Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Durian merupakan salah satu buah yang digemari di Indonesia berkat rasanya yang khas dan manis. Namun, banyak orang bertanya-tanya, bolehkah ibu menyusui makan durian mengingat ada begitu banyak hal yang mesti dipertimbangkan? Simak faktanya di sini!
Jawaban singkatnya ya. Ibu menyusui sebenarnya boleh makan durian, tetapi dengan berbagai pertimbangan.
Pasalnya, kandungan gula pada durian cukup tinggi sehingga disarankan untuk dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Selain itu, beberapa orang mungkin punya reaksi alergi terhadap durian, meskipun cukup jarang terjadi.
Jika belum pernah mencicipi durian sebelumnya, pertimbangkan untuk mencobanya dalam jumlah sedikit. Setelah itu, amati apakah ada reaksi alergi usai makan durian atau tidak.
Setelah mengetahui jawaban dari bolehkah ibu menyusui makan durian, tentu Anda ingin tahu apa saja manfaat yang bisa didapatkan.
Ini terutama yang berkaitan dengan pemberian ASI untuk si Kecil.
Dengan begitu, Anda bisa lebih memahami mengapa buah durian dikonsumsi oleh banyak ibu menyusui. Berikut manfaatnya.
Salah satu manfaat dari makan durian untuk ibu menyusui adalah bisa meningkatkan produksi ASI.
Hal ini disebutkan dalam wawancara yang dimuat dalam jurnal Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences.
Beberapa ibu telah berbagi pengalaman positif dengan mengonsumsi durian selama menyusui. Mereka merasa bahwa buah ini dapat memperlancar produksi ASI mereka.
Sayangnya, belum ada penelitian yang membuktikan secara khusus durian mempunyai efek langsung pada produksi ASI.
Durian merupakan salah satu buah yang kaya akan nutrisi, termasuk vitamin C dan antioksidan.
Keduanya memberikan dukungan tambahan pada sistem kekebalan tubuh, termasuk ibu menyusui.
Vitamin C berperan penting dalam menjaga sistem imun, sedangkan antioksidan melindungi tubuh dari kerusakan radikal bebas.
Dengan mengonsumsi durian, ibu menyusui bisa membantu menjaga kesehatan tubuhnya.
Mengingat jawaban dari pertanyaan bolehkah ibu menyusui makan durian adalah ya, Anda mungkin bertanya-tanya apakah buah ini baik untuk kesehatan.
Untungnya, durian tidak hanya lezat, melainkan juga membantu melancarkan sistem pencernaan.
Begini, kandungan serat yang tinggi dalam durian bisa mengurangi risiko sembelit dan mencegah masalah pencernaan lainnya. Sebagai contoh, perut kembung atau kram.
Tidak hanya itu, serat ini membantu mengendalikan kolesterol dalam darah yang penting untuk kesehatan jantung.
Tahukah Anda bahwa durian ternyata bisa membantu mencegah anemia termasuk pada ibu menyusui?
Faktanya, durian mengandung folat yang cukup tinggi untuk produksi hemoglobin dalam darah.
Meskipun kadar zat besi pada durian cukup rendah, senyawa ini masih berperan penting dalam proses produksi hemoglobin. Dengan begitu, ibu menyusui bisa terhindar dari risiko anemia.
Siapa sangka buah durian ternyata bisa menjaga kesehatan tulang? Meskipun kandungan kalsium di dalamnya tidak banyak, durian justru kaya akan kalium yang penting.
Kalium ini membantu mengatur distribusi dan pengendapan kalsium dalam tulang. Hal tersebut juga mencegah kehilangan kalsium yang berlebihan ke dalam darah.
Walau begitu, durian tidak menggantikan kebutuhan kalsium dari sumber yang lain. Jadi, tetap konsumsi makanan tinggi kalsium saat menyusui untuk menjaga kesehatan tulang.
Jika Anda memutuskan untuk mengonsumsi durian selama masa menyusui, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari masalah kesehatan saat menyusui.
Berikut hal-hal yang dimaksud.
Pastikan juga Anda tetap memenuhi kebutuhan gizi selama menyusui. Walaupun durian bermanfaat untuk sebagian orang, buah ini bukan satu-satunya makanan yang ibu menyusui konsumsi.
Selain itu, perlu diperhatikan pula mengenai jumlah durian yang Anda konsumsi saat menyusui.
Jadi, pertanyaan dari bolehkah ibu makan durian memang sudah terjawab. Buah ini menjadi sumber potensial nutrisi tambahan yang tepat.
Namun, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
IklanApakah artikel ini membantu?
IklanIklan
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar