Selain itu, mereka memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk terpaku pada kebiasaan-kebiasaan kurang sehat dan lebih jarang terlibat dengan penggunaan narkoba jika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mendapatkan pendidikan religius.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis data dari peserta yang merupakan pasangan ibu dan anak. Peserta yang terdiri oleh lebih dari 5.000 pemuda pun diikuti perkembangannya selama 8—14 tahun.

Untuk menarik kesimpulan akhir, para peneliti juga mempertimbangkan berbagai faktor lain. Beberapa di antaranya meliputi kesehatan ibu, status sosial ekonomi, ada atau tidaknya riwayat penyalahgunaan obat dan gejala depresi.
Hasilnya, pemuda yang rutin menghadiri layanan keagamaan melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi ketika memasuki masa tanggung menuju dewasa.
Sedangkan mereka yang beribadah atau bermeditasi hampir setiap hari merasakan kepuasan hidup sebanyak 16% lebih tinggi dibanding yang tidak melakukannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar