Setiap orang berharap memberikan cinta dan perhatian yang sama kepada semua anak mereka. Namun, tidak jarang Anda mungkin mendengar tentang orangtua yang pilih kasih terhadap anak. Simak apa saja ciri-ciri dan akibat pilih kasih ini di sini!
Ciri-ciri orangtua pilih kasih terhadap anak
Orangtua yang pilih kasih terhadap anak adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Apakah Anda salah satunya?
Berikut adalah ciri-ciri yang mungkin muncul pada orangtua yang pilih kasih terhadap anaknya.
1. Memberikan perlakuan yang berbeda
Orangtua dengan sikap ini cenderung memberikan perlakuan yang berbeda terhadap anak-anak mereka.
Salah satu anak mungkin mendapatkan lebih banyak perhatian, pujian, atau hadiah daripada anak lainnya. Akibatnya, satu anak merasa kurang perhatian dari orangtua.
Namun, penting untuk diingat bahwa mungkin tidak selalu ada niat buruk di balik perbedaan perlakuan ini.
Orangtua mungkin merespons secara berbeda terhadap anak-anak mereka berdasarkan karakteristik unik masing-masing anak.
2. Suka membanding-bandingkan yang merugikan
Beberapa orangtua mungkin tidak sadar bersikap pilih kasih terhadap anak dengan suka membanding-bandingkan. Ini bisa menyebabkan rasa inferior pada anak yang merasa kurang dihargai.
Perilaku ini juga bisa menciptakan tekanan yang berat pada anak hingga mengganggu perkembangan emosional mereka.
Anak mungkin harus merasa terus bersaing dengan saudara lainnya tanpa merasa dukungan yang seharusnya diberikan orangtua.
Walau begitu, suka membanding-bandingkan ini mungkin muncul tanpa disadari oleh orangtua. Beberapa orangtua mungkin ingin anak mereka meraih prestasi terbaik dengan cara seperti ini.
3. Lebih kritis terhadap satu anak dibanding yang lain
Orangtua yang pilih kasih terhadap anak sering kali lebih kritis terhadap satu anak daripada yang lainnya tanpa memberikan alasan yang jelas.
Sikap ini bisa menciptakan ketidaksetaraan dalam perlakuan. Anak mungkin mendapat kritikan lebih sering sehingga merasa tidak dihargai atau merasa bersalah atas keadaannya.
Perasaan ini bisa berdampak buruk terhadap hubungan antara anak dan orangtua.
Itu sebabnya, penting untuk tidak mengkritik anak secara berlebihan dan tidak adil. Usahakan juga untuk memberikan feedback positif kepada anak.
4. Lebih sering berkomunikasi ke satu anak dibanding yang lain
Pilih kasih yang dilakukan orangtua bisa juga terlihat dalam cara Anda berinteraksi dengan anak.
Saat berinteraksi, mereka biasanya lebih ‘responsif’ terhadap anak yang dianggap punya minat yang cocok dengan Anda.
Akibatnya, anak yang memiliki minat yang kurang dipahami mungkin merasa diabaikan atau tidak dihargai.
Maka dari itu, orangtua perlu menghindari kesan bahwa hanya berusaha mendapatkan anak yang punya minat yang sama.
Lebih baik lakukan ini!
5. Memberikan kesempatan lebih banyak pada satu anak
Pilih kasih terhadap anak juga terlihat dari bagaimana orangtua memberikan kesempatan pada satu anak dari anak lainnya.
Sebagai contoh, anak yang dianggap lebih disukai mungkin diberikan lebih banyak kesempatan dan peluang. Sementara itu, anak lain mungkin terabaikan.
Anda mungkin sering melihat fenomena ini dalam perlakuan orangtua terhadap anak yang pandai ketimbang anak lain yang punya minat berbeda.
Pada akhirnya, kesenjangan dalam pemberian peluang ini dapat memengaruhi rasa percaya diri dan motivasi anak-anak yang merasa diabaikan.
Akibat orangtua pilih kasih terhadap anak
Perlakuan pilih kasih terhadap anak dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius. Begini akibatnya yang perlu Anda waspadai.
1. Anak tidak percaya diri
Orangtua yang pilih kasih bisa membuat anak yang merasa terabaikan menjadi kurang percaya diri. Pasalnya, anak merasa tidak diakui atau dihargai oleh orangtua.
Jika salah satu anak lebih sering mendapatkan perhatian dan pujian, anak yang diabaikan cenderung merasa mereka tidak cukup baik.
Kondisi ini bisa mengganggu perkembangan keyakinan diri anak dan menyebabkan mereka merasa kurang berharga.
2. Memicu persaingan yang tidak sehat
Pilih kasih terhadap anak bisa menciptakan persaingan tidak sehat. Ini karena anak-anak cenderung bersaing untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orangtua.
Anak yang dianggap kurang diuntungkan mungkin perlu berusaha lebih keras atau merasa iri terhadap saudara lainnya. Sikap ini bisa memicu persaingan dan konflik di antara kakak beradik.
Bahkan, menurut Institute Family Studies, hal tersebut juga bisa mengganggu hubungan keluarga yang harmonis dan mendorong anak membandingkan dirinya dengan saudaranya.