Banyak orangtua khawatir ketika tidak sengaja menyentuh ubun-ubun bayi. Anda mungkin berpikir telah menekan otak bayi karena bagian di kepala tersebut terasa lunak.
Tenang dulu, ubun-ubun bayi yang terasa lunak ini adalah hal yang normal. Justru, bagian lunak itu sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Anda.
Cari tahu berbagai fakta seputar ubun-ubun bayi serta kondisi yang perlu dikhawatirkan melalui ulasan berikut.
Berbagai fakta atau serba-serbi seputar ubun-ubun bayi
Bagian lunak yang ada di area kepala bayi ini disebut juga dengan fontanel. Fontanel atau ubun-ubun terbentuk secara normal sejak bayi baru lahir dan sangat penting untuk kehidupan bayi Anda.
Berikut adalah berbagai fakta atau serba-serbi tentang ubun-ubun bayi normal yang perlu Anda pahami.
1. Ubun-ubun merupakan penghubung tulang
Sumber: American Academy of Family Physicians
Tulang kepala atau tengkorak bayi tersusun dari beberapa tulang. Setidaknya, ada enam tulang utama yang membentuk tengkorak, yaitu dua tulang frontal, dua tulang parietal, dan satu tulang oksipital.
Pada bayi, tulang-tulang ini belum menyatu sempurna. Hal ini menyisakan bagian lunak di titik pertemuan tulang-tulang tersebut. Titik lunak ini disebut dengan fontanel.
Terdapat dua fontanel di kepala bayi, dengan rincian sebagai berikut.
- Fontanel depan (anterior fontanel), yaitu ruang antara dua tulang frontal dan dua tulang parietal bayi. Titik inilah yang kemudian sering orang sebut dengan ubun-ubun bayi.
- Fontanel belakang (posterior fontanel), yaitu ruang antara dua tulang parietal dan tulang oksipital. Titik ini berada pada bagian kepala belakang bayi.
2. Apa fungsi fontanel pada bayi?
Fontanel yang lunak terbentuk secara alami sejak bayi lahir agar tengkoraknya menjadi fleksibel. Kepala bayi dibentuk fleksibel untuk memudahkan ia keluar melalui jalan lahir.
Titik lunak ini juga akan tetap terbuka untuk memberi ruang perkembangan otak bayi.
Otak bayi akan tumbuh dan berkembang pesat pada tahun pertama kehidupannya sehingga dibutuhkan struktur kepala yang fleksibel untuk menyesuaikan ukuran ini.
3. Bolehkah memegang ubun-ubun bayi?
Anda boleh memegang ubun-ubun bayi Anda dengan lembut, Bahkan, dokter pun akan menyentuh titik lunak ini saat melakukan pemeriksaan rutin.
Menyentuh titik lunak ini tidak membahayakan bayi. Meski lunak dan seakan-akan rapuh, fontanel sebenarnya ditutupi oleh lapisan penutup tebal yang melindungi otak bayi Anda.
Jadi, jika Anda memegang atau tak sengaja menyentuhnya, termasuk saat memandikan bayi baru lahir, sebenarnya aman-aman saja selama Anda tidak menekannya keras-keras.
4. Ubun-ubun bayi bisa berdenyut
Bukan cuma karena teksturnya yang lunak, sebagian dari Anda mungkin juga khawatir saat mendapati ubun-ubun bayi berdenyut.
Nah, lagi-lagi, ubun-ubun bayi berdenyut adalah hal yang normal sehingga Anda tidak perlu khawatir. Berdenyutnya fontanel ini menandakan adanya aliran darah yang melalui titik tersebut.
Sementara aliran darah ini berhubungan dengan detak jantung bayi Anda. Artinya, fontanel yang berdenyut menandakan denyut darah bayi Anda sesuai dengan detak jantungnya.
5. Ubun-ubun bayi tertutup umur berapa?
Semakin bertambah usia, fontanel akan menutup dengan sendirinya hingga akhirnya membentuk bagian keras seperti tulang tengkorak pada umumnya.
Fontanel bagian belakang atau posterior umumnya lebih cepat tertutup. Biasanya, fontanel bagian belakang akan menutup pada saat bayi berumur 2—3 bulan.
Sementara fontanel depan biasanya masih dapat dirasakan sampai sekitar usia bayi 18 bulan.
Namun, melansir Pregnancy Birth & Baby, sekitar satu dari dua bayi akan memiliki ubun-ubun yang tertutup pada usia 14 bulan.
Tanda ubun-ubun bayi tidak normal yang perlu dikhawatirkan
Sangat normal jika fontanel atau ubun-ubun bayi terasa lunak, rata, dan sedikit berdenyut.
Jika ada perubahan atau berkembang tidak sesuai kondisi di atas, bisa jadi ini merupakan tanda dari suatu penyakit.
Jadi, jika Anda mendapati kondisi-kondisi fontanel seperti di bawah ini, sebaiknya periksakan bayi Anda ke dokter.
1. Fontanel menutup lebih cepat
Jika bagian lunak di kepala bayi ini tertutup sebelum waktunya, ada banyak kondisi tertentu yang bisa terjadi. Salah satunya adalah craniosynostosis.
Akibat kondisi ini, otak yang terus tumbuh bisa membuat tengkorak dan kepala berbentuk tidak normal. Anak pun berisiko mengalami kejang, keterbelakangan mental, hingga kebutaan.
2. Fontanel tidak menutup
Ubun-ubun mungkin pula tidak menutup meski bayi sudah berusia 18 bulan atau lebih. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai gangguan yang dialami bayi Anda.
Misalnya, hipotiroid kongenital (rendahnya hormon tiroid sejak lahir), Down syndrome, peningkatan tekanan di dalam otak, rakitis, makrosefali familial (kepala besar karena faktor genetik).
3. Bentuknya cekung
Normalnya, ketika bagian ubun-ubun yang lunak ini ditekan secara lembut, teksturnya kencang dan akan kembali lagi seperti semula.
Namun, jika titik tersebut terlalu lembek dan saat ditekan tidak kembali ke bentuk semula (jadi cekung), ini bisa menjadi tanda bayi mengalami dehidrasi yang parah.
Biasanya, selain dari kondisi fontanel, bayi yang dehidrasi parah cenderung tidak responsif, dan popoknya jarang basah. Segera temui dokter jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda ini.
4. Ubun-ubun bayi menonjol
Fontanel terkadang terlihat menonjol atau seperti terangkat saat bayi menangis. Ini masih wajar selama bentuknya akan kembali rata saat sudah tangisannya sudah berhenti.
Namun, jika bagian lunak si Kecil tetap menonjol, ini bisa menjadi tanda adanya peningkatan tekanan di dalam tengkorak.
Adapun kondisi tersebut bisa terjadi akibat perdarahan atau pembengkakan di otak, hidrosefalus, abses, atau infeksi di otak, termasuk meningitis atau ensefalitis.
Itulah mengapa dokter akan selalu memeriksa bagian kepala bayi, termasuk ubun-ubunnya, saat melakukan pemeriksaan rutin.
Jika ditemukan tanda-tanda yang mengkhawatirkan, dokter akan merencanakan pengobatan untuk bayi Anda. Tanyakan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut perihal ini.
[embed-health-tool-vaccination-tool]