Menjadi orangtua tunggal atau single parent tentu bukan hal mudah. Namun, bila dilakukan dengan tepat, ada dampak positif yang bisa anak Anda dapatkan. Sebaliknya, pengasuhan yang tak tepat juga bisa membawa dampak buruk pada tumbuh kembang anak hingga ia dewasa nantinya.
Tantangan menjadi single parent
Menjadi single parent berarti membesarkan anak seorang diri tanpa pasangan. Ini bisa berarti membesarkan anak tanpa ayah atau mengasuh anak seorang diri tanpa sosok ibunya.
Biasanya, kondisi ini terjadi karena perceraian atau salah satu dari orangtua, baik ayah atau ibu, maupun meninggal dunia.
Bila Anda salah satunya, tentu tak mudah menjalani peran sebagai orangtua tunggal ini.
Ini karena Anda harus bertanggung jawab untuk mengatur semua kebutuhan anak sambil mengurus seluruh pekerjaan dan kebutuhan rumah tangga.
Anda juga mungkin menjadi satu-satunya orang yang perlu mendisiplinkan anak serta membuat keputusan atau solusi atas segala masalah yang muncul.
Anda mungkin tak punya orang lain yang bisa menjadi tempat untuk bertukar pikiran atau mendiskusikan solusi atas masalah tersebut.
Bukan cuma itu, Mayo Clinic menyebut, keluarga dengan single parent pun umumnya memiliki kesulitan finansial.
Ini karena Anda harus menanggung semua kebutuhan rumah tangga sendiri dari penghasilan yang diperoleh.
Nah, tak jarang, tantangan-tantangan ini membuat Anda kelelahan hingga stres. Belum lagi jika Anda merasa khawatir dengan perkembangan anak bila dibesarkan tanpa sosok ibu atau ayahnya.
Ironisnya, jika Anda terganggu secara emosional, Anda pun menjadi lebih sulit untuk menjalankan kewajiban itu semua.
Bahkan, berbagai dampak buruk juga bisa terjadi pada anak bila Anda tak bisa mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan baik.
Dampak negatif dan positif menjadi single parent
Menjadi single parent memang bukan suatu hal yang buruk. Anda tidak perlu merasa malu jika ini terjadi karena sebagian besar kondisinya bukanlah atas kehendak Anda.
Meski begitu, seperti penjelasan sebelumnya, Anda perlu paham bahwa menjadi single parent bisa memberi dampak positif atau negatif pada anak, tergantung bagaimana pola asuh Anda.
Berikut adalah dampak negatif dari menjadi single parent bila Anda tak menerapkan pola asuh orangtua yang tepat.
- Munculnya gangguan perilaku pada anak.
- Anak merasa tidak percaya diri atau minder saat melihat teman-temannya bersama dengan orangtua mereka yang lengkap.
- Hubungan antara anak dan orangtua tidak sedekat dulu, terutama pada ayah atau ibu yang tidak tinggal bersama anak.
- Anak mengalami stres atau karena sering melihat orangtuanya bertengkar, terutama saat orangtua akan dan baru bercerai.
- Anak bisa mengalami depresi yang ditandai dengan perasaan sedih hingga kecenderungan untuk isolasi diri.
- Terkadang, orangtua dan anak menjadi sulit mandiri karena terlalu saling bergantung.
- Prestasi akademik anak menurun dan lebih mungkin menghadapi berbagai masalah di sekolah.
- Lebih berisiko melakukan tindak kejahatan, terutama pada anak laki-laki.
- Anak cenderung lebih bermasalah dengan tanggung jawab.
Di balik dampak negatif, ada banyak hal positif yang bisa Anda dan anak Anda dapatkan bila menjadi single parent yang tangguh dan berhasil. Berikut adalah dampak positif tersebut.
- Anak menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab.
- Orangtua dan anak menjadi lebih mandiri dan percaya diri.
- Anak dari orangtua tunggal tidak bergantung pada spesifik gender untuk melakukan suatu hal.
- Hubungan antara anak dan orangtua sangat erat.
- Anak terhindar dari masalah perilaku.
