Memenuhi kebutuhan cairan atau minum setiap harinya bukan hanya diperlukan bagi orang dewasa, tetapi juga untuk bayi. Ya, selain mencukupi asupan nutrisi dari ragam makanan, kebutuhan gizi harian si Kecil juga kurang lengkap tanpa terpenuhinya asupan cairan. Lantas, berapa jumlah kebutuhan cairan bayi yang ideal? Berikut ulasannya.
Berapa kebutuhan cairan bayi?
Bayi yang baru lahir sampai berusia 6 bulan tidak membutuhkan cairan apa pun kecuali ASI.
Selama masa tersebut, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi tanpa tambahan makanan maupun minuman lainnya.
Sementara untuk bayi yang berusia 7 bulan sampai 2 tahun, pemberian cairan tidak hanya berasal dari ASI, tetapi juga bisa dari air putih.
Berikut kebutuhan cairan harian bayi, termasuk bayi baru lahir atau neonatus, berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019 dari Kementerian Kesehatan RI.
Usia | Angka kebutuhan (ml) |
---|---|
0—5 bulan | 700 (hanya bersumber dari ASI) |
6—11 bulan | 900 |
12 bulan atau 1 tahun | 1.150 |
Bayi di bawah usia 6 bulan atau yang masih dalam masa pemberian ASI eksklusif punya waktu atau jadwal menyusui tersendiri.
Menerapkan waktu atau jadwal menyusui bagi bayi yang masih dalam masa pemberian ASI eksklusif terbilang penting guna memastikan kebutuhan ASI-nya tercukupi dengan baik.
Menurut badan kesehatan dunia atau WHO, memberikan air kepada bayi yang belum genap berusia 6 bulan membuatnya berisiko mengalami diare dan kurang gizi.
Ini karena air bisa saja tidak benar-benar bersih sehingga mengakibatkan bayi mengalami infeksi.
Bukan itu saja, memberi asupan air untuk bayi yang sedang dalam masa ASI eksklusif membuatnya berhenti menyusui lebih cepat.
Tidak menutup kemungkinan, hal tersebut akan memperbesar peluang bayi untuk mengalami kurang gizi. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena sebenarnya lebih dari 80% kandungan ASI terdiri atas air.
Itu sebabnya, ASI disebut sebagai makanan sekaligus minuman terbaik bagi bayi yang belum berusia 6 bulan.
Bahkan saat sedang berada di iklim yang panas sekali pun, bayi yang masih dalam masa ASI eksklusif tetap tidak diperkenankan mendapat asupan air.
Tahukah Anda?
Apa akibatnya jika kebutuhan cairan bayi tidak terpenuhi?
Jika bayi yang belum berusia 6 bulan tidak diperbolehkan untuk mendapat asupan selain ASI, termasuk air putih, bayi di atas usia 6 bulan justru sebaliknya.
Setelah usia si Kecil masuk ke masa perkenalan dengan makanan pendamping ASI (MPASI), inilah saatnya Anda memenuhi kebutuhan cairan bayi.
Sama halnya seperti orang dewasa, bayi yang mengalami kekurangan cairan tubuh dapat mengalami dehidrasi dengan tingkat ringan, sedang, hingga berat.
Perhatikan bila si Kecil terlihat terus merasa haus, jarang buang air kecil atau produksi urine berkurang, dan warna urine pekat bisa menandakan ia mengalami dehidrasi.
Si Kecil mungkin belum mampu menyampaikan keluhannya secara langsung, tetapi biasanya ia akan tampak lebih rewel dan sering haus.
Dalam kondisi tersebut, jangan tunda untuk segera membawa bayi periksa ke dokter agar cepat mendapat penanganan.
Sebab jika tidak segera ditangani, tubuh bayi bisa semakin lemas dan tidak semangat untuk beraktivitas.
Bahkan lebih parahnya lagi, kondisi dehidrasi yang semakin parah tanpa penanganan dapat berakibat fatal.
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan cairan bayi?
Memenuhi kebutuhan cairan atau minum bayi sebenarnya tidak harus selalu dengan memberikannya air putih.
Sesekali, Anda bisa mencoba variasi minuman lain yang tetap sehat maupun menyediakan makanan dengan kandungan air yang tinggi.
Nah, jangan cepat menyerah jika si Kecil tampak enggan minum air, berikut beberapa kiat mudah yang bisa Anda coba.
1. Berikan air sedikit tapi rutin
Bukannya semangat menghabiskannya, memberikan air dalam jumlah banyak sekaligus malah bisa membuat bayi merasa malas menghabiskannya.
Bahkan, terlalu banyak minum air dalam satu waktu juga bisa membuat bayi merasa kembung dan menunjukkan tanda kenyang sehingga enggan makan makanan lain.
Jadi, ketimbang menyodorkan satu botol dot atau sippy cup berisi penuh air, sebaiknya berikan sedikit demi sedikit.
Ambil contohnya berikan air setelah makan, saat ia sedang bermain, setelah bangun tidur, dan berbagai waktu lainnya yang memungkinkan bayi untuk minum.
2. Buat sesi minum jadi waktu yang menyenangkan
Usia anak-anak, seperti bayi, sangat senang melihat beragam warna dan bentuk yang menarik. Anda bisa memanfaatkan hal ini untuk mencuri perhatian si Kecil agar mau minum lebih banyak air.
Coba tempatkan air di dalam wadah sippy cup atau botol dot dengan bentuk yang unik dan warna yang menarik. Jika perlu, beri tambahan sedotan aneka bentuk yang aman untuk bayi.
Pilihan lainnya juga bisa dengan membuat infused water sendiri di rumah dengan aneka buah yang disukai si Kecil.
Tampilan yang menarik serta rasa yang enak dari infused water biasanya lebih disukai bayi. Ini karena saat diminum, infused water akan terasa segar, manis, hingga asam tergantung dari buah, sayur, maupun rempah-rempah yang digunakan.
Dengan begitu, cara ini diharapkan dapat membantu menarik perhatian bayi untuk mau minum lebih banyak air dibanding Anda memberikannya dalam wadah atau bentuk yang biasa-biasa saja.
3. Perbanyak makanan kaya air
Selain air biasa, bantu penuhi kebutuhan cairan atau minum bayi dengan memberikannya aneka makanan yang mengandung banyak air, termasuk buah dan sayur untuk bayi.
Beberapa pilihan makanan kaya air yang bisa Anda berikan untuk bayi yakni sebagai berikut.
- Semangka, mengandung 92 ml air.
- Stroberi, mengandung 91 ml air.
- Jeruk, mengandung 87 ml air.
- Mentimun, mengandung 97 ml air.
- Selada, mengandung 94 ml air.
- Bayam, mengandung 94 ml air.
- Tomat, mengandung 92 ml air.
- Brokoli, mengandung 89 ml air.
- Lemon, mengandung 92 ml air.
- Nanas, mengandung 88 ml air.
- Apel, mengandung 84 ml air.
Sayur dan buah-buahan tersebut bisa Anda olah menjadi sajian menarik maupun dicampur ke dalam air biasa untuk dijadikan infused water.
Kesimpulan
- Tidak hanya orang dewasa, bayi juga perlu mencukupi kebutuhan cairannya.
- Bayi yang baru lahir sampai berusia 6 bulan umumnya tidak membutuhkan cairan apa pun kecuali ASI.
- Sementara untuk bayi berusia 6–11 bulan, kebutuhan cairannya sesuai dengan AKG adalah 900 ml per hari dan usia 12 bulan atau 1 tahun sebesar 1.150 ml per hari.
- Untuk memenuhi kebutuhan cairan bayi berusia 6 bulan ke atas, orangtua tidak hanya dapat memberikannya air putih, tetapi juga bisa berupa buah dan sayur yang kaya akan kandungan air, seperti bayam, brokoli, apel, dan nanas.
[embed-health-tool-child-growth-chart]