backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Busulfan

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 16/06/2022

Busulfan

Beberapa jenis kanker darah perlu ditangani dengan obat-obatan tertentu untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Salah satu terapi yang digunakan adalah busulfan.

Golongan obat: sitotoksik kemoterapi

Merek dagang busulfan: Busulfan, Busulfex

Apa itu busulfan?

Busulfan adalah obat kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan leukemia mieloid kronis dan beberapa jenis kanker darah yang disebut sindrom myelodysplastic (MDS).

Pada dosis rendah, obat ini digunakan dalam pengobatan beberapa jenis penyakit terkait darah lainnya, seperti trombositemia esensial dan polisitemia vera.

Selain itu, busulfan juga digunakan sebagai terapi sebelum Anda menerima transplantasi sel induk atau sumsum tulang dan dikombinasikan dengan siklofosfamid.

Busulfan bekerja sebagai agen yang mempunyai efek imunosupresif (penekan sistem imun) terhadap sumsum tulang.

Obat ini akan menghentikan pertumbuhan tumor dengan mengubah bagian tertentu dari untaian DNA sel dan membuat untaian tersebut tidak dapat terurai.

Karena proses tersebut diperlukan untuk perkembangan tumor, sel tumor pun tidak bisa membelah lagi. Dengan begitu, perkembangan sel kanker dapat dicegah.

Dosis dan sediaan busulfan

tangan diinfus, busulfan

Busulfan tersedia dalam bentuk tablet dan infus intravena (pembuluh darah). Dosis pemberiannya ditentukan berdasarkan tujuan terapi, luas permukaan badan, dan usia.

Oleh karena itu, penting untuk konsultasi dulu bersama dokter Anda sebelum menggunakannya.

Berikut dosis busulfan berdasarkan penyakitnya.

Sebagai terapi sebelum menerima transplantasi sel induk hematopoietik

  • Kombinasi dengan siklofosfamid – dewasa (infus): 0,8 mg/kg BB setiap 6 jam secara infus selama 2 jam melalui kateter vena sentral hingga 4 hari, dimulai 7 hari sebelum transplantasi. Biasanya siklofosfamid diberikan selama 2 hari, dimulai setidaknya 24 jam setelah dosis terakhir busulfan.
  • Kombinasi dengan siklofosfamid – dewasa (oral): 1 mg/kg BB setiap 6 jam selama 4 hari, dimulai 7 hari sebelum transplantasi. Biasanya siklofosfamid diberikan selama 2 hari, dimulai 24 jam setelah dosis terakhir busulfan.
  • Kombinasi dengan siklofosfamid atau melphalan – anak (infus): berdasarkan berat badan anak yaitu <9 kg (1 mg/kg BB), 9–16 kg (1,2 mg/kg BB), 16–23 kg (1,1 mg/kg BB), >23–24 kg (0,95 mg/kg BB), dan >34 kg (0,8 mg/kg BB). Semua dosis diberikan setiap 6 jam secara infus selama 2 jam melalui kateter vena sentral hingga 4 hari, lalu diikuti dengan pemberian siklofosfamid atau melphalan setidaknya 24 jam setelah dosis terakhir busulfan.
  • Kombinasi dengan siklofosfamid – anak (oral): maksimal 37,5 mg/m2  setiap 6 jam selama 4 hari, dimulai 7 hari sebelum transplantasi. Siklofosfamid biasanya diberikan selama 2 hari, dimulai 24 jam setelah dosis terakhir busulfan.

Leukemia mieloid kronis

  • Dewasa – oral: awalnya diberikan sebanyak 0,06 mg/kg BB atau 1,8 mg/m2 maksimal 4 mg setiap hari dan diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis bisa ditingkatkan jika tidak ada respons setelah 3 minggu. Dosis pemeliharaannya 0,5–2 mg setiap hari.

Polisitemia vera

  • Dewasa – oral: 4–6 mg setiap hari dan dilanjutkan selama 4–6 minggu dengan pemantauan trombosit secara berkala.

Trombositemia esensial, myelofibrosis

  • Dewasa – oral: 2–4 mg setiap hari.

Aturan pakai busulfan

Karena busulfan terdiri dari beberapa rangkaian siklus pengobatan, ikuti penggunaannya sesuai anjuran dari dokter.

Jangan mengurangi atau menggandakan dosisnya karena berisiko menimbulkan respons yang tidak diinginkan. Jangan pula menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi dulu kepada dokter Anda.

Sebelum menerima pengobatan ini, dokter biasanya akan meminta tenaga kesehatan untuk memeriksa sel darah, fungsi hati, dan ginjal Anda. Jika hasilnya aman, pengobatan dapat diberikan.

Efek samping busulfan

Infeksi silang dari infus

Seberapa sering dan parahnya efek samping busulfan bisa berbeda-beda untuk setiap pasien yang menerima pengobatan. Ini pun bergantung pada perawatan lain yang mungkin sedang Anda jalani.

Apabila Anda menerima pengobatan lain atau radioterapi, efek samping bisa bertambah buruk atau justru lebih ringan.

Efek samping umum

Efek samping umum dari penggunaan busulfan antara lain:

  • demam,
  • nyeri otot,
  • sakit kepala,
  • kedinginan dan menggigil,
  • memar dan berdarah,
  • sesak napas,
  • nyeri dada,
  • jantung berdetak kencang,
  • ruam kulit,
  • gatal-gatal,
  • pembengkakan pada bibir, wajah, dan tenggorokan,
  • gangguan pencernaan,
  • rambut rontok,
  • pusing,
  • diare,
  • sembelit.
  • sulit tidur,
  • sariawan, dan
  • hilangnya nafsu makan.

Efek samping langka

Selain efek samping umum di atas, ada pula efek samping langka pada pasien yang menjalani pengobatan menggunakan busulfan.

Meskipun langka, Anda harus tetap waspada dan segera menghubungi dokter bila mengalami gejala berikut.

  • Kerusakan pada sel otak yang ditandai dengan kantuk berlebihan, sering kebingungan, dan sulit mengingat sesuatu.
  • Kejang.
  • Perdarahan pada otak.
  • Merasa gelisah atau sangat gugup.
  • Berhalusinasi.
  • Sindrom kebocoran kapiler.
  • Peringatan dan perhatian saat menggunakan obat

    perawatan hormon estrogen rendah

    Saat memutuskan untuk menggunakan obat ini, risikonya perlu dipertimbangan dengan baik dan biasanya dokter akan memberi tahu Anda sebelum pengobatan dimulai.

    Beberapa kondisi medis juga dapat berpengaruh terhadap respons pengobatannya. Jadi, pastikan Anda memberi tahu dokter bila memiliki riwayat kondisi berikut ini.

    • Anemia.
    • Masalah pada sumsum tulang.
    • Cedera kepala.
    • Kejang.
    • Jumlah trombosit rendah (trombositopenia).
    • Infeksi.
    • Thalasemia.

    Busulfan bisa menurunkan jumlah sel darah putih sehingga kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar. Begitu juga dengan jumlah trombosit yang diperlukan untuk pembekuan darah.

    Jika ini terjadi, Anda harus berhati-hati dan sebaiknya menghindari orang yang terkena infeksi. Saat terjadi perdarahan, batuk, tinja berwarna hitam, urine berdarah, atau memar, segera hubungi dokter.

    Obat ini bisa menyebabkan gangguan pada pembuluh vena di sekitar hati. Penyakit ini biasanya terjadi saat Anda menerima busulfan terlalu banyak, sebelum perawatan radiasi, atau pernah menjalani transplantasi sel punca sebelumnya.

    Hubungi dokter saat muncul gejala seperti perut kembung, sakit perut kanan atas, berat badan naik drastis, atau mata dan kulit menguning.

    Selama Anda menerima pengobatan busulfan dan setelah dihentikan, jangan ikuti imunisasi tanpa persetujuan dari dokter. Ini karena busulfan dapat menurunkan daya tahan tubuh dan ada kemungkinan terjadinya infeksi.

    Siapa pun yang tinggal satu rumah dengan Anda juga tidak boleh menerima vaksin polio karena terdapat kemungkinan mereka akan menularkan virus polio kepada Anda. Tutupilah hidung dan mulut menggunakan masker untuk meminimalkan risiko tersebut.

    Busulfan juga diketahui memengaruhi jantung dan ini sudah dialami oleh beberapa pasien yang mengonsumsi tablet busulfan. Untuk itu, penting untuk segera menghubungi dokter ketika muncul gejala seperti muntah dan sakit perut.

    Sebelum menjalani tes medis, Anda harus memberi tahu dokter. Hasil dari beberapa penelitian mengungkapkan kalau beberapa jaringan tubuh juga akan dipengaruhi oleh obat ini.

    Apakah busulfan aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    makan saat persalinan

    Perlu diketahui, busulfan dapat membahayakan bayi yang ada di dalam kandungan Anda karena obat ini masuk kategori D menurut Food and Drug Administration (FDA).

    Maka dari itu, penting bagi Anda untuk tidak hamil dulu selama menjalani pengobatan dan setidaknya baru bisa hamil sekitar 12 bulan setelah pengobatan selesai.

    Selain itu, belum diketahui apakah obat ini bisa masuk ke dalam ASI atau tidak. Meskipun demikian, Anda tetap harus mengonsultasikan kepada dokter jika akan atau sedang menyusui.

    Interaksi dengan obat lain

    Pemberian vaksin mengandung virus hidup bersamaan dengan penggunaan busulfan dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama untuk pasien yang memiliki masalah sistem imun.

    Selain itu, penggunaan beberapa obat kombinasi seperti itrakonazol dan metronidazol dengan busulfan dapat meningkatkan kadar plasma dalam darah. Begitu juga dengan penurunan klirens jika diberikan bersamaan dengan parasetamol dan siklofosfamid.

    Kadar serum dalam darah juga akan menurun saat digunakan bersama fenitoin. Sementara pemberian dengan thioguanine bisa menyebabkan varises esofagus.

    Pada pasien yang menerima busulfan dosis tinggi, telah dilaporkan bahwa pemberian bersamaan dengan itrakonazol akan menurunkan klirens sekitar 20%.

    Interaksi juga akan terjadi saat Anda menggunakan busulfan bersamaan dengan obat-obatan di bawah ini.

    • Blinatumomab.
    • Deferasirox.
    • Deferiprone.
    • Deferoxamine mesylate.
    • Ketokonazol.
    • Bupropion.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 16/06/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan