Rendah hati ditandai dengan sikap sopan, lemah lembut, dan sederhana. Tidak sama dengan rendah diri, sifat rendah hati tetap membuat anak percaya diri. Namun, kepercayaan dirinya tidak ditunjukkan dengan cara yang sombong. Lalu, bagaimana mengajarkan anak agar bisa rendah hati? Yuk, simak penjelasan berikut, Bu!
Cara mengajarkan anak agar rendah hati
Rendah hati adalah sifat seseorang yang sebetulnya memiliki kemampuan berlebih, tetapi tidak sombong atau memamerkannya.
Anda bisa mengajarkan kerendahan hati pada anak sedini mungkin. Jadi, agar kelak saat sudah besar, ia paham cara bersikap yang baik.
Nah, berikut tips yang bisa membantu mengajarkan anak belajar sikap rendah hati.
1. Menjadi contoh yang baik
Perlu Anda ketahui bahwa perilaku anak merupakan cerminan dari perilaku orang tuanya.
Oleh karena itu, mengajarkan rendah hati perlu dimulai dari diri Anda sendiri sebagai orang tua.
Melansir situs The Gospel Coalition Australia, menjadi teladan merupakan cara efektif untuk mengajarkan rendah hati pada anak.
Sifat rendah hati bisa diterapkan sebagai prinsip hidup Anda dan keluarga sehari-hari.
Dengan memulai dari lingkungan keluarga dulu, anak akan terbiasa mengikuti sifat tersebut.
2. Buat kalender rendah hati
Anak-anak membutuhkan pengingat harian untuk mengembangkan karakternya. Buatlah kalender rendah hati untuk mencatat apa yang sudah dilakukan si kecil hari ini.
Anda bisa menggunakan kalender bekas atau kalender bagian belakang yang kosong.
Selanjutnya, beri judul di atas kalender tersebut, “Aku bisa rendah hati hari ini.”
Bantu si kecil untuk mengisinya setiap hari dengan menuliskan contoh perilaku rendah hati yang ia lakukan pada hari itu
Misalnya, jika hari ini ia membantu ibu membereskan kamar meskipun di rumah ada asisten rumah tangga, membantu ibu memasak, mengucapkan terima kasih pada petugas kebersihan, atau membukakan pintu untuk seseorang.
Berbagai contoh sikap dan perilaku rendah hati tersebut bisa Anda dan si kecil catat di bagian belakang kalender bekas.
3. Hindari menyalahkan orang lain
Saat si kecil mendapatkan prestasi atau nilai yang bagus di sekolah, berikan pujian padanya.
Namun, jika ia mendapat nilai jelek, jangan langsung memarahinya atau bahkan menyalahkan gurunya.
Saat Anda menunjukkan perbuatan menyalahkan orang lain, anak dapat menirunya.
Akibatnya, ia merasa lebih benar dan lebih tinggi daripada orang tersebut. Tentunya, belajar rendah hati akan menjadi sulit diterapkan.
Ketika menghadapi masalah, ajari anak untuk mengevaluasi diri dan dampingi ia untuk mencari solusi bersama-sama.
4. Ajak anak untuk berbagi
Melansir situs Aleteia, mengajarkan anak rendah hati juga dapat dilakukan dengan cara saling berbagi.
Bimbing anak untuk beramal dan peduli terhadap sesama dengan cara berbagi barang-barang yang dimilikinya kepada orang lain.
Sebagai contoh, Anda bisa sama-sama memberikan donasi kepada anak-anak yang kurang mampu atau berbagi hadiah kepada teman sekelas.
5. Belajar sopan santun
Sopan santun merupakan salah satu contoh sikap rendah hati. Sikap tersebut menunjukkan bahwa anak menghargai orang lain.
Anda bisa mengajarkan anak bersikap sopan santun dengan mengatakan “tolong” dan “terima kasih” saat berinteraksi dengan orang lain.
Agar ia terbiasa, terapkanlah lebih dulu oleh Anda, misalnya dengan mengucapkan “tolong” saat ingin meminta sesuatu pada si kecil.
6. Ajarkan anak meminta maaf
Selain sopan santun, permintaan maaf yang tulus juga merupakan contoh perilaku rendah hati. Terkadang saat berbuat salah, anak takut untuk meminta maaf atau malah tidak mengakui kesalahannya.
Padahal, keberanian untuk mengakui kesalahan merupakan salah satu cara mengajarkan anak agar rendah hati.
Agar anak tidak takut mengakui kesalahannya, sebisa mungkin hindari memarahi anak saat ia berbuat salah.
Tanyakan padanya kenapa ia melakukannya, berikan penjelasan dengan lembut, lalu dorong si kecil untuk meminta maaf.
7. Kenalkan dengan orang yang beraneka ragam
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Personality and Social Psychology menyatakan bahwa semakin luas lingkup pergaulan anak akan membuatnya semakin bijaksana, lapang dada, dan rendah hati.
Untuk mengajarkan rendah hati pada anak, perkenalkan ia dengan orang-orang dari komunitas berbeda.
Cobalah mengajaknya berkunjung ke panti asuhan, sekolah luar biasa, atau ke panti jompo.
Dengan berinteraksi dengan orang-orang tersebut, akan membuat hati si kecil menjadi lebih lapang dan lebih dewasa.
Ia pun bisa lebih belajar untuk bersyukur dan tidak meremehkan orang lain.
8. Melakukan perjalanan wisata
Anak usia 6-9 tahun sudah bisa diajak untuk berpetualang di alam. Buatlah kegiatan bersama untuk mengenali alam dan berinteraksi dengan masyarakat dari budaya yang berbeda.
Selanjutnya, mintalah menuliskan pengalamannya dalam sebuah catatan.
Menurut studi dari Journal of Adventure Education and Outdoor Learning, kegiatan ini dapat membantu si kecil merasa terlibat dengan lingkungan, ingin berperan untuk kebaikan, serta belajar rendah hati pada orang-orang di sekitarnya.
9. Ajarkan interaksi yang sehat di dunia maya
Tidak dipungkiri, kehadiran internet turut memengaruhi pola pergaulan anak.
Melansir laman Greater Good Magazine, salah satu efek buruk dari interaksi di dunia maya adalah membuat anak menjadi lebih egois.
Kebanyakan anak mem-bully, membentak, dan merendahkan orang lain karena meniru dari teman-temannya di dunia maya.
Oleh karena itu, mengajarkan anak rendah hati di dunia maya sangatlah penting.
Peringati ia untuk tidak bergaul dengan akun-akun yang bersikap kurang baik dan kurang sopan.
Ingatkan pula untuk selalu berkomentar yang sopan di media sosial dan menghargai orang lain, meskipun tidak saling kenal dan tidak bertemu secara langsung.
10. Bimbing anak untuk berdoa
Beribadah dan berdoa merupakan contoh perilaku rendah hati kepada Tuhan.
Ya, belajar rendah hati di hadapan manusia dapat dimulai dengan rendah hati di hadapan Sang Pencipta lebih dulu.
Biasakan anak untuk memanjatkan doa sebelum beraktivitas, misalnya sebelum makan, sebelum belajar, dan sebelum tidur. Ajarkan pula untuk mensyukuri hidup dan menghargai orang lain.
Sampaikan pada si kecil bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan sehingga dengan menghargai orang lain maka itu berarti menghargai Penciptanya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]