Bahan apa lagi yang ada di dalam vaksin?
Selain bahan aktif, ada adjuvant yang ada di dalam kandungan vaksin. Ini dikenal sebagai bahan pembantu. Di mana bahan-bahan ini fungsinya memaksimalkan keampuhan vaksin dalam melawan penyakit.
Kombinasi bahan bahan aktif utama (antigen) dan adjuvant ini lebih ampuh daripada menggunakan vaksin antigen saja. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa adjuvant ini lebih sering dipakai menggunakan bahan garam aluminum.
Ya, aluminium garam ini diizinkan oleh FDA (Foods and Drugs Administration, setara dengan Badan POM di Indonesia) hanya sebanyak 1,14 miligram per dosis vaksin. Badan POM mengatakan bahwa penggunaan garam aluminium pada vaksin aman dan efektif.
Selain kedua bahan aktif dan bahan pembantu, vaksin juga mengandung pelarut cairan. Biasanya menggunakan air bersih atau natrium klorida, yang juga digunakan sebagai cairan infus.
Selain bahan pelarut, ada stabilizers. Kandungan ini berfungsi untuk menstabilkan vaksin pada saat kondisi panas atau dingin misalnya. Biasanya, kandungan stabilizers ini antara lain terbuat dari gula (sukrosa dan laktosa) atau protein (albumin dan gelatin).

Terdapat pengawet dalam kandungan vaksin
Selain ketiga bahan, ada pula pengawet di dalamnya. Pada dasarnya, vaksin memang butuh pengawet, tapi tidak untuk semua jenis vaksin. Pengawet ini dibutuhkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme agar vaksin tetap berfungsi baik.
Sayangnya, dari 4 jenis pengawet, ada 1 pengawet yang banyak dijadikan perdebatan. Thimerosal adalah jenis pengawet pada vaksin yang isunya bisa menyebabkan autisme dan ADHD karena terbuat dari merkuri. Namun, beberapa penelitian lanjut tidak menemukan adanya kaitan antara vaksin dengan autisme atau ADHD.
Sedangkan kandungan merkurinya sendiri telah terbukti aman bagi tubuh dalam berbagai penelitian di seluruh dunia. Lagipula thimerosal yang terbuat dari merkuri ini juga termasuk zat kimia yang mudah dan cepat dibuang oleh tubuh. Karena itu, merkuri tidak akan mengendap dan membahayakan Anda.
Namun, untuk mengurangi risiko dan keresahan masyarakat, vaksin modern saat ini sudah tidak menggunakan thimerosal lagi. Beberapa jenis vaksin memang masih mengandung thimerosal, tapi dosisnya sangatlah kecil. Penting diingat juga, risiko terkena penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan pemberian vaksin masih lebih besar daripada risiko yang mungkin ditimbulkan oleh thimerosal.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar