Demam anak yang tak kunjung turun tentunya membuat ibu khawatir, apalagi bila si kecil sudah minum obat penurun panas. Sambil memantau kondisi anak dan menjaga makan dan minumnya, sebaiknya cari tahu apa yang menyebabkan demam anak tidak kunjung turun dan cara mengatasi kondisi ini. Yuk, simak artikel berikut!
Demam anak tidak turun, apa sebabnya?
Demam adalah penyakit yang sering dialami anak-anak. Sebenarnya, ini merupakan tanda bahwa tubuh sedang terserang infeksi atau mengalami peradangan.
Demam biasanya bisa pulih dengan sendirinya setelah 3—5 hari setelah obat penurun panas.
Bahkan, demam anak bisa segera turun dengan minum obat penurun panas yang dijual bebas.
Namun, bila demam tidak kunjung sembuh hingga seminggu berturut-turut, ini bisa menandakan masalah yang lebih serius.
Berikut kemungkinan penyebab demam pada anak tidak kunjung turun.
1. Penggunaan obat yang tidak tepat
Perhatikan aturan pakai obat penurun panas untuk si kecil. Dosis obat perlu disesuaikan dengan usia dan berat badan anak.
Melansir situs NPS Medicinewise, berikut aturan pakai untuk obat paracetamol dan ibuprofen.
- Dosis paracetamol yang direkomendasikan untuk anak usia 1 bulan sampai 12 tahun adalah 15 mg/kg berat badan. Diminum sebanyak 3—4 kali sehari atau setiap 4—6 jam.
- Dosis ibuprofen untuk anak usia 3 bulan sampai 12 tahun adalah 5 mg sampai 10 mg/kg berat badan. Diminum maksimal 3 kali sehari atau sekitar 6—8 jam.
Aturan pakai yang tidak tepat dapat menyebabkan kinerja obat tidak efektif. Mungkin hal inilah yang menyebabkan demam pada anak tidak kunjung turun.
2. Penyebab utama tidak diatasi
Seperti yang disampaikan sebelumnya, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala adanya peradangan atau infeksi pada tubuh.
Oleh karena itu, sambil minum obat penurun panas, Anda juga perlu memberikan pengobatan untuk infeksi yang si kecil alami agar demam anak segera turun.
Penyebab demam anak tidak turun bisa jadi meliputi salah satu dari faktor-faktor berikut ini:
- gangguan sistem imun sehingga sulit melawan infeksi,
- anak memiliki kanker, terutama leukimia (kanker darah) pada anak,
- efek samping kemoterapi,
- penyakit pada paru-paru,
- radang pada usus,
- peradangan yang memengaruhi pembuluh darah.
Bila disebabkan oleh salah satu kondisi di atas, demam pada anak yang berkepanjangan juga seharusnya diikuti oleh gejala lain sesuai penyakit yang mendasarinya.
Sementara itu, jika demam pada anak berkepanjangan, gejala yang muncul biasanya meliputi berikut ini:
- suhu melebihi 38ºC pada anak atau melebihi 37,5ºC pada bayi,
- keringat mengucur deras,
- tubuh panas dingin (meriang),
- sakit kepala,
- nyeri tubuh atau sendi,
- kelemahan,
- sakit tenggorokan,
- kelelahan,
- batuk,
- ruam merah di kulit, dan
- hidung mampet.
Perlukah khawatir bila demam anak tidak turun?
Melansir situs Kidshealth, tidak semua demam itu berbahaya. Bila anak mengalami kondisi berikut sebaiknya Anda tidak perlu khawatir berlebihan.
- Suhu tubuh saat anak kurang dari 38°C.
- Si kecil tetap ceria dan bermain dengan aktif.
- Nafsu makan anak baik.
- Anak banyak minum air putih.
- Warna kulit si kecil tetap normal.
- Anak terlihat baik saat demamnya turun.
Meskipun demam anak tidak turun tetapi bila menunjukkan ciri-ciri di atas, berarti hal itu tidaklah masalah.
Cukup berikan anak minum air putih yang banyak dan makan makanan bergizi untuk mempercepat pemulihannya.
Jika perlu, berikan juga ia obat yang sesuai dengan gejalanya.
Kapan harus ke dokter bila demam anak tidak turun?
Bila demam tidak turun pada bayi berusia kurang dari 2 bulan, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Hindari pemberian obat sembarangan karena tubuh si Kecil di usia tersebut masih sangat rentan.
Pada anak yang usianya lebih tua, Anda boleh memberikan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan sambil terus memantau kondisinya.
Melansir situs Children’s International, waspadalah bila anak mengalami gejala demam, seperti:
- Demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 39°C atau lebih.
- Suhu saat diukur di lubang anus mencapai 38°C.
- Menangis terus menerus tanpa henti.
- Sangat rewel.
- Sakit kepala berat.
- Sulit dibangunkan.
- Leher kaku.
- Tubuh kejang.
- Pada bayi, ubun-ubunnya terlihat menonjol atau masuk ke dalam.
- Ada bintik berwarna biru di permukaan kulit.
- Bibir dan kuku nampak kebiruan.
- Susah bernapas meskipun sudah membersihkan hidung.
- Sulit menelan dan meneteskan air liur.
- Tubuh terlihat lemas dan sakit.
Bila anak mengalami salah satu dari gejala di atas, segeralah melarikannya ke unit gawat darurat terdekat. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi tersebut dikhawatirkan dapat berakibat fatal.
Di sisi lain, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter bila anak menunjukkan gejala berikut.
- Panas anak tidak turun selama 3 hari berturut-turut atau 24 jam bila ia berusia di bawah 2 tahun.
- Penyebab demam atau lokasi infeksi tidak diketahui dalam waktu 24 jam.
- Demam cuma turun sebentar.
- Merasa sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil.
- Demam sudah turun selama 24 jam tapi muncul kembali.
- Anak memiliki riwayat kejang demam.
- Anak diare dan muntah berulang-ulang.
- Anak mengalami gejala dehidrasi.
- Memiliki ruam di permukaan kulit.
- Tidak nafsu makan dan sulit minum air putih.
Apa yang harus dilakukan orangtua?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bila demam pada anak tidak kunjung turun selama 3 hari, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke dokter guna mencari solusi yang terbaik.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan upaya berikut untuk mengatasi demam anak yang tidak kunjung turun.
- Memperbaiki dosis obat dan aturan pakainya. Usahakan ia minum sesuai jadwal dengan teratur.
- Mencoba mengganti obat misalnya dari paracetamol ke ibuprofen. Namun, pastikan si kecil makan lebih dahulu sebelum minum ibuprofen.
- Jangan mencampur ibuprofen dan paracetamol untuk mengatasi demam pada anak. Jangan pula berikan aspirin pada bayi atau balita.
- Kompres kepala atau mandi air hangat agar menurunkan suhu tubuh dengan lebih cepat.
- Pastikan si kecil banyak minum air putih dan makan makanan bergizi terutama buah dan sayur.
Membawa bayi dan anak yang sedang demam ke dokter akan membantu mengoptimalkan penanganan sesegera mungkin sekaligus mencegah kondisinya bertambah parah.
[embed-health-tool-vaccination-tool]