backup og meta

Hipoplasia Payudara: Gejala hingga Tips Menyusui yang Tepat

DefinisiGejalaPenyebabCara mengatasiTips menyusui

Sebagai busui, pernahkah Anda merasa ukuran payudara berbeda sejak sebelum hamil atau bahkan setelah menyusui? Terkadang satu sisi terasa lebih kecil atau bentuknya tak berubah seperti yang diharapkan. Meski banyak yang mengira ini hal biasa, bisa jadi tubuh sedang memberi sinyal tentang suatu kondisi, yaitu hipoplasia payudara. Ketahui selengkapnya di sini.

Apa itu hipoplasia payudara?

Hipoplasia payudara atau insufficient glandular tissue (IGT) adalah kondisi di mana jaringan kelenjar payudara tidak berkembang dengan cukup selama masa pubertas atau kehamilan. 

Kondisi ini mengakibatkan produksi ASI rendah meski faktor-faktor lain, seperti posisi menyusui dan jadwal menyusui, sudah diperhatikan dengan benar.

Kondisi ini biasanya baru terdeteksi ketika ibu kesulitan menghasilkan cukup ASI setelah melahirkan. 

Payudara dengan hipoplasia bisa memiliki bentuk atau ukuran yang berbeda. Namun, terkadang kondisi ini tidak terlihat perbedaannya secara fisik. 

Beberapa payudara pun mungkin tampak normal atau bahkan besar, tetapi sebenarnya hanya mengandung jaringan lemak, bukan jaringan kelenjar yang berperan dalam memproduksi ASI

[embed-health-tool-baby-poop-tool]

Gejala hipoplasia payudara

warna cokelat di sekitar payudara

Salah satu tanda yang paling jelas saat wanita mengalami IGT adalah memiliki pasokan ASI yang rendah, meski ia tahu cara menyusui yang benar. 

Namun, melansir dari Australian Breastfeeding Association, berikut adalah beberapa gejala fisik lain yang bisa menjadi tanda seseorang mengalami hipoplasia payudara. 

  • Jarak datar lebih dari 4 cm antara kedua payudara. Biasanya, payudara akan sedikit saling mendekat atau memiliki jarak yang lebih kecil, tetapi tidak lebih dari 4 cm. 
  • Salah satu payudara lebih besar. 
  • Payudara berbentuk tubular, yaitu bentuk payudara akan terlihat lebih ramping dan memanjang, bukan bulat. 
  • Bentuk areola besar dan menonjol, yaitu ketika areola terlihat lebih besar dari ukuran normal dan bisa tampak lebih menonjol atau menggembung. 
  • Bentuk payudara terdapat perubahan selama kehamilan atau setelah melahirkan. 

Namun, pada beberapa kasus, ada ibu yang mungkin mengalami satu atau bahkan lebih gejala fisik di atas, tetapi tidak menghadapi masalah dalam produksi ASI yang cukup. 

Sebaliknya, ada juga ibu yang tidak menunjukkan tanda-tanda hipoplasia payudara, tetapi tetap mengalami pasokan ASI yang rendah.

Penyebab hipoplasia payudara

kenapa puting payudara hitam

Berikut adalah beberapa penyebab hipoplasia payudara pada ibu menyusui. 

1. Faktor genetik 

Secara genetik, beberapa wanita memiliki kecenderungan bawaan untuk mengalami hipoplasia payudara, yaitu ketika jaringan pembuat ASI tidak berkembang sempurna selama masa pubertas

2. Ketidakseimbangan hormon 

Ketidakseimbangan hormon saat masa pertumbuhan juga dapat mengganggu perkembangan payudara, khususnya jika hormon-hormon penting seperti estrogen dan progesteron tidak diproduksi dengan cukup. 

3. Paparan bahan kimia 

Paparan bahan kimia pengganggu hormon (endocrine disruptors) sejak dini serta obesitas saat masa kanak-kanak juga dapat berdampak negatif terhadap pembentukan jaringan kelenjar payudara di kemudian hari. 

4. Komplikasi saat melahirkan 

Faktor lainnya termasuk komplikasi saat melahirkan, seperti perdarahan hebat setelah persalinan, yang bisa memengaruhi kemampuan tubuh memproduksi ASI.

5. Kondisi medis tertentu

Beberapa kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), hipotiroidisme, dan masalah insulin juga dapat menghambat perkembangan jaringan payudara. 

Kekurangan hormon progesteron setelah ovulasi, atau yang dikenal dengan cacat fase luteal, menjadi salah satu penyebab yang sering ditemukan pada ibu dengan IGT.

Cara mengatasi hipoplasia payudara

perawatan hormon estrogen rendah

Mengatasi hipoplasia payudara dapat melibatkan berbagai pendekatan, mulai dari terapi hormon hingga operasi.

Terapi hormon hipoplasia payudara, misal penggunaan estrogen, progesteron, atau agen prolaktogenik seperti domperidone, dapat membantu merangsang aktivitas jaringan kelenjar payudara pada sebagian ibu.

Selain itu, tindakan operasi rekonstruksi payudara bisa menjadi pilihan pada kasus tertentu untuk memperbaiki bentuk dan struktur payudara.

Namun, tindakan operasi ini mungkin tidak secara langsung meningkatkan produksi ASI.

Terlepas dari pilihan medis di atas, ibu menyusui yang mengalami kekurangan jaringan kelenjar payudara tetap berfokus pada upaya memaksimalkan produksi ASI yang ada.

Dukungan strategi menyusui seperti stimulasi rutin, penggunaan alat bantu laktasi, serta metode pemberian makan alternatif di samping menyusui langsung, dapat sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.

Tips menyusui bagi ibu dengan hipoplasia payudara

mitos ibu menyusui

Agar dapat menyusui si Kecil, ibu dengan hipoplasia payudara mungkin dapat mencoba berbagai cara di bawah ini.

1. Mengoptimalkan produksi ASI

Meskipun jaringan kelenjar payudara terbatas, Ibu tetap dapat berupaya memaksimalkan produksi ASI melalui beberapa langkah penting. 

Ini di antaranya menyusui atau memompa ASI secara rutin setiap 2–3 jam, termasuk pada malam hari, serta memastikan pelekatan dan posisi menyusui sudah benar dan nyaman.

Jika tidak, hal ini bisa menjadi penyebab payudara bengkak yang mengganggu kenyamanan selama menyusui, dan bahkan meningkatkan risiko mastitis laktasi, yaitu peradangan pada jaringan payudara akibat penumpukan ASI atau infeksi.

2. Lakukan skin to skin dengan bayi 

Kontak kulit ke kulit sangat penting untuk memperkuat ikatan antara Ibu dan bayi serta merangsang produksi ASI. 

Menyusui secara langsung setelah kelahiran (atau segera setelah memungkinkan) dengan frekuensi yang tinggi dapat membantu bayi belajar menyusu dengan baik dan mendukung tubuh Ibu dalam memproduksi ASI.

3. Keluarkan kolostrum sebelum bayi lahir

Kolostrum adalah ASI pertama yang keluar setelah melahirkan dan sangat bernutrisi bagi bayi. Beberapa ibu memilih untuk memerah kolostrum sebelum melahirkan, terutama jika ada risiko produksi ASI yang rendah setelah kelahiran. 

Hal ini bisa membantu memastikan bayi tetap mendapatkan nutrisi yang optimal segera setelah lahir.

4. Alternatif pemberian ASI

Jika produksi ASI terbatas, pemberian susu formula mungkin diperlukan, dengan catatan telah berkonsultasi kepada dokter.

Selain itu, menggunakan ASI dari donor menjadi pilihan untuk memastikan bayi mendapat manfaat maksimal dari ASI.

5. Berkonsultasi kepada dokter 

Berkonsultasi kepada dokter atau ahli laktasi adalah salah satu cara mengatasi payudara bengkak hingga hipoplasia payudara pada busui yang menyebabkan produksi ASI sedikit. 

Nantinya, ahli laktasi dapat memberikan panduan dan dukungan yang tepat sesuai dengan kondisi tubuh Ibu. 

Dengan langkah-langkah yang tepat dan bimbingan dari konsultan laktasi, ibu dengan hipoplasia payudara tetap dapat memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Kesimpulan

  • Hipoplasia payudara adalah kondisi kurangnya jaringan kelenjar payudara yang dapat menyebabkan produksi ASI rendah.
  • Gejalanya bisa terlihat dari bentuk fisik payudara atau hanya terdeteksi saat menyusui tidak berjalan optimal.

  • Penyebabnya beragam, mulai dari faktor genetik, hormonal, hingga kondisi medis tertentu.
  • Meski tantangan menyusui bisa muncul, ada banyak cara untuk mengoptimalkan produksi ASI dan memberikan nutrisi terbaik bagi bayi. Konsultasi kepada konselor laktasi sangat penting untuk mendapatkan panduan dan dukungan yang sesuai.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Zion.Tankard. (2023). Insufficient Glandular Tissue (IGT). Retrieved April 24, 2025, from https://llli.org/news/insufficient-glandular-tissue-2/

Insufficient Glandular Tissue. (2025). Retrieved April 24, 2025, from https://physicianguidetobreastfeeding.org/mythbusters/insufficient-glandular-tissue/

Insufficient glandular tissue (breast hypoplasia). (n.d.). Retrieved April 24, 2025, from https://www.breastfeeding.asn.au/resources/insufficient-glandular-tissue-breast-hypoplasia

Hypoplasia. (2023). Retrieved April 24, 2025, from https://llli.org/breastfeeding-info/hypoplasia/

What Are Tubular Breasts? (2025). Retrieved April 24, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/tubular-breasts

Breast Hypoplasia. (N.d.). Retrieved April 24, 2025, from https://radiopaedia.org/articles/breast-hypoplasia

Breast hypoplasia (Concept Id: C0266013) – MedGen – NCBI. (n.d.). Retrieved April 24, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/medgen/75594

Versi Terbaru

30/04/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

9 Pilihan Nipple Cream Ibu Menyusui yang Aman untuk Bayi

10 Camilan Pelancar ASI yang Bisa Ibu Coba sebagai ASI Booster


Ditinjau oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 30/04/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan