Bayi belum memiliki kendali dan koordinasi yang sempurna, sehingga sering terjadi kecelakaan ringan, seperti jatuh, menabrak sesuatu, atau kepala bayi terbentur. Peristiwa tersebut pasti membuat orangtua khawatir. Untuk memudahkan orangtua dalam menanganinya, berikut beberapa hal yang perlu diketahui seputar kepala bayi yang terbentur.
Mengapa kepala bayi dan batita sering terbentur?
Mengutip dari Mott Children’s Hospital, kebanyakan kepala bayi terbentur ketika sedang melatih perkembangan motorik bayi, seperti belajar berguling, merangkak, atau berjalan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kepala bayi lebih sering terbentur yaitu:
- Bayi belum bisa mengendalikan gerakan kepalanya.
- Otot leher bayi belum terbentuk sempurna.
- Kaki bayi dan batita lebih pendek dibanding tubuh yang memengaruhi gravitasi
Kebanyakan kasus benturan kepala yang dialami bayi dan batita tidak bersifat serius. Luka yang dialami biasanya hanya terbentuk pada kulit kepala atau wajah.
Namun, karena kepala bayi dan batita masih lunak dan dalam tahap perkembangan, benturan sedikit saja bisa mengakibatkan luka yang kelihatannya gawat.
Saat kepala bayi terbentur, mungkin akan mengalami benjol, memar, atau lecet. Luka seperti ini biasanya hilang dalam waktu seminggu.
Sementara itu, jika benturannya sangat keras dan serius, si kecil mungkin mengalami luka dalam.
Luka dalam meliputi tengkorak retak atau patah, pembuluh darah pecah, atau kerusakan pada otak. Dalam beberapa kasus, luka dalam yang juga dikenal dengan istilah trauma pada kepala (gegar otak) bisa berakibat fatal.
Menurut Elizabeth C. Powell, juru bicara American Academy of Pediatrics (AAP), cedera traumatis seperti gegar otak jarang terjadi pada anak-anak.
“Tengkorak sangat menjaga bagian dalamnya. Bahkan bila retak, tengkorak akan memperbaiki sendiri. Kecuali ada perdarahan di otak,” jelas Powell mengutip dari Riley Children’s.
Meski begitu, orangtua perlu waspada terhadap efek setelah kepala anak terbentur.
Tanda kepala bayi terbentur yang ringan dan parah
Perhatikan bayi dan batita setelah kepala terbentur. Gejala-gejala yang normal setelah kepalanya terbentur antara lain adalah:
- Menangis
- Muncul benjolan, memar, luka lecet atau luka yang terbuka
- Mengantuk (karena kelelahan menangis atau menahan sakit)
Selain gejala ringan, kondisi kepala bayi yang terbentur juga bisa masuk di level parah dan membahayakan.
Berikut beberapa tandanya:
- Hilang kesadaran
- Muntah
- Sulit dibangunkan saat tidur
- Bayi sulit bernapas
- Telinga berdenging
- Perdarahan atau keluar cairan bening dari hidung, telinga, atau mulut
- Gangguan penglihatan, pendengaran, dan wicara
- Lemas, kehilangan tenaga, atau tidak bisa bergerak (lumpuh)
- Hilang keseimbangan
- Pupil mata membesar
- Rewel dan sulit ditenangkan (karena sakit pada leher atau kepala)
- Kejang atau step
- Ada luka yang terbuka cukup parah sehingga butuh jahitan
American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan untuk membawa anak ke dokter bila benturan kepala menimbulkan bekas kemerahan berwarna terang sampai hilang kesadaran.
Jika si kecil menunjukkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera bawa ke instalasi gawat darurat dan hubungi dokter anak.
Cara menangani kepala bayi terbentur di rumah
Bila benturan tidak terlalu parah, segera tangani luka atau bagian kepala yang cedera. Mengutip dari Kids Health, berikut ini panduan menangani kepala bayi terbentur yang bisa dilakukan di rumah:
kompres air dingin
Bila ada bekas luka setelah si kecil terbentur, seperti memar atau lebam, Anda bisa mengompres area tersebut dengan air dingin.
Caranya, sediakan es batu dan balut dengan kain lembut. Kompres bagian yang luka atau terbentur sekitar kira-kira 20 menit. Anda bisa mengompres luka tersebut setiap 3-4 jam sekali.
Bersihkan luka
Kalau ada luka yang terbuka, bersihkan kulit bayi dengan air hangat dan sabun. Setelah bersih dan kering, oleskan salep khusus bayi untuk mencegah infeksi.
Lalu tutup luka tersebut dengan plester atau kain lembut. Anda harus rutin mengganti plester sambil memeriksa kalau lukanya justru tambah parah.
Istirahat sambil periksa nafas si kecil
Setelah membersihkan luka dan mengompres dengan air dingin, biarkan bayi beristirahat. Namun periksa napas si kecil saat sedang tidur, apakah masih responsif dan tetap bernapas seperti biasa.
Kalau bayi tidak bisa dibangunkan, segera cari bantuan gawat darurat.
Berikan parasetamol
Untuk mengurangi rasa sakit, Anda bisa memberikan paracetamol khusus bayi dan anak dengan dosis yang wajar. Namun, sebaiknya konsultasikan pada dokter anak untuk memastikan obat apa yang aman dikonsumsi.
Percayalah pada insting Anda sebagai orangtua. Jika sikap anak tampak aneh setelah terbentur, susah makan, dan selalu rewel, periksakan ke dokter anak.
Cara mencegah kepala bayi terbentur
Sulit untuk menjaga bayi dan batita dari kecelakaan di rumah, seperti terbentur. Namun orangtua bisa membantu mencegahnya dengan membuat area rumah aman untuk anak.
Sebagai contoh, memakai matras atau playmat di area bermain bayi, agar saat kepalanya terbentur lantai ketika merangkak, tidak langsung ke lantai.
Bisa juga dengan memakaikan pelindung siku untuk sudut meja yang tajam. Ini membuat kepala bayi lebih aman dari benturan saat berjalan.
Untuk anak batita atau bayi usia 2-3 tahun, Anda bisa memakaikan helm dan pelindung siku saat ia sedang bermain sepeda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]