Budesonide merupakan salah satu obat golongan kortikosteroid yang memiliki banyak kegunaan. Simak kegunaan, dosis, aturan pakai, dan efek sampingnya di bawah ini.
Golongan obat: kortikosteroid inhalasi, glukokortikoid
Merek dagang budesonide: Actacort, Budesma, Budesonide, Cortiment, Obucort Swinghaler, Pulmicort Respules, Pulmicort Turbuhaler, Sonide
Apa itu obat budesonide?
Budesonid (budesonide) adalah obat kortikosteroid yang digunakan untuk meredakan inflamasi atau peradangan pada saluran pernapasan dan pencernaan.
Budesonide hirup digunakan untuk mengatasi kesulitan bernapas, mengi, dan batuk yang disebabkan oleh asma pada orang dewasa maupun anak-anak.
Sementara itu, budesonide yang diminum membantu mengatasi penyakit yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Obat ini termasuk ke dalam kelas obat kortikosteroid. Strukturnya mirip dengan hormon steroid dalam tubuh yang memiliki efek anti-inflamasi (mengurangi peradangan).
Obat budesonide juga tergolong sebagai obat keras. Maka dari itu, obat ini hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter.
Dosis budesonide
Budesonide yang dihirup tersedia dalam dua bentuk, yakni serbuk inhalasi dan cairan inhalasi.
Serbuk inhalasi terdiri dari dosis 100 mikrogram (mcg) dan 200 mcg, sedangkan cairan inhalasi terdiri dari dosis 0,25 miligram per mililiter (mg/ml) atau 0,5 mg/ml.
Sementara itu, obat budesonide yang diminum tersedia dalam bentuk tablet lepas lambat 9 mg.
Selalu tanyakan kepada dokter untuk mengetahui dosis obat yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan respons tubuh Anda terhadap pengobatan.
Berikut ini merupakan gambaran umum dosis obat budesonide seperti dikutip dari MIMS Indonesia.
Asma
- Dewasa: sebagai serbuk inhalasi, 200–800 mcg per hari sebagai dosis tunggal atau dua kali dalam dosis yang terbagi rata (maksimal 800 mcg dua kali sehari).
- Anak-anak 5–12 tahun: sebagai serbuk inhalasi, 200–800 mcg per hari dua kali dalam dosis yang terbagi rata.
- Anak-anak >12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Serangan asma
- Dewasa: sebagai cairan inhalasi, dosis awal 1–2 mg dua kali sehari dengan dosis pemeliharaan 0,5–1 mg dua kali sehari.
- Anak-anak 3 bulan–12 tahun: sebagai cairan inhalasi, dosis awal 0,5–1 mg dua kali sehari dengan dosis pemeliharaan 0,25–0,5 mg dua kali sehari.
- Anak-anak >12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Batuk croup
- Anak-anak: sebagai cairan inhalasi, 2 mg sebagai dosis tunggal atau dalam dua dosis yang terbagi rata dengan selang waktu pemberian 30 menit; obat dapat diberikan lagi setiap 12–36 jam atau sampai gejala mulai mereda.
Penyakit Crohn
- Dewasa: 9 mg per hari sebagai dosis tunggal sebelum sarapan atau dalam tiga dosis yang terbagi rata dengan selang waktu pemberian 30 menit; obat ini bisa digunakan selama 8 minggu dan diminum sebelum makan.
Kolitis ulseratif
- Dewasa: 9 mg per hari sebagai dosis tunggal pada pagi hari yang bisa digunakan selama 8 minggu.
Aturan pakai budesonide
Ikuti petunjuk pemakaian sesuai dengan yang diarahkan dokter. Jangan menggunakan lebih banyak dari yang disarankan dokter Anda.
Obat budesonide dalam sediaan serbuk inhalasi digunakan untuk perawatan asma, bukan untuk mengatasi serangan asma akut. Obat ini dihirup melalui mulut menggunakan inhaler.
Inhaler biasanya digunakan sekali atau dua kali sehari. Anda mungkin membutuhkan satu atau dua tabung inhaler budesonide setiap bulannya.
Sementara itu, obat budesonid dalam sediaan cairan inhalasi dihirup lewat mulut menggunakan alat nebulizer. Obat ini hanya digunakan untuk mengatasi serangan asma akut.
Jika Anda mengonsumsi obat tablet untuk mengatasi penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, telan obat ini secara utuh dengan bantuan segelas air putih.
