backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Batuk Croup pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 17/04/2023

Batuk Croup pada Anak

Memasuki musim hujan, anak jadi lebih gampang sakit batuk pilek. Nah, salah satu jenis batuk yang paling sering menyerang anak-anak selama musim penghujan adalah croup. Gejala khas croup ditandai dengan suara mengi setiap kali anak batuk.

Penyakit ini dapat membuat anak sulit bernapas lega, terutama jika terjadi pada bayi. Yuk, ketahui lebih dalam mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan batuk croup pada anak di artikel ini!

Apa itu batuk croup pada anak?

batuk pada anak

Batuk croup adalah infeksi pernapasan yang terjadi akibat adanya iritasi dan pembengkakan pada laring (kotak suara), trakea (batang tenggorokan), hingga ke bronkus (saluran udara ke paru-paru).

Pembengkakan tersebut membuat saluran udara menyempit. Akibatnya, napas menjadi lebih cepat dan dangkal disertai batuk parah. Hal ini akan membuat anak lebih sulit bernapas.

Croup paling rentan dialami oleh bayi usia 3 bulan sampai anak usia 5 tahun. Akan tetapi, batuk ini juga bisa dialami oleh anak remaja di atas usia 15 tahun.

Tanda dan gejala batuk croup pada anak

Croup, atau yang biasa disebut batuk kodok/batuk menggonggong, pada anak bisa ditandai dengan gejala yang berubah-ubah.

Ini karena gejala akan mengikuti infeksi yang terjadi secara menjalar dari hidung hingga ke paru-paru.

Awalnya, tanda dan gejala croup akan menyerupai gejala pilek dan flu. Namun, saat kondisi sudah semakin memburuk, gejala lainnya akan mulai muncul, yang umumnya meliputi:

  • hidung berair atau tersumbat,
  • batuk ringan atau batuk seperti suara siulan yang tertahan,
  • laringitis (kehilagan suara),
  • demam, dan
  • suara kasar atau serak dengan nada tinggi atau rendah yang keluar saat bernapas (stridor).

Beberapa anak terkadang merasa suara batuk terdengar sama seperti suara kodok atau gonggongan.

Untuk kasus yang parah, batuk parah bisa menyebabkan anak kesulitan bernapas, bahkan hingga membuat kulit terlihat memucat atau justru membiru akibat tubuh kekurangan oksigen.

Gejala croup biasanya akan bertambah parah dengan cepat, terutama di malam ke-dua atau ke-tiga setelah gejala muncul, atau ketika anak menangis.

Penyebab batuk croup pada anak

Penyebab batuk menggonggong atau batuk kodok pada anak yang paling sering adalah infeksi virus, meliputi:

  • virus influenza,
  • parainfluenza.,
  • RSV,
  • campak, dan
  • adenovirus.

Akan tetapi, kondisi ini juga bisa terjadi akibat penyebab lainnya yang kurang umum, yaitu infeksi bakteri, tersedak, alergi, atau refluks asam lambung.

Infeksi bermula dari hidung, kemudian terus menjalar ke tenggorokan hingga paru-paru.

Croup yang disebabkan oleh infeksi virus mudah menular dalam beberapa hari setelah anak terinfeksi atau ketika anak demam.

Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan anak atau dari cairan yang keluar dari tubuh anak, misalnya air liur atau droplet saat anak bersin dan batuk.

Sementara itu, croup akibat reaksi alergi atau refluks lambung tidak menular.

Diagnonis batuk croup pada anak

batuk berdahak pada anak

Dilansir dari Mayo Clinic, batuk croup biasanya akan melakukan langkah-langkah pemeriksaan berikut ini.

  • Mengamati pernapasan anak.
  • Mendengar bagian dada anak dengan stetoskop.
  • Memeriksa tenggorokan anak.

Jika diperlukan, pemeriksaan lanjutan mungkin juga akan dilakukan untuk memastikan penyebab batuk. Pemeriksaan ini dapat berupa:

  • rontgen leher dan dada,
  • tes darah, atau
  • oksimetri nadi.

Pengobatan batuk croup pada anak

Pengobatan batuk croup pada anak akan ditentukan sesuai dengan tingkat keparahan kondisinya.

Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi batuk croup pada anak. Berikut di antaranya.

1. Obat-obatan

Untuk membantu meredakan gejala pada anak, dokter mungkin akan meresepkan obat croup berikut ini pada anak.

  • Kortiksteroid, seperti dexamethasone, untuk meredakan peradangan di saluran pernapasan. Obat ini umumnya berupa pil yang perlu diminum selama beberapa hari.
  • Epinephrine, untuk mengatasi gejala peradangan saluran pernapasan yang lebih parah. Obat dapat diberikan sebagai uap menggunakan nebulizer.

2. Rawat inap

Bila croup yang diderita cukup parah, anak mungkin merlu menjalani rawat inap di rumah sakit. Hal ini untuk memudahkan dokter mengamati kondisi penyakit dan perkembangan kesehatan anak.

Pada sebagian besar kasus, croup akan sembuh dalam 5—6 hari. Namun, batuk ini juga bisa terus terjadi hingga 2 minggu. Gejala biasanya akan terasa lebih parah di malam hari.

Perawatan rumahan batuk croup pada anak

Meski dapat terlihat mengkhawatirkan, pada umumnya batuk croup bisa ditangani dengan pengobatan rumahan.

Agar lebih cepat sembuh, Anda bisa melakukan beberpa upaya untuk membantu meredakan gejala croup pada anak, di antaranya sebagai berikut.

  • Menghirup uap selama 20 menit. Anda bisa lakukan ini dengan memandikan anak menggunakan air hangat atau mengompres kepala anak. Jangan gunakan air yang terlalu panas.
  • Segera tenangkan anak jika ia mulai menangis. Coba buat anak tetap senang dan nyaman.
  • Jaga suhu kamar anak dan rumah tetap lembap dengan memasang humidifier.
  • Untuk anak usia 6 tahun, berikan obat batuk bebas tanpa resep yang aman, seperti dextromethorphan.
  • Untuk anak berusia lebih dari 1 tahun, berikan 1/2–1 sdm madu sebanyak 4 kali sehari sebagai obat batuk alami.
  • Madu tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 1 tahun. Untuk anak berusia 6 bulan hingga 1 tahun, berikan segelas air tawar hangat.
  • Untuk atasi demam, berikan obat paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri pada bayi berusia di atas 6 bulan.
  • Pastikan anak cukup tidur dan istirahat dengan nyaman.
  • Perbanyak minum agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

Kapan harus ke dokter

Konsultasikan ke dokter jika anak mengalami gejala yang serius, bertambah parah, terus terjadi selama 3 hingga 5 hari, atau tidak kunjung membaik dengan pengobatan rumahan. Pemeriksaan perlu segera dilakukan jika anak mengalami gejala berikut.
  • Suara napas terdengar berisik dan bernada tinggi (mengi).
  • Suara napas terdengar lebih tinggi saat menangis atau tantrum.
  • Ngeces“atau mengeluarkan air liur secara tidak sengaja.
  • Kesulitan menelan.
  • Terlihat cemas, kecewa, dan gelisah.
  • Terlihat sangat kelelahan atau tidak bertenaga.
  • Bernapas lebih cepat dari biasanya.
  • Sesak napas.
  • Hidung, mulut, atau kuku terlihat kebiruan

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 17/04/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan