Bayi terlahir dengan kulit yang jauh lebih sensitif dibanding orang dewasa. Jika Anda tidak hati-hati dalam merawatnya, bisa-bisa justru berbahaya. Itu sebabnya, memahami berbagai fakta tentang kulit bayi bisa jadi salah satu cara untuk menentukan perawatan yang terbaik untuk si Kecil.
Fakta penting seputar kulit bayi dan perawatannya
Ada banyak fakta yang perlu Anda pahami soal kulit bayi, termasuk bayi yang baru lahir. Meski begitu, tidak semua bayi akan mengalami semua fakta-fakta ini.
Bila mengalami pun, kondisinya bisa berbeda. Berikut fakta-fakta seputar kulit bayi yang perlu Anda pahami agar tahu bagaimana cara merawat kulit bayi dengan tepat.
1. Kulit bayi sangat sensitif
Kulit bayi masih sangat tipis, rapuh, dan sensitif. Itulah sebabnya bayi sangat rawan terhadap ruam, eksim, dan iritasi. Kulit bayi baru lahir pun tampak kering hingga berusia 3 bulan.
Oleh karena itu, pilihlah produk perawatan bayi yang pH-nya seimbang, bebas dari bahan kimia dan zat alergi, serta 100% bebas deterjen.
Selain itu, pilihlah pakaian lembut dan nyaman untuknya sehingga mengurangi risiko kulitnya bayi teriritasi dan alergi.
2. Kulit bayi juga bisa jerawatan
Jerawat merupakan kondisi kulit yang umum terjadi pada bayi baru lahir hingga beberapa minggu pertama kehidupannya.
Penyebabnya kelenjar minyak bayi yang terlalu aktif yang menyumbat pori-pori kulit. Namun, jerawat pada bayi umumnya tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya.
Jadi, bayi Anda tidak membutuhkan pengobatan apa pun. Namun, Anda bisa merawat kulitnya dengan membersihkan serta tidak menggunakan losion atau minyak yang dapat menyumbat pori-porinya.
3. Rawan terbakar sinar matahari
Hindari menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung, terutama pada pukul 10 pagi sampai 4 sore.
Pasalnya, kulit bayi sangat peka terhadap sinar matahari dan bisa saja terbakar dengan cepat karena kulitnya belum memproduksi melanin sebagai perlindungan.
Jadi, jika Anda terpaksa membawanya keluar ruangan, lindungi bayi dengan pakaian tipis dan tertutup, topi, serta payung. Sunscreen hanya boleh digunakan setelah usia bayi 6 bulan.
4. Tidak semua bayi punya tanda lahir
Kebanyakan bayi memiliki tanda lahir di kulitnya. Letaknya pun bisa di mana saja. Fakta tanda lahir pada kulit bayi, yaitu sebagian besar kasusnya tidak diwariskan.
Jadi, meskipun Anda memiliki tanda lahir di bagian tubuh tertentu, si Kecil belum tentu juga memilikinya di tempat yang sama, atau bahkan ia juga bisa tidak memilikinya sama sekali.
Umumnya, tanda lahir tidak perlu dikhawatirkan dan tidak perlu perawatan. Namun, jika tanda lahir si Kecil membuat Anda khawatir, bicarakan dengan dokter anak Anda.
5. Kulit kepala bayi bisa berkerak
Kata siapa ketombe hanya muncul pada orang dewasa? Faktanya, kulit kepala bayi juga bisa berkerak atau berketombe (cradle cap) pada tiga bulan pertama kehidupannya.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan dermatitis seboroik yang terjadi karena produksi minyak berlebih. Biasanya, kondisi ini tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan.
Meski begitu, Anda dapat memijat kulit kepala bayi secara lembut dengan krim atau minyak ziatun untuk membersihkannya. Jika kerak semakin memburuk, konsultasikan kepada dokter.
6. Sering muncul biang keringat
Fakta tentang kulit bayi berikutnya yang perlu Anda ketahui, yaitu bayi sering mengalami biang keringat yang ditandai dengan bentol-bentol kecil berwarna merah muda.
Biang keringat pun merupakan masalah kulit pada bayi yang umum terjadi. Ini terjadi karena kelenjar minyak pada bayi belum berkembang sepenuhnya sehingga rentan tersumbat jika kepanasan,
Jika sudah begini, menciptakan ingkungan yang sejuk serta memakaikan pakaian yang tipis dan longgar adalah cara terbaik untuk mengatasinya.
7. Bayi tidak perlu pakai bedak
Banyak orangtua yang memakaikan bedak pada bayinya dengan tujuan ingin membuat kulit bayi lebih lembut, wangi, dan terhindar dari biang keringat.
Fakta yang perlu Anda ketahui yakni bedak tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh bayi, termasuk untuk kulit bayi baru lahir.
Sebab, bayi dapat menghirup butiran bedak yang sangat halus. Hal ini membuatnya rentan mengalami masalah paru-paru.
8. Jangan terlalu sering memandikan bayi
Kulit bayi yang terlalu sering bersentuhan dengan air bisa mengikis kadar minyak alami pada tubuhnya.
Padahal, minyak tersebut merupakan pelembap alami yang bisa menjaga kulitnya dari kekeringan. Jadi, sebaiknya jangan terlalu sering memandikan bayi Anda.
Melansir John Hopkins Medicine, memandikan bayi 2—3 kali seminggu sebenarnya sudah cukup. Namun, Anda bisa menyesuaikan frekuensi mandi dengan kondisi bayi.
Gunakan air keran hangat selama 5—10 menit dengan sabun khusus bayi yang lembut tanpa pewangi.
9. Ruam popok itu bisa dicegah
Jika bayi Anda memiliki kulit merah di sekitar selangkangan, itu tandanya ia mengalami ruam popok. Ruam pokok terjadi akibat iritasi yang terjadi karena hal berikut.
- Memakai popok yang terlalu ketat.
- Memakai popok basah yang terlalu lama.
- Penggunaan sabun yang keras.
Ironisnya, banyak orangtua baru yang keliru menganggap semua bayi pasti kena ruam popok. Padahal, fakta yang perlu Anda ketahui, ruam popok pada kulit bayi sangat bisa dicegah.
Cara mencegah ruam popok
- Ganti popok sesering mungkin dan segera setelah bayi buang air besar.
- Bersihkan seluruh bagian kulit yang tertutup popok dan selalu keringkan secara menyeluruh.
- Jangan menggunakan bedak.
- Cuci tangan Anda setiap sebelum dan sesudah mengganti popok.
- Jangan pakaikan popok terlalu ketat.
- Jangan biarkan bayi Anda selalu memakai popok. Kulit bayi juga memerlukan sirkulasi udara yang baik agar bisa “bernapas”. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan kena udara, risiko ruam popok juga makin berkurang.
[embed-health-tool-vaccination-tool]