Infeksi virus campak atau herpes simpleks dapat menimbulkan gejala yang mengganggu, bahkan bisa menimbulkan komplikasi yang merugikan. Untuk mengobatinya, dokter mungkin meresepkan obat Isoprinosine. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai obat ini.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Infeksi virus campak atau herpes simpleks dapat menimbulkan gejala yang mengganggu, bahkan bisa menimbulkan komplikasi yang merugikan. Untuk mengobatinya, dokter mungkin meresepkan obat Isoprinosine. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai obat ini.
Golongan obat: antiviral
Isoprinosine adalah obat untuk mengobati infeksi virus seperti subacute sclerosing panencephalitis, yakni komplikasi campak yang sangat jarang).
Cara kerja dari obat ini adalah meningkatkan sistem imun dalam melawan infeksi virus sehingga proses pemulihan tubuh dari penyakit jadi lebih cepat.
Komplikasi campak dapat terjadi karena virus campak yang rusak terus menginfeksi sehingga pada menyebabkan gangguan neurologis.
Obat antiviral ini juga digunakan untuk mengobati infeksi pada kulit, selaput lendir, atau alat kelamin yang disebabkan oleh herpes simpleks (HSV).
Penyakit ini terjadi karena infeksi virus HSV 1 atau HSV 2 lewat kontak kulit, air liur, dan hubungan seksual.
Kondisi ini umumnya menyebabkan ruam atau lenting berair di sekitar mulut dan alat kelamin.
Dokter mungkin meresepkan obat ini bersamaan dengan obat lain, seperti podofilin atau laser karbon dioksida untuk mengobati kutil kelamin.
Obat ini mengandung methisoprinol (inosine pranobex atau inosine acedoben dimepranol).
Obat ini diproduksi menjadi dua sediaan, yakni tablet Isoprinosine 500 mg dan sirup Isoprinosine 250 mg/5 ml.
Pilihan bentuk sediaan obat biasanya disesuaikan dengan kemampuan pasien dalam menggunakan obat.
Setiap orang mungkin saja diresepkan dosis obat yang berbeda-beda. Biasanya ini disesuaikan dengan tujuan pengobatan dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Berikut ini adalah dosis obat yang umumnya digunakan.
Gunakan obat ini sesuai dengan saran dokter atau aturan pakai yang tertera di kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambahkan dosis yang sudah ditentukan.
Minum obat setelah makan dengan segelas air untuk menghindari masalah pencernaan. Untuk sediaan sirup, baiknya botol obat dikocok lebih dahulu.
Cobalah untuk minum obat ini di waktu yang sama setiap harinya supaya tidak melewatkan dosis. Jika terlewat, jangan menggandakan dosis.
Obat ini baiknya digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Oleh karena itu, jangan berhenti menggunakan obat jika belum mencapai waktu yang ditentukan, termasuk saat merasa kondisi tubuh sudah membaik.
Seperti obat lainnya, antiviral ini dapat menyebabkan efek samping.
Pada kasus ringan, efek samping yang timbul berupa diare, sembelit, mual, muntah, sakit kepala, pusing, insomnia, atau ruam.
Efek samping ini umumnya dapat membaik dalam beberapa hari. Namun bila tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter.
Bila Anda mengalami ruam, sesak napas, mulut atau mata bengkak, berhenti minum obat ini dan segera beri tahu dokter Anda. Ini bisa menjadi tanda-tanda reaksi alergi.
Beri tahu dokter Anda jika salah satu dari efek samping tersebut tidak membaik, semakin parah, atau mengalami efek samping lainnya.
Setiap orang dapat mengalami efek samping yang berbeda-beda, tergantung dengan respons tubuh terhadap obat.
Ada pula yang mengalami efek samping yang tidak disebutkan.
Anda tidak diperbolehkan minum obat ini jika sebelumnya pernah mengalami reaksi alergi dengan obat sejenis.
Selain reaksi alergi, orang dengan kadar asam urat yang tinggi juga tidak dianjurkan mengonsumsi obat antiviral ini.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki kondisi atau masalah kesehatan berikut ini.
Selama menggunakan obat ini dokter mungkin meminta Anda menjalani tes darah dan tes urine secara teratur. Ini bertujuan memeriksa respons tubuh terhadap obat.
Efek samping penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui belum diketahui secara pasti.
Oleh karena itu, selalu beri tahu dokter jika Anda berencana hamil, sedang hamil, atau menyusui. Ini dilakukan untuk memastikan keamanan pemakaian obat.
Beberapa antiviral tertentu dapat mengganggu perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil. Obat bahkan dapat mengalir ke ASI dan terminum oleh bayi.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat zidovudine untuk mengobati infeksi HIV. Termasuk penggunaan obat tradisional Tiongkok, obat warung, atau suplemen.
Penggunaan obat bersamaan bisa menimbulkan interaksi obat. Efek ini mungkin menurunkan keampuhan obat atau malah menimbulkan masalah kesehatan lain.
Selalu konsultasikan ke dokter jika Anda menggunakan obat ini, apalagi jika memiliki penyakit penyerta. Tujuannya agar pengobatan efektif tanpa menimbulkan masalah.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar