Ada beberapa jenis obat pereda nyeri yang bisa disesuaikan dengan penyebab kondisi yang ditangani. Salah satunya yaitu methadone. Obat ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang timbul pada tubuh.
Golongan obat: Analgesik (opioid)
Merek obat: –
Apa itu methadone?
Methadone atau metadon adalah obat pereda nyeri yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri sedang hingga berat. Contoh penggunaan obat ini untuk meredakan nyeri karena penyakit kanker atau setelah operasi.
Methadone termasuk obat golongan analgesik narkotika, yang lebih dikenal dengan sebutan obat opioid. Obat opioid terbuat dari tanaman opium seperti morfin (Kadian, Ms Contin) atau disintesis di laboratorium seperti fentanil (Actiq, Duragesic).
Obat ini bekerja dengan reseptor opioid di sel-sel otak, sumsum tulang belakang, dan organ lain yang terlibat dalam rasa sakit dan senang.
Dengan minum obat ini, sel-sel tubuh akan melepaskan sinyal yang meredam sakit dan melepaskan dopamin dalam jumlah besar ke seluruh tubuh.
Dopamin membantu menciptakan perasaan senang sehingga rasa sakit akan berkurang untuk sementara waktu
Dokter juga dapat meresepkan obat ini untuk mengobati pasien yang mengalami ketergantungan dengan obat narkotika seperti heroin.
Hal ini karena Methadone dapat membantu mencegah gejala putus obat akibat penghentian obat narkotika.
Dosis methadone
Methadone tersedia dalam bentuk tablet, bubuk, dan cairan (sirup). Namun, di Indonesia, obat ini baru tersedia dalam bentuk sirup 1000ml dengan kandungan 10mg/mL.
Bagaimana dosis Methadone untuk orang dewasa?
Dosis pertama diantara 10-30mg. Tidak ada peningkatan dosis dalam 3 hari pertama. Peningkatan dosis perminggu maksimum 20mg per minggu.
Setelah itu, cek kondisi pasien apakah memiliki kondisi berikut ini.
- Tetap ingin menggunakan heroin atau opiod lain.
- Mengalami efek samping.
- Mengalami gejala putus obat.
- Menunjukkan gejala overdosis.
Bila memiliki salah satu kondisi di atas, tetap sesuaikan dosis obat hingga tidak ada lagi kondisi tersebut. Setelah itu berikan dosis harian dengan dosis pemeliharaan yang ditinjau secara rutin.
Setiap orang mungkin akan mendapatkan dosis yang berbeda. Pemberian dosis biasanya diberikan berdasarkan kondisi kesehatan serta respons pasien terhadap pengobatan.
Dokter mungkin akan mengubah dosis obat untuk memastikan bahwa Anda mendapat takaran yang tepat. Anda tetap harus minum obat sesuai yang diresepkan meski dokter mengubah dosis obat hingga beberapa kali.
Pastikan untuk tidak mengonsumsi obat lebih banyak ataupun lebih sedikit dari yang dianjurkan. Selain menurunkan efektivitas obat, hal tersebut juga dapat meningkatkan efek samping.
Bagaimana dosis Methadone untuk anak-anak?
Pemberian dosis obat pada anak-anak disesuaikan dengan usia dan berat badan mereka. Dokter juga akan menyesuaikan dosis obat berdasarkan kondisi kesehatan serta respon mereka terhadap pengobatan.
Silakan konsultasi ke dokter untuk mengetahui dosis pasti obat ini yang aman untuk anak-anak.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Aturan pakai methadone
Selalu ikuti aturan penggunaan obat dari dokter atau baca panduan pada kemasan obat setiap kali sebelum menggunakan obat. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.
Methadone atau metadon adalah obat keras. Jadi, penggunaan obat ini harus diawasi secara ketat oleh dokter. Dokter akan menentukan dosis obat berdasarkan kondisi dan respons Anda terhadap obat.
Pastikan bahwa Anda mengonsumsi obat sesuai dengan takaran atau dosis yang dianjurkan dokter.
Hindari menghancurkan, menghaluskan, atau mengunyah obat karena cara tersebut dapat mengurangi efektivitasnya dan mencegah efek samping yang berbahaya.
Bila dokter meresepkan obat dalam bentuk sirup, gunakan sendok ukur yang ada di dalam kemasan produk.
Anda tidak dianjurkan untuk menambahkan atau mengurangi dosis obat sendiri karena dapat memengaruhi kinerjanya dalam tubuh.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk informasi lebih rinci.
Efek samping methadone
Efek samping paling umum dari penggunaan obat metadone adalah sebagai berikut.
- Perasaan cemas, gugup, atau gelisah.
- Masalah tidur (insomnia).
- Mengantuk.
- Badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga.
- Mulut kering.
- Mual.
- Muntah.
- Diare atau sembelit.
- Nafsu makan menurun.
- Gairah seksual rendah.
- Sulit mencapai orgasme.
Obat ini juga berpotensi menyebabkan efek samping yang serius. Bila Anda mengalami sejumlah gejala di bawah ini, segera hentikan pemakaian dan berobat ke klinik atau rumah sakit terdekat.
- Napas pendek dan dangkal.
- Halusinasi atau bingung.
- Nyeri dada.
- Jantung berdebar sangat kencang.
- Detak jantung tidak beraturan.
- Rasa seperti melayangatau ingin pingsan.
- Reaksi alergi parah (anafilaksis) seperti ruam kemerahan di kulit, gatal-gatal, sulit bernapas, serta pembengkakan di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Obat ini dapat menyebabkan reaksi putus obat, khususnya jika obat ini sudah digunakan teratur dalam jangka panjang atau dengan dosis tinggi.
Pada beberapa kasus, gejala putus obat (seperti gelisah, mata berair, pilek, mual, berkeringat, nyeri otot) dapat terjadi jika Anda berhenti mendadak menggunakan obat ini.
Untuk mencegah reaksi ini, dokter mungkin akan mengurangi dosis secara perlahan.
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat methadone
Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda alergi pada methadone atau obat opioid lainnya.
Beri tahu dokter dan apoteker tentang obat resep dan nonresep, vitamin, dan suplemen gizi yang sedang atau akan digunakan secara rutin.
Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Beri tahu dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya sebagai berikut.
- Riwayat penyalahgunaan alkohol.
- Tumor otak.
- Gangguan pernapasan atau paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), cor pulmonale, hiperkapnia, hipoksia, dan apnea.
- Riwayat depresi,
- Riwayat ketergantungan obat, khususnya penyalahgunaan atau ketergantungan.
- Penyakit kandung empedu.
- Riwayat trauma kepala.
- Penyakit jantung seperti hipertrofi jantung.
- Riwayat masalah ritme jantung seperti aritmia dan long QT syndrome.
- Hipokalemia (kadar potassium rendah dalam darah).
- Hipomagnesemia (kadar magnesium rendah dalam darah).
- Peningkatan tekanan dalam kepala.
- Gangguan lambung atau usus.
- Asma akut atau parah.
- Ileus paralitik (penyumbatan usus).
- Depresi napas.
- Hipotensi (tekanan darah rendah).
- Pankreatitis.
- Riwayat kejang.
- Penyakit hati seperti sirosis.
- Penyakit ginjal.
Beri tahu dokter dan apoteker bila dalam waktu dekat Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
Perlu diketahui juga bahwa obat ini juga dapat membuat Anda mengantuk. Oleh karenanya, hindari menyetir mobil atau menjalankan kendaraan bermesin hingga efek obat sudah habis.
Bagaimana cara penyimpanan methadone?
Methadone adalah salah satu obat yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan obat ini dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan membuang obat-obatan sembarangan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.
Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Perhatikan bagaimana cara aman membuang obat kedaluwarsa.
Apakah methadone aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (Mungkin berisiko) menurut Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Methadone dapat ikut mengalir ke ASI dan menyebabkan masalah pernapasan, ketergantungan obat, serta gejala putus obat pada bayi.
Saat ibu menyusui minum obat opioid, ada sedikit kadar opioid yang akan tercampur dalam air susu ibu. Campuran ini diduga akan menyebabkan kantuk bahkan memperlambat pernapasan atau detak jantung bayi.
Maka itu, ibu menyusui harus hati-hati ketika menggunakan obat opioid. Segera berobat ke dokter bila bayi tidur lebih lama dan lelap dari biasanya dan daya isapannya lemah.
Interaksi obat methadone dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Menggunakan obat ini dengan obat lain yang membuat Anda mengantuk atau memperlambat pernapasan dapat menyebabkan efek samping bahaya atau mengancam nyawa.
Tanyakan pada dokter sebelum menggunakan methadone dengan obat tidur, obat nyeri narkotika, pelemas otot, atau obat cemas, depresi atau kejang.
Dilansir dari NHS, beberapa obat yang bisa memicu interaksi negatif dengan methadone adalah sebagai berikut.
- Obat-obatan untuk membantu Anda tidur, seperti temazepam.
- Antidepresan (terutama inhibitor oksidase monoamine seperti tranylcypromine, phenelzine, dan isocarboxazid).
- Obat-obatan untuk kecemasan atau stres, seperti lorazepam dan diazepam.
- Obat untuk gangguan irama jantung, seperti amiodarone, verapamil, dan diltiazem.
- Obat-obatan untuk membantu Anda berhenti merasa atau sakit, seperti metoclopramide.
- Obat untuk infeksi, termasuk infeksi jamur.
- Obat-obatan untuk HIV.
- Obat untuk epilepsi, seperti fenitoin dan karbamazepin.
- Obat penghilang rasa sakit yang mengandung kodein.
Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi. Simpan daftar produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan obat herbal, serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan pancuronium. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]