Tangisan adalah respons alami bayi untuk berkomunikasi. Namun, ada kalanya bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata. Meski sering kali merupakan bagian dari perkembangan normal, dalam beberapa kasus, tangisan tanpa air mata bisa menjadi petunjuk adanya kondisi tertentu. Lantas, kenapa bayi menangis tanpa air mata? Pahami penyebabnya di bawah ini.
Apakah normal bayi menangis tanpa air mata?
Ya, hal yang normal bagi bayi newborn menangis tanpa mengeluarkan air mata.
Secara umum, tidak perlu khawatir jika si Kecil menangis tanpa air mata dalam beberapa minggu pertama kehidupannya.
Menurut Cleveland Clinic, pada awalnya, bayi menangis tidak mengeluarkan air mata dan hanya menggunakan suara serta ekspresi wajah.
Produksi air mata yang terlihat saat menangis biasanya baru dimulai antara usia 4 hingga 8 minggu.
Namun, jika si Kecil berusia lebih dari 2 bulan dan masih belum mengeluarkan air mata saat menangis atau jika terdapat gejala lain, sebaiknya konsultasikan kepada dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Maka dari itu, penting untuk memantau perkembangan dan kesehatan mata si Kecil serta berkonsultasi kepada tenaga medis jika ada kekhawatiran terkait kondisi bayi.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]
Penyebab bayi menangis tanpa air mata
Seperti yang telah dijelaskan di atas, menangis tanpa air mata pada si Kecil yang baru lahir adalah hal yang umum terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, ada juga penyebab lainnya yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya.
1. Perkembangan kelenjar air mata yang belum sempurna
Pada awal kehidupan, kelenjar air mata (lacrimal glands) bayi belum sepenuhnya berkembang.
Meskipun bayi bisa memproduksi dan mendapat manfaat air mata basal untuk menjaga kelembapan mata, produksi air mata yang cukup untuk terlihat saat menangis biasanya baru dimulai antara usia 1 hingga 3 bulan.
2. Saluran air mata tersumbat (dacryostenosis)
Sekitar 6% hingga 20% bayi baru lahir mengalami penyumbatan saluran air mata, yang dapat menyebabkan mata berair atau kering tergantung pada tingkat penyumbatan.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perkembangan saluran air mata yang belum sempurna dan sering kali membaik dengan sendirinya dalam tahun pertama kehidupan.
3. Dehidrasi
Jika si Kecil yang sudah seharusnya memproduksi air mata tiba-tiba tidak mengeluarkan air mata saat menangis, ini bisa menjadi tanda dehidrasi.
Menurut Cleveland Clinic, kurangnya air mata saat menangis pada kondisi ini juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti mulut kering, mata cekung, lesu, atau penurunan jumlah popok basah.
4. Infeksi saluran air mata (dacryocystitis)
Penyumbatan saluran air mata yang parah dapat menyebabkan infeksi, yang ditandai dengan mata merah, bengkak, dan keluarnya cairan seperti nanah.
Akibatnya, air mata bayi mungkin tidak dapat keluar saat menangis. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera.
5. Agenesis kelenjar air mata
Dalam kasus yang sangat jarang, bayi mungkin lahir tanpa kelenjar air mata yang berkembang dengan baik (agenesis). Kondisi ini dikenal dengan alacrima.
Alacrima dapat menjadi bagian dari sindrom Triple-A (achalasia, alacrima, dan adrenal insufficiency).
Selain bayi yang tidak pernah mengeluarkan air mata sejak lahir, ketiga kondisi ini bisa disertai dengan gejala lain, seperti kesulitan menelan atau pertumbuhan yang lambat.
Hal yang harus diwaspadai orangtua
Segera konsultasikan kepada dokter anak jika bayi menangis tidak keluar air mata dan disertai dengan kondisi berikut.
- Berusia lebih dari 3 bulan dan masih tidak mengeluarkan air mata saat menangis.
- Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
- Mata bayi merah, bengkak, atau keluar cairan.
- Mengalami kesulitan menelan.
- Menunjukkan gangguan pertumbuhan.
Pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin oleh tenaga medis akan membantu memastikan kesehatan si Kecil dan memberikan perawatan jika memang diperlukan.
Kesimpulan
- Menangis tanpa air mata pada si Kecil, terutama yang baru lahir, umumnya merupakan kondisi normal karena kelenjar air mata mereka belum sepenuhnya berkembang.
- Namun, jika kondisi ini terjadi setelah usia 2–3 bulan atau disertai gejala seperti mulut kering, mata cekung, demam, atau iritasi mata, orangtua perlu waspada.
- Ini bisa menjadi tanda dehidrasi, infeksi, saluran air mata tersumbat, atau kondisi medis langka seperti sindrom Triple A.