Pernahkah Anda mendapati si Kecil sedang mengisap jempolnya? Pada saat ini, beberapa dari orangtua mungkin langsung memberikan empeng kepada bayi untuk menggantikan isap jempol tersebut.
Namun, beberapa lainnya justru bilang bahwa penggunaan empeng tak baik untuk kesehatan bayinya. Jadi, mana yang lebih baik, isap jempol atau empeng? Begini faktanya.
Lebih baik bayi isap jempol atau pakai empeng?
Sebenarnya, baik mengisap jempol atau memakai empeng, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Keduanya pun sama-sama dapat memengaruhi kesehatan si Kecil, terutama pertumbuhan dan perkembangan giginya.
Artinya, tidak ada jawaban yang pasti mengenai mana yang lebih baik antara isap jempol dan pakai empeng.
Meski begitu, banyak pakar menilai bahwa manfaat menggunakan empeng masih lebih banyak ketimbang mengisap jempol.
Bahkan, menggunakan empeng telah diketahui dapat mencegah sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Namun, melansir Baby Center, hal ini bukan berarti Anda harus memberikan empeng untuk si Kecil. Selama ia tidak memerlukan empeng, Anda pun tidak perlu memberikannya.
Ada banyak cara mencegah sindrom bayi mati mendadak selain penggunaan empeng pada bayi. Misalnya memastikan kepala bayi tidak tertutup selimut saat ia tertidur.
Selain itu, penggunaan empeng juga ada batas waktunya. Membiarkan si Kecil memakai empeng hingga melebihi usia 2 tahun dapat memengaruhi bentuk dan susunan giginya.
Jadi, meski empeng disebut lebih baik daripada isap jempol, perhatikan kembali kebutuhan bayi Anda.
Ketahui dan praktikkan juga cara penggunaan empeng yang tepat untuk mengurangi risiko kesehatan yang bisa ditimbulkannya.
Plus minus pakai empeng dan mengisap jempol pada bayi
Bayi memiliki refleks alami untuk mengisap. Refleks ini berguna untuk membantu bayi makan dan minum, termasuk menyusu pada puting ibunya.
Terkadang, refleks ini juga bisa membuat bayi lebih nyaman dan tenang. Biasanya, bayi akan mulai melakukan ini ketika mereka lelah, mulai lapar, merasa bosan, atau kesal.
Bayi yang tidak terus-menerus menyusu atau menempel pada puting ibunya, secara otomatis akan memasukkan tangan atau jempolnya ke dalam mulut.
Kebiasaan ini biasanya terjadi hingga anak berusia 2 tahun. Namun, jika Anda memberikan si Kecil empeng, ia pun akan secara otomatis mengisap empengnya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, baik isap jempol atau empeng, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Mengisap jempol
Isap jempol mungkin lebih mudah dilakukan bayi dibandingkan dengan memakai empeng. Apalagi, saat bayi terbangun pada malam hari.
Ini memberikan ketenangan pada dirinya sendiri, bahkan membantunya untuk terlelap kembali.
Sayangnya, bayi belum punya kesadaran tentang kebersihan. Sebab itulah bayi bisa sembarangan mengisap jempolnya, misal setelah bermain di lantai atau memegang barang-barang kotor.
Kebiasaan mengisap jempol dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan masalah gigi. Melansir Boys Town Pediatric, masalah kulit juga bisa terjadi akibat mengisap jempol terlalu lama.
Bukan cuma itu, bibit penyakit juga jadi lebih mudah masuk ke tubuh melalui jempolnya.
Kelebihan | Kelemahan |
---|---|
Jempol dikontrol sendiri oleh bayi, sehingga lebih mudah ditemukan, termasuk dalam kegelapan. Jika jempolnya terlepas dari mulut, bayi tahu cara mengisapnya kembali. | Jempol bisa menyimpan banyak kuman karena tangan bayi yang sering menyentuh berbagai macam benda. |
Perawatannya mudah. | Lebih berisiko menyebabkan infeksi telinga. |
Tidak jatuh ke lantai seperti halnya empeng yang bisa menjadi kotor. | Kebiasaan mengisap jempol lebih sulit dihilangkan. |
Tidak perlu khawatir akan hilang. | Kulit jempol bisa rusak atau terluka hingga terinfeksi. |
Isap jempol dalam jangka waktu panjang bisa membuat gigi depan menonjol dan tidak rata. Ini dapat menimbulkan masalah menelan dan bicara serta kelainan pada posisi rahang. |
2. Empeng
Untuk menghindari dampak buruk dari isap jempol di atas, orangtua mungkin memilih untuk memberikan empeng.
Namun, menggunakan empeng juga tidak sepenuhnya aman. Mungkin akan ada beberapa masalah yang muncul pada bayi jika menggunakan empeng.
Awalnya, bayi akan mengalami masalah saat menyusui, yaitu bingung puting. Lalu, ada kemungkinan bayi akan memiliki gigi yang tidak rata.
Ia juga berisiko terkena gastroenteritis dan infeksi telinga karena empeng yang digunakan tidak bersih.
Namun, penggunaan empeng juga memiliki beberapa manfaat bila dibandingkan dengan isap jempol. Kelebihan dan kelemahan empeng lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Kelebihan | Kelemahan |
---|---|
Mengurangi rasa sakit saat menjalani prosedur medis, misal disuntik imunisasi atau pengambilan darah. | Cenderung menyusu lebih sedikit karena empeng sering kali menyebabkan bingung puting. |
Mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak. | Meningkatkan risiko infeksi telinga. |
Dapat membatasi penggunaan empeng, sehingga lebih mudah menghilangkan kebiasaan ini. | Bayi bisa kehilangan empengnya, terutama saat tidur pada malam hari yang membuatnya terbangun dan menangis. |
Ada banyak jenis atau rekomendasi empeng di pasaran, termasuk yang bisa dikalungkan agar mudah ditemukan si Kecil. | Empeng bisa jatuh ke lantai dan menjadi kotor. |
Ketika diberikan pada bayi prematur, ia cenderung lebih sebentar melewati masa rawat inap di rumah sakit dan pemberian susu botol lebih baik. | Anda harus punya empeng lebih dari satu karena jika hilang, si Kecil akan menjadi rewel. |
Penggunaan empeng jangka penjang bisa membuat gigi depan menonjol dan tidak rata yang dapat menimbulkan masalah menelan dan bicara serta kelainan pada posisi rahang. |
Tips aman isap jempol dan pakai empeng
Berkaca pada kelebihan dan kekurangan di atas, Anda dan si Kecil mungkin akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari penggunaan empeng.
Jadi, jika si Kecil sudah terlihat akan mengisap jempolnya, Anda bisa saja memberikan empeng untuknya.
Namun, pastikan Anda memberikan empeng di atas perkembangan bayi usia 1 bulan atau sampai ia sudah bisa menyusu dengan baik untuk menghindari bingung puting.
Lalu, coba mulai hentikan penggunaan empeng saat bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun. Pasalnya, menghentikan penggunaan empeng melebihi usia tersebut berisiko lebih sulit.
Jangan sampai empeng digunakan pada jangka waktu panjang atau hingga usia 2—4 tahun untuk menghindari risiko-risiko di atas.
Konsultasikan pada dokter jika isap jempol atau penggunaan empeng menimbulkan masalah kesehatan pada si Kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]