Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan gangguan pernapasan yang cukup serius dan bisa berakibat fatal. Untuk membantu meredakan gejala PPOK, glycopyrronium dapat digunakan dalam sediaan serbuk inhaler. Ketahui cara kerja obat dan penggunaannya di bawah ini.
Golongan obat: Antikolinergik
Merek obat: Seebri Breezhaler, Ultibro Brezhaler
Apa itu obat glycopyrronium?
Glycopyrronium adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi tukak lambung pada orang dewasa.
Namun, di Indonesia sendiri, obat ini lebih sering digunakan untuk mengobati gejala penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi “ngiler” atau keluar air liur berlebih dan penyakit kronis yang terjadi akibat gangguan saraf tertentu (seperti, cerebral palsy) pada anak usia 3 hingga 16 tahun.
Glikopironium termasuk ke dalam jenis obat antikolinergik. Artinya, obat ini bekerja dengan memblokir asetilkolin pada reseptor muskarinik untuk mengurangi cairan yang keluar dari tubuh, seperti cairan asam lambung dan air liur.
Di dalam paru-paru, asetilkolin berfungsi meredakan kontraksi abnormal otot polos saluran pernapasan (bronkokonstriksi) agar bisa bernapas dengan lebih mudah.
Dosis obat glycopyrronium
Bentuk sediaan glycopyrronium meliputi larutan injeksi (0,2 mg/mL; bebas pengawet 0,2 mg/mL), larutan intravena (0,2 mg/mL), sirup oral (1 mg/5 mL), tablet oral (1 mg; 1,5 mg; 2 mg), dan tablet oral disintegrasi (1,7 mg).
Namun, di Indonesia hanya tersedia dalam bentuk serbuk inhaler (50 mg).
Dari MIMS, pembagian dosis glycopyrronium berdasarkan kondisi yang ditangani adalah sebagai berikut.
1. Terapi perawatan untuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Dewasa: 50 mcg sekali sehari melalui alat hirup (inhaler).
2. Sumbatan pada otot saraf
Dewasa: penggunaan bersama dengan obat neostigmine, yaitu 200 mcg sebagai obat intravena dengan dosis tunggal. Untuk alternatif, 10—15 mcg/kg.
Anak-anak: 10 mcg/kg sebagai obat intravena dengan dosis tunggal.
3. Refleks vagal dan bradikardia
Dewasa: 100 mcg sebagai obat intravena dengan dosis tunggal selama proses operasi. Jika diperlukan, dosis bisa diulang setiap 2—3 menit.
Anak-anak: 4 mcg/kg setiap setiap 2—3 menit.
4. Tukak lambung
Dewasa: 1—2 mg tiga kali sehari dengan dosis maksimal 8 mg per hari. Dosis bisa disesuaikan dengan respons dan toleransi pada tubuh.
5. Air liur berlebih
Anak-anak berusia ≥3 tahun: Sebagai dosis awal, 20 mcg/kg tiga kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 20 mcg/kg setiap 5—7 hari sesuai dengan respons tubuh. Dosis maksimal 100 mcg/kg tiga kali sehari dan tidak lebih dari 1.500—3.000 mcg/dosis.
6. Hiperhidrosis
Dewasa: Sebagai larutan 0,05% dalam air suling, oleskan di bagian kulit yang terdampak sebelum pengobatan aliran listrik pada kulit. Pengobatan dilakukan pada satu bagian kulit dan hanya 2 bagian dalam 1 hari. Jarak tiap pengobatan minimal 7 hari.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Aturan pakai obat glycopyrronium
Pastikan Anda menggunakan glycopyrronium sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter Anda. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Pada anak-anak, dokter mungkin kana memulai pengobatan dengan dosis kecil dan secara perlahan menaikan dosis selama kurun waktu 4 minggu.
Gunakan obat saat perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Untuk obat tablet oral disintegrasi, biarkan larut di dalam mulut tanpa dikunyah, lalu telan tanpa menggunakan air.
Dalam bentuk sirup oral untuk anak-anak, jangan memberikan obat menggunakan sendok makan untuk mengukur dosis obat. Anda harus menggunakan sendok ukur khusus yang telah disediakan di dalam kemasan obat.
Injeksi glikopirrolat diberikan sebagai infus ke pembuluh darah atau disuntikkan ke otot. Petugas medis akan memberi suntikan ini jika Anda tidak dapat meminum obat melalui mulut (oral).
Pada anak-anak, dosis obat ditentukan berdasarkan berat badan. Dokter mungkin akan menyesuaikan kembali dosis obat jika anak mengalami penurunan atau kenaikan berat badan.
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, gunakan sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa.
Jangan menggandakan dosis obat dalam satu kali pakai karena berisiko mengalami overdosis.
