Syok jantung merupakan kondisi darurat yang perlu penanganan segera. Salah satu obat yang digunakan untuk kondisi ini adalah dopamin (dopamine). Ketahui dosis, aturan pakai, dan efek samping obat ini.
Golongan obat: obat jantung.
Merek dagang: Generik, Cetadop, Domia, Dopamine HCL, Proinfark, Indop 200, Udopa, dan Dopac.
Apa itu obat dopamin?
Dopamin adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi syok jantung.
Obat ini biasanya berupa cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah.
Dopamine bekerja dengan cara meningkatkan kekuatan pompa jantung dan aliran darah menuju ginjal.
Obat ini juga digunakan untuk mengatasi serangan jantung, trauma, operasi, gagal jantung, dan gagal ginjal.
Dopamin berpotensi menjaga tekanan darah, aliran darah ke organ vital, serta meningkatkan fungsi hati pada pasien yang memiliki gangguan syok kardiogenik.
Dosis dopamin
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan dopamin yang tersedia di Indonesia adalah dopamine hydrochloride.Sediaan obat ini dalam bentuk cairan injeksi 5 ml.
Berikut ini pemberian dosis berdasarkan kondisi yang dialami.
Syok akibat gagal jantung
Dewasa: dosis awal dopamin suntik 2 – 5 mcg/kg/BB (berat badan) per menit yang diberikan melalui infus.
Dosis dapat ditingkatkan bertahap hingga 5 – 10 mcg/kg/BB per menit. Dalam kondisi syok parah, dosis bisa ditingkatkan hingga 20 – 50 mcg/kg/BB per menit.
Selama penyuntikan obat, dokter akan memantau kekuatan pompa jantung, tekanan darah, dan jumlah urine yang keluar.
Aturan pakai dopamin
Obat ini tersedia dalam bentuk cairan injeksi yang hanya boleh diberikan dokter atau petugas medis di rumah sakit.
Pemberian obat harus langsung dilakukan setelah gejala syok akibat gagal jantung, gagal ginjal, trauma, atau serangan jantung.
Selama menjalani pengobatan dengan dopamin, dokter akan memantau pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah pasien.
Beri tahu perawat jika Anda merasakan rasa terbakar, nyeri, atau bengkak di sekitar jarum infus saat suntikan dopamine diberikan.
Efek samping dopamin
Obat ini mungkin menyebabkan efek samping obat. Berikut efek samping obat yang mungkin timbul.
Efek samping umum
Beberapa efek samping yang biasa terjadi antara lain:
- sakit kepala,
- sulit bernapas,
- mual,
- muntah,
- gelisah, dan
- menggigil.
Efek samping serius
Beberapa efek samping serius yang mungkin membutuhkan penanganan medis di antaranya:
- sesak napas,
- nyeri dada,
- pusing yang berat hingga pingsan,
- denyut jantung tidak teratur, dan
- jantung berdebar.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat dopamin
Beri tahu dokter apabila Anda memiliki alergi terhadap dopamine atau obat-obatan lain.
Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki pheochromocytoma atau tumor langka pada kelenjar adrenal. Anda tidak disarankan menerima suntikan dopamin jika memiliki kondisi ini.
Bicarakan dengan dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit seperti masalah ritme jantung, penyumbatan pembuluh darah di jantung, asma, diabetes, sindrom Raynaud, dan penyakit Buerger.
Jika tengah hamil, pastikan dokter mengetahui bagaimana obat ini diberikan kepada Anda.
Pasalnya, pada saat darurat, Anda mungkin kesulitan memberi tahu dokter jika tengah hamil.
Cairan injeksi perlu disimpan di tempat kering yang sejuk, terlindung dari cahaya, dalam suhu tetap di bawah 25 °Celsius.
Penting Anda ketahui
Berhati-hatilah saat mengemudi atau mengoperasikan alat apa pun sampai Anda tahu bagaimana respons tubuh pada obat ini. Dopamin dapat menyebabkan efek pusing.
Apakah dopamin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Situs Medsafe: New Zealand Medicines and Medical Devices Safety Authority menyatakan tidak diketahui apakah dopamin melewati plasenta wanita hamil.
Dalam satu penelitian pada hewan, pemberian dopamine pada tikus mengakibatkan penurunan tingkat kelangsungan hidup bayi tikus dan pembentukan katarak janin.
Manfaat menggunakan obat ini harus mempertimbangkan kemungkinan risiko pada janin.
Selain itu, tidak diketahui apakah dopamin bisa masuk ke dalam ASI, juga tidak diketahui efeknya pada bayi yang menyusu.
Dopamin tetap tidak dianjurkan untuk ibu menyusui kecuali manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Interaksi dopamin dengan obat lain
Konsumsi dopamine dengan obat lain mungkin mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius.
- Peningkatan risiko secara signifikan terjadinya aritmia jika digunakan bersama gas bius, seperti halotan.
- Efektivitas dopamin menurun bila dipakai bersama obat yang memiliki penghambat adrenergik, seperti beta-blocker metoprolol atau propranolol.
- Efektivitas dopamine meningkat apabila digunakan bersama obat golongan Monoamine oxidase inhibitors (MAOI), obat guanethidine, dan antidepresan trisiklik.
- Berisiko hipotensi dan bradikardia apabila dipakai bersama dengan fenitoin.
- Perdarahan yang berlebihan jika dipakai bersama obat golongan alkaloid ergot, seperti ergotamine.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan.
[embed-health-tool-bmi]