala, salah satunya adalah pup bayi warna abu-abu. 

3. Gangguan pankreas 

Gangguan pada pankreas bayi dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, termasuk perubahan warna tinja. 

Tinja berwarna abu-abu atau pucat sering kali menandakan masalah serius dalam pencernaan, seperti gangguan penyerapan nutrisi atau defisiensi enzim pencernaan yang diproduksi oleh pankreas. 

Kondisi ini dapat berhubungan dengan penyakit seperti pankreatitis atau fibrosis kistik. Gejala tambahan yang perlu diwaspadai meliputi sakit perut, muntah, penurunan berat badan, dan pertumbuhan yang terhambat. 

4. Kolestasis 

Kolestasis adalah kondisi di mana aliran empedu dari hati terganggu atau terhenti. Pada bayi, kolestasis dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan dan gejala yang mengkhawatirkan. 

Salah satu tanda yang paling umum adalah perubahan warna pup bayi menjadi abu-abu atau pucat karena kurangnya pigmen empedu yang biasanya memberikan warna cokelat pada tinja. 

Gejala lainnya termasuk jaundice (kulit dan mata kuning), pertumbuhan yang terhambat, dan urine berwarna gelap. Penyebab kolestasis pada bayi dapat bervariasi, mulai dari kelainan bawaan, infeksi, hingga gangguan metabolisme. 

5. Konsumsi makanan atau obat-obatan 

Meskipun lebih jarang, beberapa jenis makanan atau obat-obatan yang dikonsumsi bayi atau ibu menyusui bisa memengaruhi warna tinja bayi. 

Feses berwarna abu-abu akibat hal ini biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya.

Meski begitu, sebaiknya Anda tetap waspada jika perubahan warna pada feses ini berlangsung lama.

Kapan harus ke dokter?

penilaian cara menghitung status gizi anak

Bila feses anak berubah jadi keabuan, jangan dulu panik. Rasa panik bisa membuat Anda semakin cemas. 

Selain feses yang berubah pucat, terdapat beberapa tanda lain yang mengharuskan Anda segera membawa si Kecil ke dokter, antara lain berikut ini.

1. Warna feses tak kunjung berubah 

Bawalah anak Anda ke dokter apabila kotoran yang berwarna pucat, kuning pucat, abu-abu, atau putih terjadi sebanyak dua kali atau lebih dalam satu hari.

Jika anak buang air besar baru satu kali dengan feses keabuan pada hari itu, perhatikan warna fesesnya di hari selanjutnya. Bila sudah melewati 24 jam dan pup bayi masih berwarna abu-abu, sebaiknya segera ke dokter.

2. Perhatikan gejala lain 

Jika tinja abu-abu disertai dengan gejala lain seperti demam, muntah, penurunan berat badan, atau bayi tampak sangat rewel dan tidak nyaman, sebaiknya segera cari bantuan medis. 

Pasalnya, gejala tambahan ini bisa mengindikasikan kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti masalah hati dan empedu. 

3. Penurunan nafsu makan 

Bila si Kecil tiba-tiba kehilangan nafsu makan atau sulit makan, ini juga bisa menjadi tanda bahwa ada masalah kesehatan serius yang mendasari terjadinya pup bayi abu-abu. 

Lebih baik periksakan si Kecil ke dokter untuk mencari tahu penyebab pastinya.

4. Bayi terlihat lemas 

Jika bayi Anda tampak lemas, kurang berenergi, atau mengalami kelelahan yang tidak biasa, segera konsultasikan kepada dokter. 

Hal ini karena tinja abu-abu dan kelelahan bisa menjadi tanda adanya gangguan pada fungsi hati atau masalah kesehatan lainnya.

5. Riwayat keluarga dengan masalah hati 

Bila ada riwayat keluarga dengan masalah hati, pankreas, atau pencernaan, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter bila ia tiba-tiba memiliki feses warna abu-abu. 

Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan beberapa tes kesehatan, seperti tes darah, tes pencitraan, dan biopsi pada hati. 

Yang perlu diingat adalah saat pup bayi menunjukkan warna abu-abu, sebaiknya jangan panik dulu karena akan membuat Anda semakin cemas dan sulit untuk berpikir jernih. 

Kesimpulan

  • Pup bayi berwarna abu-abu dianggap tidak normal dan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
  • Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan tinja bayi berwarna abu-abu, termasuk masalah pada hati seperti hepatitis, atresia bilier, gangguan pankreas, kolestasis, atau pengaruh konsumsi makanan atau obat-obatan tertentu.
  • Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi kepada dokter jika Anda melihat perubahan ini pada bayi Anda, terutama jika disertai dengan gejala lain. Gejala ini termasuk demam, muntah, atau penurunan berat badan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya dan memberikan perawatan yang sesuai.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pancreatitis in Children. (2024). Retrieved 10 July 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/pancreatitis-in-children 

Cholestasis. (n.d.). Retrieved 10 July 2024, from https://www.childrenshospital.org/conditions/cholestasis 

professional, C. C. medical. (n.d.). Biliary Atresia: What You Need To Know. Retrieved 10 July 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21076-biliary-atresia 

Baby poo colour chart. (n.d.). Retrieved 10 July 2024, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/baby-poo-guide 

symptomviewer. (n.d.). Retrieved 10 July 2024, from https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/symptom-checker/Pages/symptomviewer.aspx?symptom=Stools%2B-%2BUnusual%2BColor 

Baby poop: color, consistency & sometimes surprises! (2024). Retrieved 10 July 2024, from https://mcpress.mayoclinic.org/parenting/baby-poop-color-consistency-sometimes-surprises/ 

Versi Terbaru

31/07/2024

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Seperti Apa Bentuk dan Warna Feses yang Normal?

Kapan Anak Perlu Melakukan Pemeriksaan Feses?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 31/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan