backup og meta

Pentingnya Gut Healing untuk Anak dan Cara Menerapkannya

Kesehatan saluran pencernaan memainkan peran penting dalam fungsi tubuh secara keseluruhan. Ketika usus mengalami gangguan, berbagai masalah kesehatan dapat muncul. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran terhadap pentingnya menjaga dan memulihkan kesehatan usus semakin meningkat, salah satunya melalui gut healing pada anak. Ketahui selengkapnya terkait gut healing di bawah ini.

Pentingnya Gut Healing untuk Anak dan Cara Menerapkannya

Apa itu gut healing

Gut healing adalah proses pemulihan saluran pencernaan, terutama bagian usus, yang rusak atau terganggu.

Tujuannya adalah untuk memperbaiki lapisan pelindung usus (intestinal barrier), mengurangi peradangan, dan menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam usus (mikrobiota).

Proses ini penting karena jika lapisan usus bocor atau terganggu, zat berbahaya seperti toksin dan bakteri bisa masuk ke dalam aliran darah dan memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan dan penyakit autoimun.

Kondisi ini dikenal juga dengan istilah sindrom usus bocor (leaky gut syndrome).

Pada anak-anak, proses gut healing bisa dimulai sejak bayi, terutama dengan pemberian ASI yang mengandung zat prebiotik alami dan bakteri baik yang membantu membentuk usus yang sehat.

Seiring bertambahnya usia, anak juga bisa mendapatkan manfaat dari makanan tinggi serat dan suplemen bakteri baik berupa prebiotik maupun probiotik, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Bakteri baik tersebut terbukti dapat mencegah infeksi usus dan mengurangi risiko diare pada anak, terutama setelah minum antibiotik.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Cara menerapkan gut healing

yogurt untuk anak

Berikut cara menerapkan gut healing pada anak dengan langkah-langkah sederhana.

1. Tingkatkan konsumsi serat prebiotik

Prebiotik adalah jenis serat yang tidak dapat dicerna tubuh, tetapi menjadi makanan bagi bakteri baik di dalam usus.

Pada bayi, konsumsi ASI sangat penting karena mengandung human milk oligosaccharides (HMO) yang berfungsi sebagai prebiotik alami.

Prebiotik ini mendukung perkembangan mikrobiota yang sehat dan meningkatkan imunitas serta melindungi dari infeksi dan alergi di kemudian hari.

Sementara itu, pada anak yang lebih besar, gut healing dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, khususnya serat prebiotik (seperti FOS, inulin, atau GOS).

Makanan sumber prebiotik untuk anak di antaranya pisang, bawang putih, bawang bombay, asparagus, daun bawang, dan gandum utuh.

Bahkan, dilansir dari Nutrition Journal, pada anak usia 6–14 tahun, pemberian prebiotik GOS selama 4 minggu juga menunjukkan penurunan kecemasan tingkat trait dan respons emosional negatif, serta perbaikan suasana hati.

2. Berikan probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat memberikan manfaat kesehatan, terutama bagi sistem pencernaan.

Probiotik untuk anak, termasuk balita dan anak usia sekolah, dapat membantu menjaga keseimbangan usus. 

Bahkan, Lactobacillus reuteri terbukti efektif untuk meredakan kolik pada bayi serta mencegah dan memperpendek durasi diare.

Selain itu, Saccharomyces boulardii mampu mencegah diare akibat antibiotik pada anak-anak. 

Kombinasi prebiotik dan probiotik juga dapat membentuk sinbiotik yang secara konsisten terbukti meningkatkan pertumbuhan, mencegah infeksi, dan memperbaiki fungsi pencernaan. 

3. Tambahkan makanan fermentasi dalam diet harian

Makanan fermentasi mengandung probiotik alami dan enzim yang dapat memperkaya mikrobiota usus anak dengan bakteri hidup.

Makanan seperti yoghurt, kefir, kimchi, atau sauerkraut diketahui bisa menjadi pilihan makanan fermentasi untuk mendukung penyerapan nutrisi dan menguatkan sistem imun anak.

Bukan hanya itu, kombinasi antara prebiotik dan makanan fermentasi juga bisa menciptakan lingkungan usus anak yang lebih sehat.

Bahkan, mengonsumsi keduanya secara bersamaan akan mempercepat proses gut healing atau pemulihan pencernaan.

4. Diet khusus untuk anak dengan kondisi tertentu

Untuk anak dengan gangguan pencernaan berat seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau SIBO (small intestinal bacterial overgrowth), terkadang gut healing memerlukan pendekatan diet khusus seperti elemental diet.

Ini adalah metode diet cair yang mengandung nutrisi yang sudah dipecah menjadi bentuk paling sederhana agar mudah diserap oleh usus dan memberi waktu bagi saluran cerna untuk istirahat.

Studi dalam jurnal Clinical and translational gastroenterology menunjukkan bahwa elemental diet selama 2–3 minggu bisa mengurangi gejala dan mendukung perbaikan jaringan usus.

Namun, diet ini perlu dilakukan dengan pengawasan dokter atau ahli gizi karena tidak cocok untuk semua orang.

5. Hindari pemicu yang merusak usus

Langkah penting lainnya adalah menghindari faktor-faktor yang bisa merusak lapisan usus pada anak.

Beberapa pemicu yang harus dihindari antara lain konsumsi alkohol berlebihan, makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh, stres kronis, kurang tidur, dan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen.

Semua faktor ini dapat meningkatkan risiko usus bocor dan mengganggu keseimbangan mikroba usus.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, tubuh akan memiliki kesempatan untuk memulihkan kondisi usus secara bertahap.

Gut healing bukanlah proses instan, tetapi hasilnya bisa sangat bermanfaat dalam jangka panjang, baik itu untuk kesehatan pencernaan anak maupun imunitas tubuhnya secara keseluruhan.

Kesimpulan

  • Gut healing adalah proses pemulihan saluran pencernaan, khususnya usus, dengan tujuan memperbaiki lapisan pelindung usus, menyeimbangkan mikrobiota, dan mengurangi peradangan.
  • Proses ini dapat dilakukan melalui konsumsi makanan tinggi serat dan prebiotik, probiotik atau sinbiotik, makanan fermentasi, dan diet khusus.
  • Menghindari pemicu seperti makanan olahan, alkohol, stres, dan obat tertentu juga penting.
  • Dengan langkah-langkah ini, gut healing dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan dan sistem imun secara menyeluruh.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rath, T., et al. (2023). Intestinal Barrier Healing Is Superior to Endoscopic and Histologic Remission for Predicting Major Adverse Outcomes in Inflammatory Bowel Disease: The Prospective ERIca Trial. Gastroenterology164(2), 241–255. https://doi.org/10.1053/j.gastro.2022.10.014

Fu, Y., et al. (2024). Intestinal mucosal barrier repair and immune regulation with an AI-developed gut-restricted PHD inhibitor. Nature Biotechnology. https://doi.org/10.1038/s41587-024-02503-w

‌Camilleri M. (2021). Human Intestinal Barrier: Effects of Stressors, Diet, Prebiotics, and Probiotics. Clinical and translational gastroenterology12(1), e00308. https://doi.org/10.14309/ctg.0000000000000308

Yassine, F., Najm, A., & Melhem Bilen. (2025). The role of probiotics, prebiotics, and synbiotics in the treatment of inflammatory bowel diseases: an overview of recent clinical trials. Frontiers in Systems Biology5. https://doi.org/10.3389/fsysb.2025.1561047

Zhang, Y., Zhu, X., Yu, X., Petr Novák, Gui Qing-jun, & Yin, K. (2023). Enhancing intestinal barrier efficiency: A novel metabolic diseases therapy. Frontiers in Nutrition10. https://doi.org/10.3389/fnut.2023.1120168

‌Chaiyasut, C., et al. (2022). Probiotics Supplementation Improves Intestinal Permeability, Obesity Index and Metabolic Biomarkers in Elderly Thai Subjects: A Randomized Controlled Trial. Foods11(3), 268. https://doi.org/10.3390/foods11030268

Zhou, P., Chen, C., Patil, S., & Dong, S. (2024). Unveiling the therapeutic symphony of probiotics, prebiotics, and postbiotics in gut-immune harmony. Frontiers in nutrition11, 1355542. https://doi.org/10.3389/fnut.2024.1355542

Ghorbani, Z., et al. (2025). Reinforcing gut integrity: A systematic review and meta-analysis of clinical trials assessing probiotics, synbiotics, and prebiotics on intestinal permeability markers. Pharmacological Research216, 107780. https://doi.org/10.1016/j.phrs.2025.107780

Chaiyasut, C., et al. (2022). Probiotics Supplementation Improves Intestinal Permeability, Obesity Index and Metabolic Biomarkers in Elderly Thai Subjects: A Randomized Controlled Trial. Foods11(3), 268. https://doi.org/10.3390/foods11030268

