Saat tetesan air yang berkumpul sudah cukup banyak dan berat, tetesan air tersebut akan mengalami presipitasi dan kembali jatuh ke tanah.
Faktor pemicu terjadinya presipitasi
Proses presipitasi dapat dipicu oleh faktor berupa partikel debu dan asap di atmosfer.
Ini karena partikel tersebut, atau yang disebut sebagai “inti kondensasi”, menjadi permukaan bagi uap air di langit untuk berkumpul hingga berjumlah cukup berat dan jatuh ke bumi.
Meski terkumpul dari banyak jenis air di permukaan bumi, termasuk air laut yang merupakan air asin, tetesan air yang telah melalui proses presitipasi selalu berupa air tawar. Alasannya karena garam di laut tidak ikut menguap ke udara bersama air sehingga uap air tidak mengandung garam.
Pada kasus tertentu, polusi udara di atmosfer bisa menyebabkan tetesan air terkontaminasi sebelum jatuh ke bumi.
Ini dapat menyebabkan air yang jatuh menjadi bersifat asam sehingga terjadilah hujan asam.
Hujan asam memang tidak menimbulkan dampak langsung pada manusia. Akan tetapi, air hujan yang jatuh bisa menimbulkan pencemaran air dan membuat danau dan sungai juga menjadi lebih asam.
Hal ini bisa menimbulkan dampak bahaya pada ekosistem karena tumbuhan dan hewan umumnya tidak bisa beradaptasi dengan sifat asam tersebut.
Jenis proses presipitasi

Berdasarkan proses terbentuknya, proses presipitasi bisa terbagi menjadi beberapa jenis, dua di antaranya sebagai berikut.
1. Presipitasi dalam proses koalisi-koalesensi
Proses koalisi-koalesensi terjadi saat awan memiliki suhu yang hangat sehingga air di dalamnya mencair.
Proses ini umumnya terjadi di daerah dengan iklim tropis, yaitu yang memiliki musim kemarau dan hujan.
Saat terjadi presipitasi dalam proses ini, tetesan air yang terjatuh saling bertubrukan dan menempel menjadi satu.
Semakin sering bertubrukan, tetesan air yang semula kecil akan membentuk tetesan air yang lebih besar dan berat.
Berdasarkan University of Hawai‘i, dalam proses koalisi-koalesensi, ukuran tetes air juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, yang meliputi:
- ketebalan awan,
- kekuatan tekanan di dalam awan,
- ukuran tetesan air yang terbentuk di dalam awan, dan
- muatan listrik dari tetesan air dan awan.
Sebagai contoh, awan yang tipis dan rendah dari permukaan bumi akan menghasilkan presipitasi berupa tetes air yang berukuran kecil.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar