Saat sedang menyusui, ibu perlu lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Hal ini karena makanan yang dikonsumsi bukan hanya akan dinikmati oleh ibu, tetapi juga dapat berpengaruh kepada si kecil. Bahkan, bayi bisa mengalami berbagai penyakit jika ibu mengonsumsi makanan yang tidak tepat untuk bayi. Agar lebih aman, ketahui beberapa pantangan makanan untuk ibu menyusui di bawah ini!
Apa saja pantangan makanan untuk ibu menyusui?
Makanan yang dikonsumsi ibu bisa masuk ke dalam ASI sebagai nutrisi. Selain itu, rasa ASI juga dapat dipengaruhi oleh rasa makanan tersebut.
Memang, katanya mengonsumsi beragam makanan selama ibu menyusui bisa membantu bayi terbiasa dengan rasa makanan ketika diberi MPASI.
Namun, perlu diingat bahwa kandungan yang ada di dalam makanan tersebut juga dapat masuk ke dalam tubuh bayi.
Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan mengandung gizi seimbang.
Dengan begitu, nutrisi bayi dapat terpenuhi dan bayi bisa bertumbuh kembang dengan baik.
Selain memilih makanan yang sehat untuk dikonsumsi, ada baiknya ibu juga membatasi atau menghindari makanan yang menjadi pantangan untuk ibu menyusui.
Beberapa makanan perlu dihindari atau dibatasi jumlah konsumsinya oleh ibu yang sedang menyusui karena berisiko menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada bayi.
Berikut ini adalah makanan yang perlu dibatasi atau dilarang untuk ibu menyusui.
1. Susu
Meski jarang, alergi susu sapi dapat terjadi melalui ASI. 1 dari 200 bayi dapat mengalami alergi susu sapi dari protein susu sapi di dalam ASI.
Namun, hal ini tidak menjadikan makanan dari susu sapi tidak boleh untuk ibu menyusui
Dilansir dari Babycentre, protein susu sapi yang mungkin terkandung dalam ASI umumnya 100.000 kali lebih rendah dari yang ada di dalam susu sapi.
Maka itu, susu bukan menjadi makanan pantangan untuk ibu menyusui. Hanya saja, disarankan bagi ibu untuk membatasi jumlah konsumsi makanan dan minuman yang mengandung susu sapi setiap harinya selama menyusui.
2. Kafein
Sama seperti susu, minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, minuman berenergi (energy drink), dan minuman bersoda, juga dapat terkandung ke dalam ASI.
Selain minuman, makanan yang mengandung kafein, seperti coklat, pun bisa ada di ASI.
Efek samping kafein pada bayi dapat menyerupai efek samping pada orang dewasa. Bayi dapat menjadi rewel, gelisah, hingga sulit tidur.
Efek tersebut dapat timbul jika ibu mengonsumsi kafein secara berlebihan hingga sekitar 10 gelas sehari.
Hal ini karena tubuh bayi lebih lambat dalam menyerap dan membuang kafein dari dalam tubuh.
Untuk menghindari efek samping kafein pada bayi, ibu harus membatasi konsumsi kafein per hari menjadi 2 sampai 3 gelas, atau kurang dari 300 gram.
3. Alkohol
Alkohol yang dikonsumsi akan masuk ke dalam aliran darah, kemudian masuk ke ASI. Kadar alkohol yang rendah di dalam ASI sudah cukup berbahaya bagi bayi.
Oleh karena itu, jangan menyusui bayi setelah minum minuman beralkohol. Ini termasuk salah satu pantangan makanan dan minuman untuk ibu menyusui.
Alkohol umumnya baru bisa dikeluarkan seluruhnya dari dalam tubuh setelah beberapa jam, tergantung berat badan ibu dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention, biasanya 1 gelas alkohol dapat terkandung di dalam ASI selama 2-3 jam.
Sementara untuk 2 gelas alkohol bisa berada di dalam ASI selama 4-5 jam dan 3 gelas alkohol bertahan selama 6-8 jam di dalam ASI.
Jika ingin mengonsumsi alkohol, disarankan untuk menunggu hingga bayi berusia beberapa bulan atau tahun, silakan konsultasikan hal ini dengan dokter Anda.
Sebab, beberapa minggu pertama setelah kelahiran merupakan waktu yang penting untuk melatih kebiasaan menyusui dengan bayi.
Sebelum mengonsumsi alkohol, penting untuk memperhatikan langkah-langkah berikut ini.
- Beri ASI pada bayi sebelum minum alkohol.
- Perah ASI sebelumnya dan berikan kepada bayi menggunakan botol susu.
Untuk batas jumlah alkohol yang boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui, berikut adalah keterangannya.
- Jangan minum lebih dari 11 gelas per minggu.
- Beri jeda waktu minum alkohol dan jangan berturut-turut.
- Jangan minum alkohol selama 2 hari setiap minggu.
Tingkat konsumsi alkohol yang tinggi telah terbukti mengurangi produksi ASI hingga 20%.
Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dan sering selama menyusui telah dikaitkan dengan beberapa hal.
Alkohol berisiko meningkatkan gangguan pola tidur, keterlambatan keterampilan psikomotor, dan keterlambatan kognitif bayi di kemudian hari.
4. Ikan
Makanan laut, seperti ikan, dapat menjadi sumber protein dan asam lemak omega 3 yang baik untuk bayi.
Akan tetapi, ikan juga mengandung merkuri yang jika dikonsumsi terlalu banyak dapat memengaruhi sistem saraf dan perkembangan otak.
Berdasarkan jurnal Nutrients, jika ingin makan ikan saat sedang menyusui, pilih ikan yang berukuran lebih kecil dan bukan merupakan jenis ikan predator.
Namun, untuk ikan yang mengandung banyak minyak, seperti tuna, salmon, trout, makarel, sarden, dan herring, sebaiknya hanya dikonsumsi 2 kali seminggu, atau sekitar 140 gram.
Ketika hamil, ibu dilarang untuk makan ikan mentah. Pada saat menyusui, ikan tidak menjadi makanan pantangan untuk ibu menyusui. Ibu dapat kembali mengonsumsi ikan mentah, tetapi harus yang masih segar.
5. Makanan yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi
Bagi sebagian orang, terutama yang menderita sindrom iritasi usus besar, makanan dengan kadar karbohidrat dan gula yang tinggi dapat menyebabkan sakit perut dan kembung.
Ini tidak menutup kemungkinan terjadi pada bayi. Makanan yang memicu kembung bisa membuat bayi menjadi rewel.
Beberapa makanan yang tinggi karbohidat dan gula, yaitu:
- apel,
- ceri,
- mangga,
- persik,
- bawang bombai,
- bawang putih,
- kol,
- kacang polong,
- jamur,
- gandum, dan
- produk dari susu.
Meski begitu, makanan tersebut tidak harus menjadi pantangan untuk ibu menyusui. Sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mengurangi makanan tinggi karbohidrat dan gula.
Ini karena makanan tersebut juga mengandung banyak nutrisi yang baik untuk bayi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]