Hindari mengonsumsi alkohol saat sedang menggunakan obat ini karena bisa memicu terjadinya efek samping.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Efek samping obat glycopyrronium
Jika memiliki alergi terhadap glycopyrronium, obat ini bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti ruam kulit, kesulitan bernapas, dan pembengkakan di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Sama seperti obat lainnya, glycopyrronium dapat menimbulkan sejumlah efek samping umum. Berikut di antaranya.
- Sembelit, mual, muntah, dan kembung.
- Kelelahan, pusing, kelemahan, dan rasa cemas.
- Jantung berdetak terlalu cepat atau lambat.
- Gangguan tidur (insomnia).
- Sensasi panas dan rasa geli di dalam tubuh, disertai kulit kemerahan.
- Penglihatan buram dan sensitif terhadap cahaya.
- Mulut kering atau penurunan indra perasa.
- Jarang berkeringat atau buang air kecil.
- Impotensi atau gangguan seksual lainnya.
- Sakit kepala.
- Ruam kulit.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius, seperti berikut ini.
- Konstipasi berat,
- Sakit perut atau kembung yang parah.
- Diare (terutama jika Anda menjalani kolostomi atau ileostomi).
- Sakit atau kesulitan saat buang air kecil (BAK).
- Jantung berdebar.
- Linglung atau kelelahan berat.
- Nyeri pada mata atau melihat bayangan lingkaran di sekitar cahaya.
- Demam, napas pendek, detak jantung lemah, dan kulit kemerahan.
- Popok kering, rewel, atau menangis berlebihan pada bayi yang menggunakan obat ini.
Jika dokter memberikan obat ini untuk Anda gunakan, ketahuilah bahwa dokter telah menimbang manfaat yang melebihi risiko dari efek samping. Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping serius.
Tidak semua orang mengalami efek samping yang telah disebutkan di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang Anda alami namun tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat glycopyrronium
Sebelum menggunakan obat, beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap glycopyrronium atau bahan-bahan lain yang terkadung di dalam obat. Anda bisa tanyakan bahan apa saja di dalam obat kepada apoteker.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk vitamin, suplemen, atau herbal.
Glycopyrronium dapat berinteraksi dengan kondisi kesehatan Anda. Interaksi ini dapat memperburuk kondisi kesehatan Anda atau mengubah cara kerja obat.
Ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat berinteraksi langsung dengan glycopyrronium, di antaranya sebagai berikut.
- Kolostomi.
- Gagal jantung kongestif.
- Penyakit jantung.
- Masalah irama jantung.
- Hiatal hernia dengan gastroesophageal reflux disease (GERD).
- Hipertensi.
- Hipertiroidisme.
- Ileostomi.
- Penyakit hati.
- Gangguan saraf (misalnya, neuropati).
- Kolitis ulserativa.
- Pembesaran prostat.
- Glaukoma.
- Myasthenia gravis.
- Ileus paralitik.
- Gangguan pada perut atau usus (misalnya kolitis ulserativa, megakolon toksik, obstruksi usus).
- Penyumbatan kandung kemih (kesulitan buang air kecil).
- Penyakit ginjal.
Hindari mengendarai kendaraan atau melakukan aktivitas berbahaya saat menggunakan obat ini sebelum Anda mengetahui efek apa saja yang mungkin Anda alami.
Hindari membuat suhu tubuh terlalu panas atau dehidrasi saat berolahraga atau berada di cuaca yang panas. Obat ini bisa meningkatkan jumlah keringat yang keluar dari tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya heat stroke.
Bagaimana cara menyimpan obat glycopyrronium
Glycopyrronium paling baik disimpan pada suhu ruangan dan diletakkan jauh dari paparan cahaya langsung serta tempat dengan udara yang lembab.
Jangan menyimpan obat ini di dalam kamar mandi dan jangan pula dibekukan di dalam freezer.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Jangan membuang obat-obatan sembarangan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.
Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Apakah glycopyrronium aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Glycopyrronium termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (Mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan badan POM di Indonesia.
Beri tahu dokter jika Anda hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui sebelum menggunakan obat ini.
Penelitian yang dilakukan pada hewan dengan dosis maksimal untuk manusia, baik melalui oral, suntik, atapun hirup, tidak menunjukan gangguan apapun pada ibu dan janin.
Namun, efek pada manusia belum diketahui secara pasti, sehingg masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Interaksi obat glycopyrronium dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Dokter mungkin akan mengubah dosis atau menghentikan penggunaan salah satu obat jika diketahui bisa menimbulkan interaksi dengan glycopyrronium.
Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan obat glycopyrronium adalah sebagai berikut.
- amantadine,
- atenolol,
- digoxin,
- levodopa,
- ipratropium,
- amitriptyline,
- amoxapine,
- clomipramine,
- desipramine,
- doxepin,
- imipramine,
- nortriptyline,
- protriptyline, dan
- trimipramine.
Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi. Simpan daftar produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan obat herbal, serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan obat ini. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]