Clotrimazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur di kulit. Untuk informasi lebih lanjut terkait dosis, aturan pakai, dan efek samping simak pembahasan di bawah ini.
Golongan obat: Obat agen antijamur
Merek dagang: Neo Ultrasiline, Dermifar, Canesten, Canesten SD, Hufaderm, Clonitia 1%, Baycuten-N, Medisten, Canesten Dex, Demy, Heltiskin, Cotristen, Erphamazol, Bernesten, Fungiderm.
Apa itu obat clotimazole?
Clotrimazole adalah obat antijamur untuk mengobati infeksi kulit seperti kutu air (athlete’s foot), infeksi jamur penyebab gatal di selangkangan, kulit bersisik, dan infeksi jamur kulit lainnya (candidiasis).
Selain itu, obat ini juga berfungsi untuk mengatasi pityriasis (tinea versicolor), yaitu infeksi jamur yang menyebabkan kulit menerang (panu) atau menggelap pada leher, dada, lengan, atau kaki.
Ketika klotrimazol digunakan ke area kulit yang terinfeksi, ia bekerja dengan menghancurkan jamur atau ragi yang
menyebabkan infeksi.
Selain kegunaan tersebut, obat clotrimazole juga mungkin digunakan untuk mengatasi kondisi medis lainnya. Tanyakan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Dosis obat clotrimazole
Obat clotrimazole tersedia dalam beberapa bentuk dengan rincian, sebagai berikut.
- Krim, topikal: 1% (15g, 30g, 45g, 90g).
- Krim, vaginal: 1% (45g, 90g), 2% (25g).
- Cair, topikal: 1% 10 ml dan 30 ml (belum tersedia di Indonesia).
- Tablet, vaginal: 100mg, 200mg, 500mg.
- Tablet hisap: 10mg (belum tersedia di Indonesia).
Adapun penentuan dosis umumnya bergantung pada kegunaan obat dan usia pasien. Mengutip MIMS, berikut adalah gambaran dosis dari obat clotrimazole.
1. Kandidiasis Orofaring
- Dewasa: Larutkan 1 loz tablet clotrimazole hisap 10 mg secara perlahan di mulut 5 kali sehari selama 14 hari. Sebagai profilaksis untuk pasien immunocompromised yang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau terapi steroid: 1 loz tablet hisap (belum tersedia di Indonesia) selama kemoterapi atau sampai steroid, dosis akan dikurangi ke tingkat pemeliharaan.
- Anak usia ≥3 tahun: Sama dengan dosis orang dewasa.
2. Otitis eksterna jamur
- Dewasa: Teteskan larutan 1% sekitar 2—3 tetes ke telinga yang terinfeksi jamur sebanyak 2 kali sehari atau 3 kali selama minimal 2 minggu untuk mencegah kekambuhan. Namun, obat tetes telinga clotrimazole belum tersedia di Indonesia.
3. Balanitis kandida
- Dewasa: Oleskan krim 1% atau 2% ke alat kelamin pria yang mengalami infeksi jamur selama 2 minggu.
4. Infeksi jamur kulit
- Dewasa: Oleskan krim atau lotion 1% secara tipis-tipis ke area yang terkena infeksi jamur. Lanjutkan pengobatan ini minimal selama 4 minggu (infeksi dermatofita) atau minimal 2 minggu (infeksi kandida).
5. Kandidiasis vulvovaginal
- Dewasa: Sebagai pesarium: Masukkan 100 mg setiap hari selama 6 hari, atau 200 mg setiap hari selama 3 hari, atau 500 mg sebagai dosis tunggal. Sebagai krim 10%: Masukkan 5 g (1 aplikator penuh) secara intravaginal sebagai dosis tunggal. Semua dosis dimasukkan secara intravaginal dan sebaiknya pada malam hari, dengan menggunakan aplikator yang disediakan. Perawatan dapat diulang sekali jika perlu dan harus diselesaikan sebelum menstruasi. Sebagai krim 1% atau 2%: Oleskan dengan tipis ke area anogenital eksternal selama minimal 2 minggu (infeksi kandida).
- Anak usia >16 tahun: Sebagai pesarium: Masukkan 100 mg setiap hari selama 6 hari atau 200 mg setiap hari selama 3 hari. Sebagai krim 10%: Sama dengan dosis dewasa. Semua dosis dimasukkan secara intravaginal dan sebaiknya pada malam hari dengan menggunakan aplikator yang disediakan. Perawatan dapat diulang sekali jika perlu dan harus diselesaikan sebelum menstruasi.
Aturan pakai obat clotrimazole
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat menggunakan clotrimazole, di antaranya adalah berikut.
- Ikuti semua petunjuk penggunaan yang telah diinstruksikan oleh dokter atau yang tertera pada kemasan obat.
- Jangan gunakan obat ini melebihi dosis yang dianjurkan, lebih sedikit, atau lebih lama dari yang disarankan.
- Tanyakan kepada dokter apakah obat ini aman untuk digunakan oleh anak-anak dan balita.
Cara menggunakan clotrimazole adalah sebagai berikut.
1. Oral
Berikut adalah tata cara penggunaan clotrimazole oral atau tablet.
- Hisap obat terlebih dahulu di dalam mulut.
- Jangan telan tablet secara utuh.
- Jangan menggerus atau menghancurkan tablet. Hal ini dikarenakan obat yang digerus tanpa instruksi dokter dapat memengaruhi kinerja obat tersebut.
2. Topikal atau salep
Cara mengobati masalah kulit dengan clotrimazole topikal atau salep adalah.
- Pastikan Anda sudah mencuci tangan dan membersihkan area kulit sasaran terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
- Sebelum mengoleskannya, sebaiknya tunggu sampai kulit sudah benar-benar kering setelah dibersihkan.
- Gunakan jari, cotton bud, atau kapas steril untuk mengeluarkan sedikit obat kemudian mengoleskannya secara tipis pada kulit.
- Hindari paparan suhu panas setelah menggunakan obat ini. Segera cuci tangan Anda setelah menggunakan obat ini guna mencegah terkena mata dengan tidak sengaja.
- Jika Anda menggunakan clotrimazole di kaki, pastikan Anda menggunakan alas kaki yang tidak kedap udara. Ganti sepatu dan kaus kaki sehari sekali.
- Hindari melakukan hubungan seks selama menjalani pengobatan dengan clotrimazole.
Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan klotrimazol, konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis yang menangani Anda.
Efek samping obat clotrimazole
Jarang terjadi efek samping setelah menggunakan clotrimazole. Namun, pada beberapa orang mengalami efek samping, di antaranya sebagai berikut.
- Mual atau muntah.
- Sakit perut.
- Gatal-gatal.
- Sensasi panas atau terbakar di kulit.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda mengalami kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat clotrimazole
Beri tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda gunakan, baik obat resep, nonresep, suplemen, atau obat herbal. Hal ini dikarenakan beberapa jenis obat mungkin dapat berinteraksi dengan clotrimazole.
Selain itu, penting juga untuk menginformasikan dokter mengenai penyakit atau kondisi kesehatan lain yang sedang Anda derita.
Kemungkinan obat ini dapat memicu terjadinya interaksi dengan penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Untuk obat klotrimazol, pastikan Anda memperhatikan hal-hal di bawah ini sebelum mengonsumsinya.
- Alergi.
- Sedang hamil atau menyusui.
- Lansia dengan kondisi medis tertentu.
Selalu beri tahu kepada dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Apabila Anda ragu untuk memastikan kondisi tersebut, konsultasikanlah dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Penyimpanan obat
Perhatikan tata cara penyimpanan obat berikut ini.
- Clotrimazole adalah obat yang paling baik disimpan pada suhu ruangan, sekitar 20—25 derajat Celsius.
- Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
- Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
- Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jika Anda sudah tidak menggunakan obat ini lagi atau jika obat telah kedaluwarsa, segera buang obat ini sesuai tata cara membuang obat.
Salah satunya, jangan mencampurkan obat ini dengan sampah rumah tangga. Jangan pula membuang obat ini di saluran pembuangan air seperti toilet.
Tanyakan kepada apoteker atau petugas dari instansi pembuangan sampah setempat mengenai tata cara membuang obat yang benar dan aman untuk kesehatan lingkungan.
Jangan menyiram obat ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.
Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat clotrimazole aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, atau yang setara dengan Badan POM di Indonesia.
Artinya, obat clotrimazole salep 1% dapat digunakan pada kehamilan dan menyusui.
Jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan jangan lupa untuk beri tahu dokter, bidan, atau apoteker Anda sebelum menggunakan clotrimazole.
Apabila Anda sudah memberi tahu dokter atau bidan, ikuti instruksinya dengan hati-hati.
Interaksi obat clotrimazole dengan obat lain
Clotrimazole mungkin berinteraksi dengan obat lain yang sedang Anda gunakan. Ini dapat mengubah cara kerja obat tersebut, atau bahkan meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping.
Berikut adalah daftar obat yang berpotensi berinteraksi dengan clotrimazole:
Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin akan mengubah dosis atau melakukan tindakan pencegahan lainnya yang mungkin diperlukan.
Oleh karena itu, beri tahu ahli kesehatan Anda jika Anda sedang mengonsumsi obat resep atau obat lain yang beredar di pasaran.
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan di atas mungkin tidak dianjurkan.
Dokter Anda mungkin memutuskan untuk tidak memberikan obat ini pada Anda atau mengubah beberapa obat lain yang Anda gunakan.
[embed-health-tool-bmi]