Permainan imajinasi ternyata bermanfaat untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Meski terkesan sepele, bermain bagi anak memang merupakan kegiatan yang membuat otaknya bekerja lebih keras. Tentu saja, ini penting untuk tumbuh kembangnya, tak terkecuali di usia balita. Yuk, Bu, ulik lebih dalam beragam manfaat dan jenis permainan imajinasi untuk anak yang mudah dan murah!
Manfaat permainan imajinasi untuk anak
Anak-anak memiliki imajinasi yang lebih luas ketimbang orang dewasa. Imajinasi ini tidak sekadar permainan, tetapi berhubungan erat dengan kemampuan bicara anak.
Mengutip dari American Academy of Pediatrics (AAP), permainan imajinatif berbeda dengan aktif.
Permainan yang bersifat aktif berhubungan dengan gerak tubuh, sedangkan imajinatif melibatkan khayalan dan imajinasi.
Agar lebih jelas, berikut manfaat permainan imajinasi untuk perkembangan anak.
1. Mengasah kreativitas
Berdasarkan penelitian dalam jurnal New Directions Child Adolescent Development, permainan imajinasi berperan penting dalam mengasah kreativitas anak.
Untuk mengkhayal atau berimajinasi, anak hanya membutuhkan waktu, ruang, dan media sederhana. Selanjutnya, anak bisa menjadi apa saja sesuai dengan bayangannya.
Ambil contoh, anak hanya memegang selembar kertas, ia bisa saja membayangkan itu adalah pesawat yang sedang terbang melintasi langit biru.
Ini adalah bentuk kreativitas yang tidak terbatas, bahkan orang dewasa tidak memilikinya.
2. Meningkatkan kemampuan bahasa
Anak-anak adalah peniru yang ulung. Si Kecil bisa saja menirukan ibu atau ayah saat sedang menelepon teman lewat ponsel.
Pada saat itulah anak mulai mengembangkan kemampuan komunikasi dan bahasanya.
Buah hati Anda mampu menyimpan dua boneka di sebelahnya, lalu memegang remot yang ia anggap ponsel.
Selanjutnya, si Kecil berceloteh sesuai dengan ucapan yang pernah ia dengar dari ibu dan ayahnya.
“Halo, ada paket, ya? Tunggu sebentar, ya”. Kemudian ia berdiri dan mendekat ke pintu, seolah itu benar-benar terjadi.
Tanpa ibu dan ayah sadari, permainan imajinasi bermanfaat untuk kemampuan bahasa dan menambah kosakata anak.
3. Belajar memecahkan masalah ringan
Tahukah Anda kalau permainan yang mengasah imajinasi membuat anak belajar tentang sebab akibat?
Ambil contoh, anak bermain dokter-dokteran dan berperan sebagai dokter.
Melalui permainan peran ini, anak akan belajar bahwa saat badan sakit harus berobat ke dokter agar sembuh.
Permainan imajinasi juga memacu kemampuan kognitif anak untuk berkembang. Otaknya akan bekerja untuk mengingat, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan tepat.
Tidak perlu yang sulit-sulit, misalnya anak memecahkan masalah boneka yang menjadi pasien dan memilih sirup sebagai pengobatan.
Anak akan berpikir bahwa obat sirup lebih familier daripada tablet karena pengalamannya minum suplemen dalam bentuk cair.
4. Pengembangan sosial dan emosional
Anak-anak belajar berkolaborasi, berbagi, dan memahami perasaan orang lain melalui permainan imajinatif.
Hal ini membantu dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional mereka.
Bermain permainan imajinatif dengan teman atau anggota keluarga juga bisa membantu anak-anak belajar berkomunikasi, bernegosiasi, dan bekerja sama dengan orang lain.
Kapan anak mulai berimajinasi?
Jenis permainan yang mengasah imajinasi anak
Setelah mengetahui manfaatnya, sekarang orangtua perlu mengetahui jenis-jenis permainan yang bisa mengasah fantasi anak.
Tidak perlu khawatir, permainan ini sangat sederhana dan bisa ibu dan ayah lakukan dengan barang yang ada di rumah.
1. Bermain peran
“Ibu, sekarang jadi kasir, ya. Adik jadi pelanggan yang berbelanja,” mungkin ibu pernah mendengar ucapan itu dari si Kecil.
Biasanya, anak usia 2 tahun sudah mulai senang bermain peran yang melibatkan orang lain, entah itu adik, kakak, ibu, ayah, atau boneka yang ada di sebelahnya.
Kemampuan anak meniru peran-peran ini bisa dari kebiasaan atau sesuatu yang pernah ia lihat dan orangtua tidak menyadarinya.
Saat anak bermain peran, ia sedang menyelami daya imajinasi dan ingatannya dengan sangat detail. Ini yang membuatnya mampu menirukan sesuatu yang pernah dilihat.
Berdasarkan penelitian dari Child Psychiatry & Human Development, anak-anak yang orangtuanya ikut bermain peran cenderung lebih bahagia.
Selain itu, kecil kemungkinan anak mengalami depresi atau gangguan kecemasan.
2. Menyusun balok
Contoh permainan yang satu ini tidak hanya mengasah imajinasi anak, tetapi juga konsentrasinya.
Lewat mainan balok susun, anak bisa membentuk apa saja yang ia inginkan. Ia bisa membuat gedung tinggi, sekolah, rumah, sampai kandang hewan peliharaannya.
Saat menyusun balok, anak belajar fokus agar bangunan tidak goyang dan jatuh. Terlebih lagi, balok susun memiliki berbagai warna yang menarik perhatian anak.
Warna-warna tersebut juga bisa menjadi sarana anak untuk lebih mengenal beragam jenis corak dan motif.
3. Membaca buku cerita
Lewat permainan kata-kata, ibu dan ayah bisa melatih imajinasi anak. Ambil contoh, mendongeng lewat buku cerita.
Saat membacakan buku, ibu bisa menyesuaikan intonasi dengan perasaan atau alur cerita.
Gunakan ekspresi wajah untuk mengenalkan berbagai jenis emosi yang ada dalam diri untuk mengasah perkembangan emosi anak. Emosi tersebut mulai dari sedih, senang, kecewa, kesal, sampai geli.
Bahkan, akan lebih seru lagi bila ibu memakai selimut atau bantal di rumah sebagai sarana bercerita dengan si Kecil.