Jangan menghancurkan, mengunyah, atau mematahkan obat karena ini bisa mengurangi kinerja obat dan bahkan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Dosis dan lamanya pengobatan akan bergantung pada kondisi medis dan respons tubuh Anda terhadap pengobatan. Pastikan Anda mengikuti aturan pakai obat ini sesuai anjuran dokter.
Minum obat ini secara teratur untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk membantu mengingat, gunakanlah obat pada waktu yang sama setiap harinya.
Jangan meningkatkan dosis, menambah frekuensi penggunaan, atau menggunakan obat ini lebih lama dari yang disarankan. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Apabila Anda punya pertanyaan lebih lanjut seputar penggunaan obat budesonide, lebih baik konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda.
Efek samping budesonide
Berikut sejumlah efek samping yang mungkin muncul selama penggunaan budesonid.
Efek samping ringan
Beberapa efek samping ringan dari penggunaan obat kortikosteroid ini meliputi:
- pusing,
- sakit kepala,
- ingusan atau hidung tersumbat,
- batuk,
- sakit tenggorokan,
- nyeri otot,
- mual ringan,
- nyeri perut,
- ruam kulit ringan, dan
- perubahan siklus menstruasi.
Efek samping serius
Hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping serius seperti berikut.
- Perubahan bentuk atau letak lemak tubuh, khususnya pada bagian lengan, wajah, leher, payudara, dan pinggang.
- Meningkatkan tekanan darah yang ditandai dengan sakit kepala parah, detak jantung cepat atau tidak teratur, serta penglihatan kabur.
- Tubuh sakit secara keseluruhan dibarengi dengan sakit kepala, letih, mual, dan muntah.
Segeralah cari bantuan tenaga medis bila Anda merasakan reaksi alergi yang ditandai dengan gatal-gatal, sesak napas, serta bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai budesonid
Sebelum menggunakan budesonide, pastikan Anda paham akan kegunaan dan efek dari obat ini. Beri tahu dokter apabila Anda memiliki kondisi berikut.
- Menunjukkan reaksi alergi terhadap budesonide atau kandungan lain di dalam obat ini.
- Memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang mengalami diabetes, hipertensi, glaukoma, katarak, tuberkulosis, osteoporosis, luka perut dalam, atau penyakit hati.
- Hendak menjalani prosedur operasi dalam waktu dekat, termasuk operasi gigi.
- Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
- Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.
Obat ini tidak perlu kondisi penyimpanan khusus. Budesonid bisa disimpan pada suhu ruangan di bawah 30℃ dan jauh dari jangkauan anak-anak serta hewan peliharaan.
Perhatikan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan produk. Buang produk obat ini bila masa berlakunya telah habis atau sudah tidak digunakan lagi.
Apakah obat budesonid aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Konsultasikan terlebih dulu pada dokter atau bidan sebelum menggunakan obat apa pun bila Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
Menurut US Food and Drug Administration (FDA), obat budesonide termasuk ke dalam kategori C yang berarti mungkin berisiko pada ibu dan janin.
Oleh sebab itu, dokter perlu melakukan pemantauan rutin dan menyesuaikan dosis obat untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan pada ibu hamil.
Tidak diketahui seberapa banyak budesonide yang bisa masuk ke dalam ASI. Segera konsultasikan dengan dokter bila bayi terlihat tidak menyusu seperti biasa saat Anda menggunakan obat ini.
Interaksi budesonid dengan obat lain
Interaksi obat dapat memengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya. Berikut beberapa kemungkinan interaksi budesonid dengan obat-obatan lain.
- Meningkatkan risiko efek samping bila digunakan bersama dengan ketokonazol, itrakonazol, dan klaritromisin.
- Menurunkan efek obat bila digunakan bersama dengan karbamazepin dan rifampisin.
- Meningkatkan pengeluaran kalium dari tubuh dan memicu hipokalemia (kadar kalium darah yang rendah) bila digunakan bersama obat diuretik.
- Mengurangi penyerapan obat kolestiramin dan antasida.
- Menurunkan efektivitas vaksin.
Daftar di atas tidak menjelaskan semua kemungkinan interaksi obat. Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
Konsultasikan daftar obat yang Anda gunakan pada dokter untuk mengetahui risiko interaksi yang mungkin timbul selama penggunaan budesonide.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Kesimpulan
- Budesonide adalah obat kortikosteroid yang digunakan untuk meredakan peradangan akibat asma, penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif.
- Jenis obat kortikosteroid ini tersedia dalam dua bentuk, yakni yang dihirup (serbuk dan cairan inhalasi) dan diminum (tablet pelepasan lambat).
- Sebagai obat keras, budesonide harus digunakan secara hati-hati dengan resep dokter.
[embed-health-tool-bmi]