Sebagai contoh, awan yang tipis dan rendah dari permukaan bumi akan menghasilkan presipitasi berupa tetes air yang berukuran kecil.
Sementara itu, jika awan cukup tebal dan tinggi serta memiliki tekanan yang juga tinggi, ukuran tetes air akan lebih besar.
Ukuran tetesan air yang lebih besar akan lebih cepat mencapai tanah saat terjatuh dari langit dibandingkan dengan tetesan air yang lebih kecil.
2. Presipitasi dalam proses Bergeron
Jika suhu di sekitar awan rendah hingga mencapai nol derajat Celsius atau lebih, tetesan air bisa membeku dan berubah menjadi es.
Dalam pembentukan presipitasi, hal ini disebut juga dengan proses bergeron.
Proses ini lebih umum terjadi di daerah dengan iklim sub-tropis atau yang memiliki 4 musim, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin.
Umumnya, sebagai besar hujan berasal dari es yang terbentuk di awan yang tinggi dan kemudian berubah kembali menjadi air saat jatuh ke bumi melalui suhu yang lebih hangat.
Saat suhu di sekitar awan cukup dingin, air yang terkandung di dalam awan akan membentuk embrio es.
Jika terbentuk cukup tebal dan besar, embrio es tersebut dapat membuat uap air yang naik ke awan langsung ikut membeku.
Saat es yang terbentuk di awan sudah cukup berat, es tersebut akan jatuh ke bumi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar