Bisul pada bayi sering membuat orangtua khawatir, tidak hanya soal rasa sakitnya tetapi juga kemungkinan menimbulkan bekas di kulit. Bisul termasuk penyakit kulit yang bisa menyerang bayi karena infeksi kelenjar minyak bawah kulit. Mengapa bayi bisa bisulan? Cari tahu penyebab, ciri-ciri, dan perawatan dalam menangani bisul pada bayi.
Apa penyebab bisul pada bayi?
Mengutip dari About Kids Health, bisul terjadi ketiak folikel rambut terinfeksi bakteri (folikulitis).
Infeksi ini sering terjadi ketika ada gesekan atau iritasi saat bayi menggaruk atau terkena gesekan pakaian.
Saat gesekan terjadi, tubuh berusaha menghentikan penyebaran infeksi dengan cara mengumpulkan bakteri, sel darah putih, dan jaringan mati.
Akan tetapi, bakteri menyebar ke jaringan yang lebih dalam di bawah kulit dan kelenjar penghasil minyak.
Mengutip dari The British Journal of General Practice, setidaknya 10% orang yang mengalami bisul bisa terjadi berulang setelah 12 bulan.
Apa ciri-ciri bisul pada bayi?
Seperti pada orang dewasa, bayi yang mengalami bisulan juga bisa merasakan nyeri. Nyeri ini membuatnya merasa tidak nyaman sampai rewel seharian.
Mengutip dari Seattle Children Hospital, berikut ini ciri-ciri bisul pada bayi:
- ada benjolan merah yang membengkak di kulit,
- terasa nyeri meski tidak menyentuh (bayi merasa tidak nyaman),
- ukuran benjolan sekitar 1-2 cm,
- setelah satu minggu, bagian tengah bisul penuh dengan nanah,
- bagian tengah menjadi lunak dan lembek,
- bisul membesar seperti jerawat besar.
Saat kulit bayi bisulan, terkadang demam bisa hadir bersamaan dengan munculnya benjolan merah.
Segera hubungi dokter bila si kecil memiliki salah satu atau beberapa gejala bisul di atas.
Tanda bayi harus segera ke dokter
Pada umumnya, bisulan tidak perlu mendapat penanganan medis dari dokter karena bisa mereda dengan sendirinya.
Namun, orangtua perlu waspada bila bayi mengalami hal ini:
- bisul tidak pecah secara alami dalam 5 hari,
- benjolan terasa nyeri dan membesar dengan cepat,
- demam sampai tubuh gemetar,
- nafsu makan memburuk atau popok tidak basah dalam 12 jam,
- Terdapat bekas luka setelah bisul pecah,
Saat mengalami hal ini, dokter akan mengambil sampel nanah untuk mengetahui kuman yang menjadi penyebab bisul bayi.
Apa faktor yang meningkatkan risiko bisul pada bayi?
Setiap orang bisa memiliki bisul, tetapi ada masalah kesehatan yang bisa meningkatkan risiko bayi mengalami bisul, seperti:
- diabetes,
- kulit pecah-pecah yang memungkinkan bakteri masuk,
- eksim,
- sistem kekebalan tubuh lemah, dan
- anemia atau defisiensi zat besi.
Mengutip dari Kids Health, ada beberapa jenis obat yang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri.
Maka dari itu, orangtua perlu waspada dan lebih hati-hati dalam memberikan obat kepada bayi untuk menghindari efek sampingnya.
Perawatan dan penanganan bisul pada bayi
Sebelum memutuskan untuk konsultasi ke dokter, ayah dan ibu bisa melakukan perawatan rumahan untuk mengatasi bisul si kecil.
1. Kompres air hangat
Untuk membuat bisul lebih cepat pecah dan mengering, ayah dan ibu bisa mengompresnya dengan air hangat.
Basahi handuk atau waslap dengan air hangat, lalu letakkan di bagian bisul. Lakukan beberapa kali sehari dan tidak lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bisul.
2. Menjaga kebersihan tangan
Bisul bisa menyebar lewat bakteri yang menempel di tangan, terutama bila keadaan benjolan sudah pecah.
Bila bisul sudah pecah dan lukanya terbuka, bersihkan darah atau nanah dengan kapas yang sudah orangtua basahi dengan antiseptik.
Setelah membersihkan area bisul atau memegangnya, segera mencuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir.
Jangan lupa untuk mengeringkan tangan secara menyeluruh.
3. Hindari menekan atau memencet bisul
Mungkin orangtua merasa gemas dengan bisul yang tumbuh pada kulit bayi. Akan tetapi, hindari menekan atau memencet kulit dan benjolan bisul.
Pasalnya, menekan bisul justru bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius dan menimbulkan rasa sakit lebih parah.
4. Antibiotik bila bisul makin parah
Bila kondisi bisul bayi lebih parah dan tidak bisa mereda dengan perawatan rumahan, segera konsultasi dokter.
Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi karena bakteri.
Pastikan untuk menghabiskan resep antibiotik yang sudah dokter berikan agar tidak mengalami resistensi terhadap obat tersebut.
Dokter juga bisa meresepkan krim antibiotik untuk ayah dan ibu oleskan pada bagian bisul si kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]