Meski umum terjadi, gejala mata merah dan hidung tersumbat bisa mengganggu aktivitas Anda. Pada kondisi ini, penggunaan oxymetazoline (oksimetazolin) bisa menjadi pilihan yang tepat. Ketahui segala informasi mengenai obat tersebut pada ulasan berikut.
Golongan obat: Dekongestan dan antihistamin.
Merek dagang: Cendo Asthenof, Afrin, Iliadin.
Oxymetazoline (oksimetazolin) adalah obat dekongestan yang digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat dan mata merah.
Obat ini tersedia dalam bentuk nasal, yaitu semprotan hidung dan tetes hidung, serta tetes mata. Setiap bentuk obat memiliki kegunaan yang berbeda.
Obat berbentuk nasal digunakan untuk meredakan gejala hidung tersumbat yang terkait dengan pilek, sinusitis, alergi (rhinitis alergi), dan infeksi telinga tengah.
Sementara oxymetazoline tetes mata digunakan untuk mengatasi mata merah yang disebabkan oleh iritasi mata ringan.
Sebagai obat dekongestan, oxymetazoline semprotan dan tetes hidung bekerja dengan mengecilkan pembuluh darah di saluran hidung agar penderitanya dapat bernapas secara lega.
Untuk oksimetazolin tetes mata dapat mempersempit pembuluh darah di mata yang bengkak untuk mengurangi kemerahan pada mata.
Dokter mungkin meresepkan obat ini untuk kegunaan lain. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai kegunaan obat ini.
Di Indonesia, obat oksimetazolin tersedia dalam sediaan sebagai berikut.
- Semprotan hidung 0,05% (0,5 mg).
- Tetes hidung 0,025%.
- Tetes mata 0,25 mg.
Adapun dosisnya menyesuaikan dengan kegunaan dan sediaan obat serta kondisi pasien. Namun, secara umum, berikut adalah dosis oxymetazoline sesuai sediaan obatnya.
1. Semprotan hidung
Dalam bentuk semprotan hidung (nasal spray), dosis obat oxymetazoline untuk mengatasi gejala hidung tersumbat, yaitu sebagai berikut.
- Dewasa: dosis yang umum yaitu 1—2 semprot ke setiap lubang hidung sebanyak 2—3 kali sehari sesuai kebutuhan. Durasi pengobatan maksimal yaitu 5—7 hari berturut-turut. Dosis alternatif yaitu 2—3 semprot ke setiap lubang hidung sebanyak dua kali sehari selama 3 hari. Dosis maksimal yaitu dua dosis per 24 jam.
- Anak: untuk usia >12 tahun, dosis umum yaitu 1—2 semprot ke setiap lubang hidung sebanyak 2—3 kali sehari sesuai kebutuhan. Durasi pengobatan maksimal yaitu 5—7 hari berturut-turut.
2. Tetes hidung
Di Indonesia, oksimetazolin tetes hidung hanya tersedia dalam komposisi 0,025% yang umum diberikan untuk anak. Sementara oksimetazolin tetes hidung 0,05% untuk orang dewasa tidak tersedia di Indonesia.
Adapun untuk mengatasi gejala hidung tersumbat, berikut adalah dosis oksimetazolin tetes hidung yang direkomendasikan.
- Dewasa: dalam bentuk tetes hidung 0,05%, dosis yang umum, yaitu 1—2 tetes ke setiap lubang hidung sebanyak 2—3 kali sehari. Durasi pengobatan maksimal, yaitu 5—7 hari berturut-turut.
- Anak: dalam bentuk tetes hidung 0,025% untuk anak usia 1—6 tahun, dosis yang umum, yaitu 1—2 tetes ke setiap lubang hidung sebanyak 2—3 kali sehari. Durasi pengobatan maksimal, yaitu 5—7 hari berturut-turut.
3. Tetes mata
Pada orang dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas, dosis oksimetazolin untuk mengatasi mata merah, yaitu 1—2 tetes pada mata yang terkena setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Durasi pengobatan maksimal, yatu 72 jam. Adapun penggunaan obat ini untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun masih belum ditetapkan.
Dosis obat bisa berbeda pada setiap orang. Selalu ikuti ketentuan dosis yang dokter berikan untuk membantu mengatasi masalah Anda.
Pastikan Anda selalu mengikuti aturan pakai obat yang dokter berikan atau yang tertera pada label kemasan.
Jangan gunakan obat ini dalam dosis lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan oleh dokter.
Setiap sediaan obat memiliki cara penggunaan yang berbeda. Lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk cara pakai yang tepat.
1. Semprotan hidung
Untuk menggunakan semprotan hidung oksimetazolin, berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan.
- Jika Anda menggunakan semprotan hidung untuk pertama kali, lepaskan tutupnya dan semprotkan cairan dengan menekan pompa beberapa kali.
- Kocok botol obat dengan baik.
- Sebelum menggunakan obat ke hidung, tiup hidung Anda dengan lembut.
- Tegakkan kepala, kemudian masukkan ujung botol obat ke dalam salah satu lubang hidung. Tekan lubang hidung Anda yang lain dengan jari, kemudian semprotkan obat ke lubang hidung sambil Anda menarik napas secara bersamaan.
- Ulangi langkah di atas untuk menyemprotkan obat ke lubang hidung kedua.
- Bersihkan ujung botol obat dengan tisu bersih, kemudian tutup obat.
- Hindari meniup hidung selama beberapa menit setelah menggunakan obat.
2. Tetes hidung
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menggunakan obat tetes hidung oksimetazolin.
- Tiup hidung dengan lembut untuk membersihkan lubang hidung sebelum menggunakan obat.
- Kocok botol obat dengan baik.
- Miringkan kepala Anda atau berbaring dengan posisi kepala menggantung di sisi tempat tidur. Lalu, teteskan obat ke dalam lubang hidung.
- Biarkan kepala Anda tetap miring selama beberapa menit agar obat dapat masuk dengan baik ke dalam hidung. Anda juga bisa menundukkan kepala ke depan sambil duduk selama beberapa menit.
- Ulangi langkah tersebut untuk lubang hidung lainnya.
- Jika sudah, bersihkan ujung botol obat dan tutup rapat.
- Hindari bersin atau membuang air setidaknya selama beberapa menit setelah obat digunakan.
3. Tetes mata
Untuk menggunakan obat yang berbentuk tetes mata, berikut caranya yang bisa Anda praktekkan.
- Cuci tangan sebelum menggunakan obat.
- Kocok botol obat.
- Miringkan kepala sedikit ke belakang dan tarik ke bawah kelopak mata bawah untuk membuat kantong kecil.
- Posisikan ujung penetes botol obat di atas mata, kemudian teteskan obat sesuai dosis yang direkomendasikan.
- Tutup mata Anda selama sekitar 2 menit dengan posisi kepala menunduk tanpa berkedip atau menyipitkan mata.
Saat menggunakan obat tetes mata ini, pastikan ujung penetes obat tidak menyentuh tangan Anda atau permukaan apa pun. Jika terkontaminasi, penggunaan dapat menyebabkan infeksi pada mata.
Jika Anda pakai lensa kontak, lepaskan dulu sebelum menggunakan obat ini. Tunggu setidaknya 15 menit sebelum memasang kembali lensa kontak Anda.
Gunakan obat oxymetazoline sesuai dosis dan jangka waktu yang dokter tentukan. Apabila gejala tidak membaik setelah tiga hari, konsultasikan kembali kepada dokter Anda.
Adapun apabila Anda melupakan satu dosis obat, gunakan obat sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal biasa.
Jangan menggandakan dosis obat Anda. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan oxymetazoline nasal, baik semprotan maupun tetes hidung.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Bersin.
- Mual.
- Sulit tidur.
- Hidung meler.
- Terasa perih atau menyengat di hidung.
- Hidung, mulut, dan tenggorokan kering.
Jika kondisi di atas tidak membaik atau semakin parah, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter.
Anda pun perlu segera menghubungi dokter jika efek samping obat yang serius terjadi, seperti di bawah ini.
- Detak jantung cepat atau lambat.
- Rasa perih atau menyengat yang parah di hidung.
- Nyeri dada.
- Sakit kepala yang parah, telinga berdenging, sesak napas, atau merasa gelisah dan kebingungan.
Sementara itu, efek samping juga bisa terjadi setelah penggunaan oksimetazolin tetes mata. Berikut adalah beberapa efek samping yang umum terjadi.
- Terasa perih atau seperti menyengat di mata.
- Mata berair.
- Penglihatan buram.
- Sakit kepala dan pusing yang ringan.
- Merasa gugup.
Meski dapat menghilang dengan sendirinya, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika efek samping di atas semakin parah atau tak kunjung hilang.
Anda juga perlu segera cari bantuan medis jika efek samping yang serius seperti di bawah ini terjadi setelah penggunaan oxymetazoline tetes mata.
- Pusing seperti akan pingsan.
- Sakit mata.
- Perubahan dalam penglihatan.
- Nyeri dada.
- Detak jantung lambat atau cepat.
- Sakit kepala yang parah, telinga berdenging, sesak napas, atau merasa gelisah dan kebingungan.
Tidak semua orang mengalami efek samping yang disebutkan tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu dari obat loperamide, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Anda tidak boleh menggunakan obat ini jika memiliki alergi terhadap oxymetazoline atau zat yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, agar aman untuk Anda gunakan, beri tahu juga kepada dokter jika Anda memiliki riwayat medis lain, terutama berikut ini.
- Tekanan darah tinggi.
- Penyakit jantung.
- Diabetes.
- Penyakit tiroid.
- Pembesaran prostat.
- Kesulitan buang air kecil.
- Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di kaki.
- Peradangan pada lapisan dalam atau kulit sekitar hidung.
- Hidung kering.
- Menjalani operasi, terutama operasi hidung dan pengangkatan kelenjar pituitari.
- Peningkatan tekanan pada mata.
- Phaeochromocytoma (tumor langka kelenjar adrenal yang menyebabkan tekanan darah tinggi).
- Cedera atau infeksi mata.
- Glaukoma.
- Sindrom Sjögren.
- Hamil.
- Menyusui.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau mengganti obat, atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Perhatian!
Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan terlalu lama atau lebih sering yang diinstruksikan oleh dokter Anda. Pastikan Anda mengikuti ketentuan pakai obat yang dokter berikan.
Cara penyimpanan oxymetazoline
Obat oksimetazolin paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Jangan menyimpan obat ini di kamar mandi dan jangan dibekukan. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Buang produk ini bila masa berlaku obat telah habis atau jika sudah tidak diperlukan lagi. Namun, jangan buang obat sembarangan.
Untuk obat cairan non-antibiotik, isinya bisa Anda buang ke saluran pembuangan air. Pisahkan cairan dan botol obat agar tidak disalahgunakan serta lepaskan label yang ada di wadah obat.
Jika ada pertanyaan, konsultasikan kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Obat oksimetazolin termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA), melansir dari National Library of Medicine.
Artinya, studi pada hewan menunjukkan ada efek buruk pada janin bila obat ini dikonsumsi saat hamil. Hanya saja, tidak ada studi yang memadai dan terkontrol dengan baik pada manusia terkait efek ini.
Penggunaan obat ini selama kehamilan hanya direkomendasikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi pada janin Anda.
Selain itu, tidak diketahui apakah obat ini dapat masuk ke ASI dan memengaruhi bayi yang disusui jika digunakan saat masa menyusui.
Oleh karena itu, selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini saat hamil dan menyusui.
Obat oksimetazolin dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang mungkin sedang Anda konsumsi atau gunakan.
Interaksi ini dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya.
Untuk menghindari interaksi obat, simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal) serta konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Pada kondisi tertentu, dokter Anda mungkin akan mengubah dosis atau melakukan tindakan pencegahan lain bila diperlukan.
Berikut adalah beberapa obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan oxymetazoline nasal dan tetes mata.
- Obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI), seperti isocarboxazid, phenelzine, dan tranylcypromine.
- Obat-obatan tekanan darah tinggi, seperti metoprolol, methyldopa, dan guanethidine.
- Obat-obatan untuk mengobati depresi, seperti amitriptyline, imipramine, dan clomipramine.
- Obat migrain, seperti ergotamine dan methysergide.
- Bromocriptine untuk mengobati penyakit Parkinson.
- Obat-obatan untuk mengobati penyakit jantung yang disebut glikosida jantung, seperti digoxin.
Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai interaksi obat ini.
[embed-health-tool-bmi]