backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Memahami Alergi Dingin pada Bayi, dari Gejala hingga Pengobatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2024

Memahami Alergi Dingin pada Bayi, dari Gejala hingga Pengobatan

Terkadang, udara dingin di dalam kamar membuat bayi tidak bisa tidur. Bahkan, timbul gatal dan kemerahan pada kulitnya sehingga si Kecil jadi rewel. Bila Anda menemukan gejala yang sama, kemungkinan ini gejala alergi dingin pada bayi. Cari tahu lebih lanjut mengenai alergi dingin pada si Kecil, penyebab, serta cara meredakannya di bawah ini.

Apa itu alergi dingin pada bayi?

Alergi dingin adalah suatu kondisi kulit ketika timbul ruam merah atau gatal pada kulit akibat terpapar suhu atau udara yang dingin. Kondisi kulit ini bisa disebut juga dengan urtikaria dingin.

Alergi dingin bisa dialami oleh siapa saja di semua golongan usia, tidak terkecuali bayi dan anak-anak.

Sama seperti pada orang dewasa, gejala alergi dingin pada bayi dan anak-anak biasanya timbul dalam beberapa menit setelah kulit terpapar suhu dingin.

Gejala yang timbul juga dapat berbeda-beda pada tiap bayi, tergantung tingkat keparahan kondisi yang dialami.

Apa penyebab alergi dingin pada bayi?

biduran pada anak

Alergi dingin pada anak terjadi ketika kulit terpapar udara atau suhu dingin. Kondisi ini biasanya timbul pada kulit yang tidak tertutup pakaian dan langsung terkena suhu dingin.

Pada beberapa kasus, pemicu reaksi alergi bisa berupa air yang terlalu dingin. Sementara untuk bayi yang sangat sensitif, udara dingin misalnya dari pendingin ruangan (AC) atau kulkas, juga bisa menimbulkan reaksi alergi.

Belum diketahui secara pasti kenapa suhu dingin bisa memicu reaksi sel sistem imun di kulit untuk melepaskan zat kimia histamin dan menimbulkan peradangan.

Namun, dilansir dari DermNet NZ, alergi dingin bisa dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan penyebabnya.

1. Alergi dingin primer

Ini merupakan jenis yang terjadi sendiri dan biasanya sulit diketahui penyebabnya. Dari sebagian besar penderita, termasuk bayi dan anak, alergi dingin primer lebih sering terjadi.

2. Alergi dingin sekunder

Jenis ini terjadi akibat kondisi lain yang sedang dialami oleh tubuh, seperti berikut ini.

  • Biduran.
  • Kelainan darah.
  • Infeksi saluran pernapasan.
  • Gigitan serangga.
  • Penggunaan obat-obatan.
  • Krioglobulinemia atau penggumpalan protein darah abnormal (krioglobulin)
  • Leukemia limfositik kronis.
  • Cacar air (varisela).
  • Limfosarkoma atau tumor sel darah putih.
  • Sipilis.
  • Hepatitis virus.

Di samping itu, penelitian dari American Academy Pediatrics mengatakan, risiko alergi dingin pada anak juga diwariskan secara genetik atau ada riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Tanda dan gejala alergi dingin pada bayi

Gejala alergi dingin pada bayi umumnya berupa biduran atau ruam merah dan gatal pada kulit. Namun, pada kondisi yang lebih serius, gejala lain juga bisa terjadi, seperti berikut ini.

  • Pembengkakan (edema) di bagian bawah kulit yang terpapar suhu dingin.
  • Sesak napas atau napas berbunyi “ngik” (mengi).
  • Nyeri perut atau tukak lambung.
  • Jantung berdebar dan tidak beraturan.
  • Sakit kepala.
  • Pembengkakan pada bibir atau tenggorokan.
  • Sensasi terbakar pada kulit.

Gejala-gejala alergi dingin biasanya akan semakin terlihat dalam 2—5 menit setelah kulit terpapar suhu dingin, dan terjadi selama 1—2 jam.

Kapan harus ke dokter?

Jika terjadi cukup parah, alergi dingin bisa menimbulkan gejala yang lebih serius, seperti penurunan tekanan darah (hipotensi), syok, dan pingsan. Kondisi ini bahkan bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul gejala yang serius.

Bagaimana cara mendiagnosis alergi dingin pada bayi?

viral exanthem

Jika bayi Anda diduga mengalami alergi dingin, Anda bisa membawa si Kecil ke dokter kulit untuk memastikan kondisinya.

Dokter kulit akan mengawali pemeriksaan dengan melihat gejala apa saja yang dialami oleh bayi ketika terpapar suhu dingin. Penting untuk memberi tahu dokter secara rinci terkait gejala tersebut.

Untuk memastikan gejalanya, dokter juga akan melihat kondisi kulit secara langsung. Bila diperlukan, dokter mungkin akan melakukan tes langsung pada kulit.

Salah satu cara memeriksanya yaitu dengan meletakkan kantung plastik berisi es batu pada kulit, biasanya pada lengan bagian bawah. Kebanyakan bayi yang menderita alergi dingin akan mengalami reaksi pada kulitnya.

Bagaimana cara mengatasi alergi dingin pada bayi?

Pada beberapa kasus, alergi dingin bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.

Untuk sebagian penderita, kondisi ini bahkan bisa hilang sepenuhnya tanpa kekambuhan dalam 5 tahun dari waktu pertama kali timbul gejala.

Namun, alergi dingin juga bisa dialami seumur hidup. Pada kondisi ini, pengobatan perlu dilakukan untuk membantu meredakan gejala.

Pengobatan biasanya cukup dilakukan dengan menghindari pemicu alergi. Sebagai contoh, jika gejala alergi dingin pada anak dipicu oleh air dingin, maka hindari memandikannya dengan air yang terlalu dingin.

Jika sulit untuk menghindari pemicu alergi pada anak, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang bisa membantu meredakan gejala.

Obat yang biasanya digunakan yaitu antihistamin. Obat ini bisa mencegah reaksi alergi bertambah parah.

Bila antihistamin tidak mampu meredakan gejala tersebut, dokter pun akan memberikan obat yang lebih kuat, seperti omalizumab.

Sementara itu, jika alergi dingin yang dialami oleh bayi Anda cukup parah hingga menimbulkan gejala yang serius, dokter akan memberikan Anda epinephrine injeksi.

Obat ini bisa Anda suntikkan sendiri pada bayi. Injeksi ini bisa membantu meredakan gejala yang berbahaya.

Agar gejala tidak kian memburuk, jaga si Kecil tetap hangat. Misalnya dengan memakaikan jaket, selimut, sarung tangan, dan kaus kaki.

Buat bayi senyaman mungkin agar reaksi alergi mereda. Ibu bisa berjaga-jaga dengan selalu sedia selimut dan jaket di mana saja untuk anak sebagai upaya antisipasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan