Akibatnya, bisa timbul dampak-dampak negatif dalam menjalin hubungan di dalam keluarga.
Melansir dari Brown University, berdasarkan pemicunya, disorganisasi keluarga bisa dibagi ke dalam beberapa jenis. Berikut beberapa pemicu disorganisasi keluarga.
1. Komunikasi yang buruk
Dalam kasus disorganisasi keluarga, kebanyakan anggota keluarga umumnya tidak tahu cara berkomunikasi secara terbuka dengan satu sama lain.
Akibatnya, masalah yang timbul di dalam keluarga sering kali disembunyikan, sehingga tidak ditangani dengan baik.
Keluarga dengan kondisi ini tidak mampu menciptakan lingkungan yang sehat untuk berdiskusi.
Sebaliknya, mereka tidak mau saling mendengarkan, dan biasanya menggunakan cara komunikasi lain, seperti berteriak atau berkelahi.
2. Kurang empati dan dukungan emosional
Tanpa adanya kasih sayang di dalam keluarga, anak-anak bisa mudah merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Terlebih jika orangtua sering kali memarahi anak hanya karena kesalahan kecil.
Anak pun akan lebih mudah merasa takut untuk berbuat kesalahan atau mengalami kegagalan. Ini bisa membuat anak sulit berkembang dan mencoba hal baru.
Orangtua yang menelantarkan anak secara emosional juga bisa membuat anak merasa tidak memiliki ruang aman untuk meluapkan emosinya secara jelas dan positif.
Akibatnya, anak mungkin akan merasa kesepian atau terisolasi dari orangtua mereka dalam situasi ini.
3. Terlalu mengekang
Terkadang, orangtua juga bisa terlalu mengekang anak, misal dengan membatasi secara berlebihan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak. Ini juga termasuk ciri dari toxic parenting.
Meski anak butuh arahan dan pengawasan dari orangtua, kontrol semacam ini dapat menyebabkan anak-anak ragu terhadap kemampuan mereka, sehingga menjadi tidak percaya diri.
Anak juga bisa merasa kurang mendapat privasi dari orangtua karena tidak memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan.
Hal ini bisa membuat anak tidak mandiri atau sebaliknya, tidak jujur kepada orangtua.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar