Pusar bayi berdarah adalah salah satu kondisi yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Hal ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan jika terjadi pada buah hati Anda.
Namun, sebenarnya ini adalah kondisi yang dapat dicegah. Lantas, kenapa pusar bayi bisa berdarah dan bagaimana cara mencegahnya? Untuk mengetahui jawabannya lebih jelas, simak ulasan di bawah ini.
Penyebab pusar bayi berdarah
Pada dasarnya, tali pusar pada bayi baru lahir akan dipotong dan hanya akan tersisa sedikit atau biasa dikenal dengan tunggul pusar.
Tunggul pusar ini biasanya akan mengering dan lepas dengan sendirinya setelah 5—15 hari. Meski demikian, saat tunggul pusar ini ingin lepas, darah bisa saja keluar dari pusar bayi.
Apakah normal pusar bayi berdarah?
Nah, berdarahnya pusar bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab tali pusar bayi berdarah.
1. Tali pusat yang belum kering sempurna
Ketika lahir, tali pusar bayi akan dipotong. Setelah dipotong, pusar ini biasanya membutuhkan waktu untuk mengering sendirinya.
Akan tetapi, saat tali pusar tidak kering dengan sempurna, risiko pusar bayi keluar darah pun akan meningkat.
2. Infeksi pada pusar
Tali pusar bayi berdarah juga bisa disebabkan oleh infeksi. Hal ini terjadi karena kurangnya menjaga dan merawat tali pusar bayi yang akhirnya meningkatkan risiko infeksi.
Selain mengeluarkan sedikit darah, melansir Pregnancy Birth Baby, tanda infeksi pada pusar mungkin termasuk kemerahan, pembengkakan, lengket, dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
3. Pemotongan tali pusat yang tidak tepat
Pemotongan tali pusat yang tidak tepat, misal terlalu pendek atau tinggi, juga dapat menjadi penyebab kenapa pusar bayi berdarah.
Tidak hanya cara memotongnya yang tidak tepat, pemotongan yang tidak steril juga dapat meningkatkan risiko infeksi yang tentunya dapat menyebabkan pusar berdarah.
4. Iritasi atau gesekan yang berlebihan
Penyebab tali pusar bayi berdarah yang selanjutnya adalah adanya iritasi pada kulit bayi. Hal ini biasanya terjadi karena tali pusar yang terus-menerus mengalami gesekan, seperti dari popok yang terlalu ketat.
Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko tali pusar bayi mengalami perdarahan hingga peradangan.
5. Granuloma pusar
Terkadang, alih-alih mengering sepenuhnya, tali pusar dapat membentuk jaringan parut berwarna merah muda yang biasa dikenal dengan granuloma umbilikalis.
Kondisi ini bisa menjadi sumber tali pusar mengalami perdarahan yang biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- tali pusar yang mengeluarkan cairan bening atau kuning,
- benjolan timbul keluar, hingga
- iritasi ringan pada area sekitar pusar.
Bagaimana cara mengatasi pusar bayi berdarah?
- Sebagai cara mengatasi pusar bayi berdarah setelah puput, Anda bisa menekan tali pusar dengan kasa steril atau kain bersih. Biasanya setelah ini, perdarahan akan segera berhenti.
- Bila orangtua melihat tanda-tanda perdarahan tidak normal pada pusar bayi disertai dengan gejala infeksi, sebaiknya segera temui dokter anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Bagaimana cara mencegah pusar bayi berdarah?
Sebagai orangtua, sebaiknya Anda harus memastikan tali pusar bayi tetap bersih dan kering selama beberapa minggu pertama setelah lahir.
Dengan begitu, tali pusar akan lepas dengan sendirinya tanpa terjadinya perdarahan. Nah, untuk mencegah hal tersebut terjadi, berikut ini adalah beberapa cara yang mungkin dapat Anda coba.
1. Membersihkan dengan lembut
Untuk membersihkan area pusar bayi, Anda dapat menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan air. Bila terkena kotoran (feses atau urine), pusar bisa dibersihkan dengan sabun bayi yang lembut.
Hindari penggunaan alkohol atau produk yang justru dapat menyebabkan tali pusar mengalami iritasi yang dapat memicu terjadinya perdarahan.
2. Jaga kebersihannya
Selain itu, untuk mencegah pusar bayi berdarah Anda juga perlu menjaga kebersihan area pusar dengan benar.
Sebaiknya jaga kulit area tersebut tetap kering dan terhindar dari kotoran. Mengganti popok secara teratur dapat menjadi cara yang tepat untuk menjaga area pusar tetap bersih.
3. Pasang popok dengan benar
Bukan cuma rutin mengganti popok, pastikan juga popok bayi telah dipasang dengan benar untuk menghindari iritasi akibat gesekan antara popok dan pusar.
Pastikan popok si Kecil dipasang tidak terlalu kencang atau tidak menyentuh dan menekan sisa tali pusar.
4. Hindari memotong tanggul pusar terlalu cepat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya tanggul pusar ini akan lepas dengan sendirinya. Jadi, hindari untuk tergesa-gesa memotong tali pusat.
Lebih baik, biarkan tanggul pusar ini kering dan lepas dengan sendirinya. Dengan begitu, risiko terjadinya pusar bayi berdarah pun dapat berkurang.
Pada dasarnya, merawat pusar bayi baru lahir memerlukan perhatian khusus dan pemahaman yang tepat. Dengan demikian orangtua dapat memberikan perawatan yang tepat dan memastikan kesehatan si Kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]