- Anak cenderung melakukan aktivitas yang berkualitas bersama orangtua untuk mengisi waktu luang.
Tips menjadi single parent yang tangguh dalam membesarkan anak
Memang tak mudah. Namun, menerapkan tips berikut bisa membantu Anda menjadi single parent yang tangguh dalam membesarkan anak serta bisa mendapatkan dampak positifnya.
1. Jangan menyalahkan diri sendiri
Apa pun yang terjadi, jangan pernah menyalahkan diri Anda sendiri. Anda bukanlah orang yang sempurna dan tak luput dari kesalahan.
Jangan pula Anda memanjakan anak untuk menebus kesalahan yang telah Anda lakukan sebagai orangtua tunggal.
2. Tetap positif
Tidak apa-apa jika Anda ingin memberi tahu kepada anak bahwa Anda sedang mengalami masa sulit selama menjadi single parent ini.
Namun, berita tahu anak dan diri Anda sendiri bahwa semua akan menjadi lebih baik ke depannya. Anda pun sebaiknya fokus pada hal-hal yang perlu Anda lakukan ke depan.
3. Bantu anak beradaptasi
Tidak muda bagi anak Anda untuk menerima kondisi orangtuanya. Apalagi, anak Anda mungkin perlu pindah sekolah atau lingkungan rumah jika Anda bercerai dengan pasangan.
Jadi, buat Anda yang baru mengalami perpisahan dengan pasangan, beri anak waktu untuk beradaptasi, dengarkan keluh kesahnya, dan dukung ia untuk melewati masa-masa ini.
4. Tunjukkan kasih sayang kepada anak
Anda mungkin merasa lelah dengan kegiatan sehari-hari. Namun, jangan lupa untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak dengan memeluk anak dan tersenyum kepadanya.
Puji anak atas apa yang dilakukannya. Sempatkanlah waktu untuk mengobrol dengan anak serta menanyakan kegiatan sehari-hari atau buku dan makanan favoritnya.
5. Luangkan waktu bersama anak
Meski sibuk, sebisa mungkin luangkan waktu bersama anak. Misalnya, bermain bersama anak atau berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan sambil membeli kebutuhan sehari-hari.
Bila sulit, paling tidak Anda bisa melakukan kegiatan sehari-hari yang teratur bersama anak.
Ambil contohya, makan bersama anak di rumah atau membacakan buku cerita sebelum anak tidur.
6. Minta bantuan
Ingat! Menjadi single parent bukan berarti harus menyelesaikan semuanya sendiri. Mintalah bantuan keluarga atau mantan pasangan Anda untuk menjaga anak saat Anda sibuk bekerja.
Anda juga bisa mencari pengasuh atau memilih daycare yang berkualitas dan bisa memberikan stimulasi yang baik untuk tumbuh kembang anak Anda.
7. Tetapkan aturan
Meski single parent, Anda harus tetap konsisten dan tegas dalam mendisiplinkan anak. Buat aturan yang jelas untuk anak Anda dan tetapkan konsekuensinya.
Misalnya, anak harus bicara dengan sopan dan hormat kepada orang lain atau menetapkan waktu kapan anak Anda harus belajar, tidur, makan, dan boleh bermain atau menonton TV.
8. Jangan lupa diri sendiri
Kunci utama menjadi single parent yang tangguh adalah tetap sehat dan bahagia. Ini perlu Anda lakukan dengan makan makanan sehat dan bergizi, cukup istirahat, serta rutin olahraga.
Jauhkan pula diri Anda dari stres dengan meluangkan waktu bagi diri sendiri. Misalnya, dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan menenangkan pikiran.
9. Pastikan anak tetap terhubung dengan kedua orangtuanya
Meski sudah berpisah karena bercerai, pastikan anak Anda tetap mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Jadi, pastikan anak Anda tetap terhubung dengan orangtuanya yang lain dan memiliki waktu bersama. Jangan berikan pandangan negatif kepada anak mengenai mantan pasangan Anda tersebut.
Bila cara-cara tersebut masih sulit diterapkan atau Anda merasa stres yang berkepanjangan, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater untuk mengatasi masalah Anda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]