backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Serum Anti Bisa Ular

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 05/07/2023

Serum Anti Bisa Ular

Penggunaan serum anti bisa ular sangat penting dalam penanganan kasus gigitan ular berbisa. Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai manfaat, dosis, dan efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat ini.

Golongan obat: antivenom/antivenin

Merek dagang serum anti bisa ular: Biosave

Apa itu serum anti bisa ular?

Serum anti bisa ular atau snake venom antiserum adalah obat yang digunakan untuk melawan efek bisa yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.

Pada umumnya, serum ini terbuat dari antibodi atau imunoglobulin yang dihasilkan oleh hewan lain, seperti kuda atau domba, yang telah diimunisasi dengan bisa ular tersebut.

Antibodi dalam plasma darah hewan tersebutlah yang dimanfaatkan sebagai serum anti bisa ular.

Snake venom antiserum bekerja dengan menghentikan penyebaran bisa dan melawan efek berbahaya yang ditimbulkan oleh bisa ular dalam tubuh manusia.

Secara umum, serum ini termasuk dalam golongan obat keras. Pemberiannya harus dilakukan oleh tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan.

Dosis serum anti bisa ular

bisa ular

Di Indonesia, serum anti bisa ular (ABU) umumnya bersifat polivalen atau dapat menetralisasi berbagai bisa ular yang banyak menyebabkan kasus gigitan ular berbisa.

Biosave, produk ABU dari Biofarma, memberikan kekebalan terhadap bisa ular yang bersifat neurotoksik (merusak sistem saraf), seperti ular kobra (Naja sputatrix) dan ular belang (Bungarus fasciatus).

Selain itu, antivenom ini juga efektif untuk bisa ular hemotoksik (merusak sel darah), seperti ular tanah (Agkistrodon rhodostoma) yang banyak ditemukan di Indonesia.

Serum berbentuk cairan diberikan secara intravena (IV), baik melalui suntik atau infus, dengan dosis yang sama pada dewasa dan anak-anak. Berikut adalah ketentuan pemberiannya.

  • Suntik bolus IV: antivenom yang tidak diencerkan dapat diberikan melalui injeksi intravena secara perlahan, dengan kecepatan tidak lebih dari 2 ml/menit.
  • Infus IV: dua vial (10 ml) antivenom diencerkan dalam 100 ml larutan NaCl 0,9%, kemudian diinfuskan selama 30 menit. Pemberian bisa diulang setiap 6–8 jam bila masih terdapat gangguan akibat efek bisa ular.

Tahukah Anda?

Pada wilayah Indonesia bagian timur, terdapat pula serum khusus yang disebut ABU II yang diimpor dari Australia. Serum ini bisa menangani efek gigitan ular berbisa yang endemik di wilayah Papua dan sekitarnya, seperti ular taipan (Oxyuranus sp.). 

Aturan pakai serum anti bisa ular

Pemberian antivenom harus dilakukan oleh tenaga medis profesional. Hal ini karena dosis dan metode pemberian yang benar penting untuk mengoptimalkan efektivitasnya. 

Idealnya, serum harus diberikan setidaknya 4 jam setelah gigitan ular. Hal ini akan membantu mencegah komplikasi, seperti kerusakan jaringan dan gangguan peredaran darah.

Sebagai pertolongan pertama gigitan ular, penting untuk mengenal ciri-ciri ular yang menggigit diri Anda atau korban serta membatasi gerakan pada area yang terkena gigitan.

Informasi ini akan membantu tenaga medis menentukan jenis, dosis, dan cara pemberian serum yang tepat.

Setelah pemberian snake venom antiserum, tenaga medis akan terus memantau kondisi Anda atau korban serta memberikan perawatan medis lanjutan sesuai kebutuhan. 

Selalu ikuti panduan tenaga medis selama menjalani tindakan ini. Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Efek samping serum anti bisa ular

obat alergi kulit

Nyeri pada area bekas suntikan merupakan efek samping yang kerap terjadi setelah pemberian suntik atau infus serum anti bisa ular.

Pemberian serum pun berisiko memicu reaksi alergi parah (anafilaksis) selama beberapa jam setelah pemberian. Oleh sebab itu, dokter selalu menyediakan obat epinefrin selama perawatan.

Anda juga berisiko mengalami serum sickness yang terjadi antara 4–10 jari setelah dosis obat.

Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan serum sickness, seperti:

  • demam,
  • merasa tidak enak badan,
  • ruam dan kulit gatal,
  • sesak napas,
  • nyeri pada persendian, dan
  • pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).

Penting untuk Anda pahami bahwa tidak semua orang mengalami efek samping. Mungkin ada beberapa efek samping yang belum disebutkan pada daftar di atas.

Apabila memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai serum anti bisa ular

Jika memungkinkan, beri tahu tenaga medis yang akan memberikan Anda snake venom antiserum bila Anda memiliki kondisi berikut.

  • Menunjukkan reaksi alergi terhadap paparan atau suntikan serum hewan sebelumnya.
  • Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
  • Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.

Untuk mengurangi risiko terjadinya reaksi anafilaksis dan serum sickness, tenaga medis yang akan memberikan antivenin sebaiknya juga melakukan prosedur berikut.

  • Pemeriksaan mengenai riwayat kesehatan pasien, termasuk laporan asma, urtikaria (biduran), atau tanda-tanda reaksi alergi lainnya.
  • Pemeriksaan untuk mendeteksi hipersensitivitas, seperti tes kulit, untuk menilai risiko efek samping pasien sebelum pemberian antivenom.

Obat ini perlu kondisi penyimpanan khusus. Snake venom antiserum harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 2–8℃, tetapi jangan sampai dibekukan.

Apakah serum anti bisa ular aman untuk ibu hamil dan menyusui?

pertolongan pertama pada gigitan ular

Tidak ada studi yang memadai tentang risiko pemakaian obat ini pada ibu hamil atau menyusui. 

Serum anti bisa ular umumnya dianggap aman untuk mengatasi kasus gigitan ular saat hamil.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai efek samping pada bayi yang lahir dari ibu yang menerima antivenom selama kehamilan.

Meski begitu, pemberiannya tetap harus mempertimbangkan risiko reaksi anafilaktik dan serum sickness yang berbahaya pada ibu hamil maupun janin.

Antivenom umumnya tidak memasuki air susu ibu (ASI) dalam jumlah yang signifikan. Namun, bila Anda khawatir tentang keamanannya, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda.

Interaksi serum anti bisa ular dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. 

Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya interaksi yang berbahaya dari penggunaan snake venom antiserum dengan obat-obatan lainnya.

Meski begitu, penting untuk mencatat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.

Konsultasikan daftar obat yang Anda gunakan dengan dokter untuk mengetahui risiko interaksi yang mungkin timbul akibat penggunaan serum ini.

Kesimpulan

  • Snake venom antiserum adalah jenis obat yang digunakan untuk melawan efek berbahaya dari gigitan ular berbisa.
  • Obat yang mengandung antibodi ini bekerja dengan cara menghentikan penyebaran dan melawan efek berbahaya dari bisa ular dalam tubuh manusia.
  • Penggunaan serum harus dilakukan oleh tenaga medis profesional dengan menimbang dosis dan metode pemberian yang tepat.
  • Pasalnya, penggunaan serum berisiko memicu reaksi anafilaktik dan serum sickness.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Farmasi · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 05/07/2023

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan