Masalah kulit tak hanya bisa disebabkan oleh jamur, tapi juga bakteri. Salah satu obat topikal antibakteri yang digunakan untuk mengatasi infeksi kulit adalah mupirocin (muprirosin).
Ketahui informasi seputar dosis, efek samping, dan interaksi obatnya dalam penjelasan berikut.
Merek dagang: Bactoderm,Mertus, Mupicor, Mupirocin, Mupipro, dan Pirotop.
Apa itu obat mupirocin?
Mupirocin adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri, salah satunya infeksi kulitimpetigo.
Antibiotik ini bekerja dengan caramenghentikan pertumbuhan bakteri dan tidak efektif dalam mengatasi masalah kulit akibat jamur.
Selain itu, menurut jurnal Frontiers in Pharmachology (2022), mupirosin dapat meningkatkan produksi protein keratin pada sel keratinosit selama proses penyembuhan.
Keratin merupakan komponen utama epidermis yang terus tumbuh menggantikan sel-sel kulit mati.
Tak hanya digunakan untuk melawan infeksi kulit, obat ini juga bisa mengatasi infeksi bakteri pada hidung, terutama yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.
Dosis dan sediaan mupirocin
Di Indonesia, obat mupirocin tersedia dalam bentukobat topikal berupa salep dengan dosis 2%, yaitu 20 mg per 1 g salep.
Dokter akan meresepkan obat ini dengan dosis yang sesuai kondisi kesehatan, umur, dan keparahan gejala.
Berikut dosis umum mupirosin sesuai untuk infeksi kulit oleh bakteri.
Dewasa: oleskan sedikit sebanyak 3 kali sehari selama maksimal 10 hari.
Anak-anak maupun lansia: sama seperti dosis dewasa.
Penggunaan krim mupirosin pada anak usia di bawah 1 tahun perlu perhatian ekstra karena berisiko tertelan atau mengenai hidung dan mata.
Aturan pakai mupirocin
Penggunaan obat ini memerlukan resep dokter, sehingga pastikan Anda mengikuti petunjuk yang disarankan dokter atau apoteker.
Berikut ini beberapa aturan pakai mupirosin yang tertera pada label kemasan obat.
Oleskan sedikit ke area infeksi dengan menggunakan kapas atau kain kasa.
Setelah itu, Anda bisa menutup area terinfeksi dengan pembalut kasa bila dibutuhkan.
Jangan mencampur salep dengan krim lain pada area kulit yang terinfeksi, karena hal ini dapat mengurangi efektivitas obat.
Jika menggunakan salep mupirocin di hidung atau wajah, Anda harus berhati-hati agar tidak mengenai mata dan bagian wajah lainnya.
Jika secara tidak sengaja mengenai mupirosin di bagian mata, segera cuci bersih dengan air mengalir.
Cuci dan keringkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan salep.
Gunakan salep ini sesuai durasi yang ditentukan, jangan berhenti kecuali atas persetujuan dari dokter atau apoteker Anda.
Selain itu, ada pula efek samping yang sangat jarang terjadi, tetapi tetap perlu Anda waspadai.
Reaksi alergi parah yang menyebabkan sulit bernapas, wajah membengkak, demam tinggi, dan susah menelan.
Radang usus besar yang mengakibatkan diare parah disertai darah, lendir, dan sakit perut hebat.
Segera datangi fasilitas kesehatan terdekat bila Anda mengalami efek samping di atas.
Perhatian dan peringatan saat pakai mupirocin
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan salep. Beri tahu bila Anda memiliki kondisi berikut.
Memiliki riwayat atau sedang mengalami masalah ginjal.
Sampaikan jika Anda memiliki luka terbuka atau kulit rusak.
Penggunaan mupirocin dalam jangka panjang berisiko menimbulkan sariawan. Bila ini terjadi, segera hubungi dokter atau apoteker Anda.
Beritahu dokter Anda jika kondisi kulit tidak membaik setelah 3 – 5 hari perawatan dengan krim mupirocin.
Apakah aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Belum ada penelitian pada manusia yang menguji risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.
Beberapa penelitian yang ada masih menggunakan hewan uji untuk mengetahui efektivitas dan risiko obat.
Karena minimnya bukti ilmiah ini, ibu hamil atau ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Interaksi obat dengan mupirocin
Belum diketahui adanya interaksi obat lain dengan mupirocin.
Namun, bukan berarti Anda bisa bebas menggunakan salep ini dengan obat-obatan lain.
Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, suplemen, serta produk herbal, dan konsultasikan pada dokter spesialis kulit atau apoteker.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
DailyMed – MUPIROCIN cream . (2020). Retrieved 3 November 2022, from https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/lookup.cfm?setid=acd6e23e-d83f-4ed8-9c50-467ed422a8c4
Twilley, D., Reva, O., Meyer, D., & Lall, N. (2022). Mupirocin Promotes Wound Healing by Stimulating Growth Factor Production and Proliferation of Human Keratinocytes. Frontiers In Pharmacology, 13. doi: 10.3389/fphar.2022.862112
Mupirocin (Topical Route) Before Using – Mayo Clinic . (2022). Retrieved 3 November 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/mupirocin-topical-route/before-using/drg-20064924
Versi Terbaru
16/11/2022
Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany
Ditinjau secara medis olehApt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.