backup og meta

Bagikan

8 Cara Mengajarkan Anak Berbagi dengan Orang Lain

Anak-anak perlu mempelajari banyak hal, salah satunya untuk saling berbagi. Ini merupakan keterampilan yang harus dikuasai si Kecil agar dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain kelak. Sayangnya, mengajarkan anak untuk berbagi bukanlah tugas yang mudah.

Lantas, bagaimana cara membiasakan sikap berbagi kepada anak? Anda tak perlu khawatir, mengajarkan anak untuk berbagi dengan teman dan orang lain di sekitarnya tidaklah sulit asal tahu caranya.

Kenapa perlu mengajarkan anak untuk berbagi?

mainan anak laki-laki / permainan anak laki-laki

Berbagi merupakan “keterampilan” yang vital atau penting untuk dimiliki dalam hidup.

Sama halnya dengan menumbuhkan rasa empati dan mendidik anak untuk peduli, mengajarkan anak untuk berbagai juga penting.

Selama masa perkembangan kognitif dan perkembangan fisik sejak dini, kemampuan berbagi yang dimiliki anak dapat membantu mendukung tumbuh kembangnya.

Kemampuan berbagi adalah sesuatu yang perlu dimiliki oleh anak sejak kecil. Keterampilan berbagi ini digunakan anak untuk dapat bersosialisasi dengan teman maupun orang lain di sekitarnya.

Setelah anak mulai memahami konsep berbagi dengan orang lain, biasanya ia akan lebih mudah bersosialisasi di sekolah, tempat kursus, maupun lingkungan rumah.

Manfaat mengajarkan anak berbagi sama saja dengan memberi tahu kepadanya mengenai konsep “memberi”.

Dengan cara ini, buah hati Anda akan belajar bahwa ketika kita memberi sesuatu kepada orang lain, kebaikan ini dapat digantikan kembali kepada kita nantinya dengan cara yang tak terduga.

Secara tidak langsung, belajar berbagi untuk anak juga bisa mendidik si Kecil bagaimana caranya bernegosiasi dan bergiliran dalam melakukan sesuatu.

Berbagai hal tersebut tentu sangat penting untuk dipelajari dan dimiliki anak sejak kecil hingga ia tumbuh dewasa kelak, tak terkecuali di perkembangan anak 6—9 tahun.

Mengajarkan anak berbagi di usia berapa?

Anak-anak umumnya mulai mengembangkan perilaku berbagi sekitar usia 3 tahun, seiring dengan perkembangan kemampuan sosial dan emosional si Kecil, sehingga orangtua perlu6 mengajarkan anak berbagi sejak dini. Orangtua berperan penting dalam mengajarkan perilaku ini melalui contoh dan bimbingan langsung. Dengan memberikan berbagi contoh, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan sosial ini untuk berinteraksi di masa depan.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Cara mengajarkan anak untuk berbagi

perkembangan sosial anak mengajarkan anak untuk berbagi

Anak-anak bertengkar karena berebut mainan memang bukan hal yang aneh. Di usianya yang masih muda, anak-anak memang sangat sulit untuk memberikan apa yang mereka miliki.

Termasuk anak enggan berbagi mainan, karena mereka merasa memiliki hak penuh pada benda tersebut dan membutuhkannya, sehingga tidak ingin meminjamkannya pada orang lain.

Padahal, untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman sebayanya, si Kecil perlu berbagi.

Supaya kebiasaan kurang baik tersebut tidak mendarah daging dan terbawa hingga dewasa, Anda perlu mengajarkan anak untuk berbagi.

Berikut beberapa cara yang bisa Anda terapkan pada si Kecil supaya ia mau berbagi dengan orang lain.

1. Mengajarkan anak untuk berbagi di usia yang tepat

Sejatinya, berbagi merupakan bagian dari empati. Berbagi bisa dikatakan sebagai kemampuan untuk melihat dan merasakan sesuatu dari sudut pandang orang lain.

Anak-anak biasanya belum mengembangkan rasa empati dengan baik ketika usianya di bawah 6 tahun. Untuk itu, melatih anak berbagi tidak boleh dilakukan tanpa mempertimbangkan usia tersebut.

Pasalnya, anak bisa frustrasi jika belum diajarkan rasa empati. Hal ini akan memperburuk hubungan Anda dengan si Kecil.

Alih-alih anak mau mengerti, Anda justru akan semakin sulit untuk mengajarkan anak agar mau berbagi.

2. Jelaskan arti berbagi

Dalam mempelajari hal apa pun, si Kecil butuh diberi penjelasan kenapa mereka harus melakukannya dan bagaimana cara melakukannya.

Sebelum Anda mengajarkan anak untuk berbagi, alangkah baik jika dimulai lebih dulu dengan memberinya pemahaman yang sederhana.

Misalnya, memberi tahu bahwa berbagi tidak selalu memberikan apa yang si Kecil miliki. Akan tetapi, berbagi juga memiliki arti sebagai meminjamkan suatu benda.

Itu artinya, anak tidak perlu khawatir karena benda tersebut akan kembali padanya. Dengan begitu, anak tidak lagi menolak untuk memainkan mainan secara bergiliran dengan temannya.

3. Jangan memaksa

Mengajarkan anak berbagi memang penting untuk kehidupan anak, tapi Anda tidak boleh memaksa dan memarahi anak.

Anda tetap harus menghargai kemauan si Kecil, terutama bila ia cukup selektif. Ambil contohnya, anak hanya mau meminjamkan bolanya, tetapi tidak ingin meminjamkan bonekanya.

Pada tahap awal, Anda dan anak mungkin perlu menyortir barang mana yang boleh dipinjamkan atau tidak.

Supaya tidak berakhir dengan pertengkaran, simpan mainan yang tidak boleh dipinjamkan saat anak bermain dengan temannya.

Dengan cara ini, setidaknya anak tidak akan merasa kecewa untuk berbagi atau mempertahankan mainan yang tidak ingin dipinjamkan.

4. Jadilah contoh

Anak-anak belajar banyak hal dari orang-orang di sekelilingnya, terutama Anda sebagai orangtua.

Mengajarkan anak untuk berbagi akan lebih efektif jika Anda juga berperilaku demikian. Supaya anak belajar berbagi, Anda mungkin perlu melakukan beberapa hal ini.

  • Coba utarakan niat Anda supaya si Kecil paham, “Pisang ini keliatannya enak, boleh Ayah/Ibu minta sedikit?”  Dari percakapan kecil seperti ini, Anda mengajarkan bahwa berbagi itu bisa membuat orang lain senang.
  • Beri pujian jika ada orang lain atau teman si Kecil yang berbagi sesuatu dengannya. Ini bisa memotivasi anak untuk melakukan hal yang sama.
  • Selalu berikan penawaran ketika si Kecil menginginkan sesuatu, “Kamu mau permen ini? Ayah/Ibu beri satu, ya.” Jangan lupa, ajari juga cara mengajari anak berterima kasih ketika ia diberi sesuatu oleh orang lain.

Beberapa perilaku tersebut dapat membuat anak belajar dari orang-orang di sekitarnya bahwa berbagi sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.

5. Bila anak tidak mau berbagi, tanyakan alasannya

Menurut Baby Centre, Anda bisa menanyakan alasan anak ketika ia enggan berbagi dengan temannya.

Ambil contohnya saat anak bertengkar dengan temannya karena memperebutkan mainan anak Lego, sebaiknya lerai sebelum kondisinya semakin rumit.

Setelah keduanya sudah cukup tenang, diskusikan situasinya dengan anak dan temannya sebijak dan setenang mungkin.

Anak atau temannya mungkin akan menjelaskan kejadian yang dialami dari sudut pandang mereka masing-masing.

Selanjutnya, sampaikan respons yang membuat anak dan temannya yakin bahwa Anda memahami perasaan mereka tanpa terkesan memihak.

6. Tunjukkan jika berbagi itu menyenangkan

7. Tingkatkan rasa kepercayaan anak

Penelitian dalam International Journal of Child Care and Education Policy menunjukkan bahwa pemahaman anak-anak tentang rasa kepercayaan memengaruhi keputusan mereka untuk berbagi.

Maka dari itu, mendorong anak-anak untuk memahami dan membangun rasa kepercayaan dapat meningkatkan minat mereka untuk berbagi.

Caranya, Anda bisa melibatkan anak dalam diskusi terbuka tentang berbagai cara berbagi untuk mendorong mereka untuk menemukan solusi kreatif dan memahami sudut pandang orang lain.

Cara ini juga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berbagi dalam berbagai situasi.

8. Gunakan metode storytelling

Kegiatan bercerita atau storytelling dapat menjadi cara yang efektif dalam membentuk perilaku berbagi pada anak usia dini.

Melalui cerita, anak dapat memahami nilai-nilai berbagi dan melihat contoh konkret dari perilaku tersebut.

Agar lebih menarik bagi anak, Anda bisa menggunakan storytelling digital sebagai metode pengajaran, misalnya dengan menggunakan smartphone.

Bahkan, cara ini juga dapat mendorong anak-anak untuk berbagi ide dan pengalaman si Kecil.

Kesimpulan

  • Mengajarkan anak untuk berbagi merupakan hal yang perlu dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan usia mereka.
  • Anak usia dini cenderung belum memahami arti berbagi, sehingga membutuhkan bimbingan dan contoh langsung dari orang.
  • Cara yang efektif untuk mengajarkan hal ini bisa dengan menjelaskan makna dari berbagi, tidak memaksa, menunjukkan bahwa berbagi itu menyenangkan, hingga menggunakan metode storytelling.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sharing: Teaching your child to share. (n.d.). Retrieved 14 March 2025, from https://www.firstfiveyears.org.au/child-development/how-and-when-to-teach-your-child-to-share

How to Teach Your Child to Share. Retrieved 14 March 2025, from https://www.babycentre.co.uk/a1021960/how-to-teach-your-child-to-share

Sharing and learning to share. (2023). Retrieved 14 March 2025, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/friends-siblings/sharing

Hüseyin Kotaman, & Aslan, M. (2024). Young children’s trust and sharing decisions. International Journal of Child Care and Education Policy/International Journal of Child Care and Education18(1). https://doi.org/10.1186/s40723-024-00128-9

Hesti Dinda Putri, & Asdi Wirman. (2023). Hubungan Antara Kebiasaan Berbagi dengan Keakraban Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Talaok Pesisir Selatan. Jurnal Pendidikan Tambusai7(3), 23170–23180. https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.10273

Khairunnisa, F., & Fidesrinur, F. (2021). PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PERILAKU BERBAGI DAN MENOLONG PADA ANAK USIA DINI. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI)4(1), 33. https://doi.org/10.36722/jaudhi.v4i1.703

‌Fitria Khairunnisa, & Fidesrinur Fidesrinur. (2021). PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PERILAKU BERBAGI DAN MENOLONG PADA ANAK USIA DINI. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI)4(1), 33–42. https://jurnal.uai.ac.id/index.php/AUDHI/article/view/703/586

Rahiem, M. D. H. (2021). Storytelling in early childhood education: Time to go digital. International Journal of Child Care and Education Policy15(1), 1–20. https://doi.org/10.1186/s40723-021-00081-x

Siljehag, E., & Westling Allodi, M. (2022). European Early Childhood Education Research Journal31(1), 124–142. https://doi.org/10.1080/1350293x.2022.2157460

Amany, A., & Nur Fadillah, A. (2023). UPAYA PEMBENTUKAN PRILAKU BERBAGI PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN STORYTELLING PADA KELOMPOK B DI RAUDHATUL ATHFAL AL-ITTIHAD. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini ( Anaking )2(1), 168–175. https://doi.org/10.37968/anaking.v2i1.566

Versi Terbaru

26/03/2025

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila

avatar

Ditinjau oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None · Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Diperbarui 26/03/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan