Tubuh memang dirancang untuk tidak mudah terserang penyakit karena masing-masing individu memiliki sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh alias antibodi merupakan sistem yang bekerja untuk melindungi tubuh dari berbagai hal yang bisa membuatnya sakit. Akan tetapi, bagaimana dengan antibodi pada bayi baru lahir? Ketahui berbagai faktanya di bawah ini.
Berbagai fakta mengenai antibodi pada bayi
Antibodi atau sistem imun pada bayi baru lahir memainkan peran penting dalam melindungi mereka dari infeksi selama beberapa bulan pertama kehidupan.
Namun, kondisi sistem imun bayi mungkin belum seperti orang dewasa pada umumnya. Berikut adalah beberapa fakta tentang antibodi pada bayi.
1. Respons imun bayi belum matang
Respons imun pada bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan dengan orang dewasa karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan.
Sistem kekebalan tubuh pada bayi baru lahir belum sepenuhnya matang, sehingga mereka bergantung pada antibodi dari ibu untuk melindungi diri dari infeksi.
Dengan berjalannya waktu, bayi mulai mengembangkan sistem kekebalan tubuh mereka sendiri dan mulai memproduksi antibodi sebagai respons terhadap paparan patogen dan vaksin.
2. Antibodi didapatkan dari ibu (IgG)
Sebenarnya, bayi yang baru lahir tidak bisa langsung menghasilkan sistem kekebalan tubuh sendiri, sehingga semua komponen sistem kekebalan tubuhnya didapatkan dari sang ibu.
Seperti yang dilansir dari Immune Deficiency Foundation, ketika kehamilan memasuki trimester tiga, sistem kekebalan tubuh jenis immunoglobulin G (IgG) dari ibu akan ditransfer ke janin melalui pembuluh darah dan plasenta.
Melalui proses inilah bagaimana seorang bayi mendapatkan kekebalan pasif dari tubuh ibu.
IgG dianggap sangat penting untuk menjaga janin di dalam kandungan agar tidak terkena infeksi dan berbagai komplikasi yang dapat membahayakan kesehatannya.
Antibodi ini akan melindungi bayi hingga sistem kekebalan tubuhnya sendiri cukup matang untuk memproduksi antibodi sendiri.
Setidaknya terdapat 75% hingga 80% IgG dari total antibodi yang dibentuk.
Oleh karena itu, bayi yang lahir prematur sangat rentan terkena berbagai penyakit karena tidak mendapatkan antibodi yang cukup dari sang ibu.
3. Menerima antibodi tambahan melalui kolostrum dan ASI
Setelah lahir, bayi menerima antibodi tambahan melalui kolostrum (cairan awal yang dihasilkan oleh payudara ibu) dan ASI (air susu ibu).
Kolostrum kaya akan antibodi, terutama IgA, yang membantu melindungi saluran pencernaan bayi dari infeksi.
Sementara itu, manfaat ASI diperoleh dari kandungan antibodi yang lengkap, yaitu immunoglobulin A (IgA), Immunoglobulin D (IgD), immunoglobulin E (IgE), immunoglobulin G (IgG), dan immunoglobulin M (IgM).
ASI dianggap sebagai makanan yang paling sempurna untuk bayi karena selain sangat mudah dicerna, tetapi juga mampu melindungi bayi yang rentan terhadap bermacam-macam penyakit infeksi.
Maka dari itu, bayi harus mendapatkan ASI eksklusif dari sang ibu.
4. Memerlukan antibodi IgA dari ASI
IgA dalam ASI membantu membangun fondasi yang kuat untuk sistem kekebalan tubuh bayi.
Ini memberikan perlindungan yang penting selama periode awal kehidupan saat sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang.
Antibodi IgA yang terdapat dalam ASI bisa melapisi saluran pencernaan bayi, sehingga memberikan perlindungan terhadap zat asing yang mungkin masuk melalui makanan atau air.
IgA dalam ASI juga dapat membantu melindungi bayi dari perkembangan alergi.
Antibodi ini membantu mengatur respons imun dengan mengurangi peradangan dan menghalangi alergen dari berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir.
5. Penurunan antibodi dari ibu berkurang seiring bertambah usia
Pada kondisi yang sehat, bayi akan secara alami membentuk antibodinya sendiri seiring bertambahnya usia.
Bayi sudah mulai membangun sistem kekebalan tubuh ketika berumur 2 bulan hingga 3 bulan.
Setelah bayi memasuki usia 6 bulan, sistem kekebalan tubuhnya sudah bisa bekerja dengan normal, layaknya sistem kekebalan tubuh pada orang dewasa.
Pada kondisi ini, jumlah antibodi IgG yang ditransfer dari ibu ke bayi juga akan menurun seiring waktu.
6. Mendapatkan kekebalan pasif sejak di kandungan
Jenis imunitas yang didapat janin dalam kandungan hingga baru lahir adalah jenis kekebalan pasif, karena bayi tidak memproduksi antibodi ini sendiri.
Ini adalah mekanisme perlindungan utama yang memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai penyakit serius, seperti campak, rubela, dan influenza.
Kekebalan ini bersifat sementara dan hanya bertahan selama beberapa bulan pertama kehidupan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, kekebalan pasif dari antibodi IgG yang diperoleh dari ibu biasanya hanya berlangsung sekitar 3 hingga 6 bulan, setelahnya tingkat antibodi ini mulai menurun.
Maka dari itu, bayi mungkin juga memerlukan vaksinasi untuk memberikan perlindungan tambahan.
Imunisasi dasar pada bayi baru lahir sangat penting untuk dilakukan karena dapat meningkatkan dan menguatkan sistem kekebalan tubuh mereka yang baru saja dibentuk.
Lalu, terdapat imunisasi lanjutan yang merupakan imunisasi ulangan untuk memperpanjang perlindungan dari penyakit.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]