Martínez-Sánchez, M.A. et al. (2022). Gut Microbiome Modification through Dietary Intervention in Patients with Colorectal Cancer: Protocol for a Prospective, Interventional, Controlled, Randomized Clinical Trial in Patients with Scheduled Surgical Intervention for CRC. Journal of Clinical Medicine11(13), 3613–3613. https://doi.org/10.3390/jcm11133613

Matar, A., Damianos, J. A., Jencks, K. J., & Camilleri, M. (2024). Intestinal Barrier Impairment, Preservation, and Repair: An Update. Nutrients16(20), 3494–3494. https://doi.org/10.3390/nu16203494

Prebiotics and Diet to Reduce “Leaky” Gut in First Degree Relatives of Crohn’s Disease Patients. (N.d.). Retrieved 14 July 2025, from https://clinicaltrials.gov/study/NCT03950336

Lamprecht, M., et al. (2012). Journal of the International Society of Sports Nutrition9(1). https://doi.org/10.1186/1550-2783-9-45

Neurath, M. F., & Travis, S. P. (2012). Mucosal healing in inflammatory bowel diseases: a systematic review. Gut61(11), 1619–1635. https://doi.org/10.1136/gutjnl-2012-302830

Parigi, T. L., et al. (2024). Defining mucosal healing in randomized controlled trials of inflammatory bowel disease: A systematic review and future perspective. United European gastroenterology journal12(9), 1266–1279. https://doi.org/10.1002/ueg2.12671

Ding, Z., Ninan, K., Johnston, B. C., Moayyedi, P., Sherlock, M., & Zachos, M. (2023). Microbiota signatures and mucosal healing in the use of enteral nutrition therapy v. corticosteroids for the treatment of children with Crohn’s disease: a systematic review and meta-analysis. British Journal of Nutrition130(8), 1385–1402. doi:10.1017/S0007114523000405

Wells, J. M., Gao, Y., de Groot, N., Vonk, M. M., Ulfman, L., & van Neerven, R. J. J. (2022). Babies, Bugs, and Barriers: Dietary Modulation of Intestinal Barrier Function in Early Life. Annual Review of Nutrition42(1), 165–200. https://doi.org/10.1146/annurev-nutr-122221-103916

Khouma, M., Diallo, M., Sow, D., Djigal, A., Diop, N. S., Allen, S., & Faye, B. (2025). Efficacy of prebiotic, probiotic and synbiotic administration in improving growth in children aged 0–59 months living in low- and middle-income countries: a systematic review and meta-analysis. BMC Pediatrics25(1). https://doi.org/10.1186/s12887-025-05503-0

‌Heuven, L. A., Pyle, S., Greyling, A., Melse-Boonstra, A., & Eilander, A. (2021). Gut Microbiota-Targeted Nutritional Interventions Improving Child Growth in Low- and Middle-Income Countries: A Systematic Review. Current developments in nutrition5(11), nzab124. https://doi.org/10.1093/cdn/nzab124

Ahmad, H. H., Peck, B., & Terry, D. (2022). The influence of probiotics on gastrointestinal tract infections among children attending childcare: A systematic review and meta-analysis. Journal of applied microbiology132(3), 1636–1651. https://doi.org/10.1111/jam.15374

Paiandeh, M., Maghalian, M., Mohammad-Alizadeh-Charandabi, S., & Mirghafourvand, M. (2024). The effect of probiotic, prebiotic, and synbiotic supplements on anthropometric measures and respiratory infections in malnourished children: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. BMC Pediatrics24(1). https://doi.org/10.1186/s12887-024-05179-y

Johnstone, N., & Kadosh, K. C. (2025). Indicators of improved emotion behavior in 6–14-year-old children following a 4-week placebo controlled prebiotic supplement intervention at home with a parent. Nutrition Journal24(1). https://doi.org/10.1186/s12937-025-01098-5

Versi Terbaru

23/07/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Muhammad Yusra Firdaus, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

5 Cara Efektif Mengatasi Gangguan Pencernaan untuk Meningkatkan Perkembangan Otak Anak

Kenali 5 Tanda Pencernaan dan Fisik Bayi Belum Siap MPASI


Ditinjau oleh dr. Muhammad Yusra Firdaus, Sp.A · Kesehatan Anak · Rumah Sakit Tebet · Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Diperbarui 23/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan