backup og meta

Bledstop

Bledstop

Setelah melahirkan bayi, terkadang ibu hamil membutuhkan obat untuk menghentikan perdarahan. Bledstop termasuk salah satu obat yang membantu menghentikan perdarahan dengan cara merangsang kontraksi rahim. Secara rincinya, Bledstop adalah obat yang berfungsi untuk merangsang kontraksi otot polos rahim dan vaskular (pembuluh darah).

Golongan obat: Oksitosin.

Kandungan obat: Methylergometrine maleate.

Apa itu Bledstop?

Bledstop adalah obat perangsang kontraksi pada otot rahim pascamelahirkan sehingga perdarahan bisa berhenti.

Pada banyak kasus, dokter menggunakan obat ini untuk mengatasi perdarahan rahim setelah pelepasan plasenta.

Saat plasenta lepas, pembuluh darah dalam rahim terbuka dan tidak bisa langsung tertutup.

Rahim membutuhkan waktu untuk menutup pembuluh darah. Cara mempercepat proses penutupan ini adalah dengan memicu kontraksi memakai obat Bledstop.

Obat ini mengandung bahan aktif methylergometrine maleate sehingga memiliki fungsi untuk membantu menangani perdarahan postpartum.

Perdarahan setelah melahirkan bisa berisiko fatal, bahkan berpotensi mengancam nyawa sang ibu.

Perdarahan setelah melahirkan ini tidak hanya untuk persalinan normal, tetapi juga operasi caesar. Bahkan, Bledstop bisa dokter gunakan sebagai perawatan setelah aborsi. 

Meski fungsi Bledstop adalah meredakan perdarahan, belum ada penelitian yang menjelaskan kalau obat ini memiliki manfaat untuk menghentikan menstruasi.

Sediaan dan dosis Bledstop

paracetamol untuk ibu hamil

Bledstop tersedia dalam dua jenis obat, tablet salut dan injeksi atau suntik. Keduanya sama-sama termasuk obat keras yang hanya boleh Anda dapatkan sesuai resep dokter.

Berikut penjelasan seputar sediaan dan dosis obat untuk meredakan perdarahan setelah persalinan.

1. Bledstop tablet salut

Dalam satu kotak obat Bledstop tablet, berisi satu strip obat dengan 10 tablet salut. Kandungan utama dari obat ini adalah Methylergometrine maleate.

Jadi, dalam 1 tablet Bledstop terkandung Methylergometrine maleate sebanyak 125 miligram.

Untuk stimulasi rahim, Anda perlu minum obat 3 kali sehari satu tablet selama 3-4 hari. 

Jika terjadi puerperium dan perdarahan lochiometral, dosis pemberian 1-2 tablet sebanyak 3 kali sehari.

2. Bledstop injeksi

Bahan aktif dari obat ini yaitu Methylergometrine maleate sebanyak 0,2 mg/mL.

Bila terjadi perdarahan lochiometral, pemberian dosis bledstop injeksi yaitu 0,5-1 mL IM. 

Sementara itu, bila Anda menjalani persalinan caesar, pemberian dosis Bledstop adalah 0,5-1 mL setelah bayi lahir.

Bledstop bisa Anda konsumsi sebelum dan setelah makan. Obat ini hanya boleh diberikan oleh dokter, bidan, perawat, dan petugas medis lain. 

Selalu perhatikan aturan dan petunjuk konsumsinya. Anda tidak disarankan menggunakan Bledstop melebihi dosis seharusnya. 

Jika ada pertanyaan, konsultasi dengan dokter, apoteker, atau perawat.

Efek samping bledstop

Sama seperti obat-obatan lain, pemakaian bledstop juga bisa berisiko menimbulkan efek samping.

Meski begitu, efek samping ini jarang terjadi dan tidak perlu pengobatan tambahan.

Mengutip dari MIMS, beberapa efek samping dari penggunaan bledstop yaitu:

Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Bila Anda khawatir terhadap efek samping, konsultasikan dengan dokter.

Apakah obat bledstop aman untuk ibu hamil dan menyusui?

obat sakit gigi untuk ibu menyusui

Masih belum ada penelitian yang menjelaskan risiko pemakaian obat ini pada ibu hamil dan menyusui. 

Akan tetapi, US Food and Drugs Administrator (FDA) memasukkan Bledstop ke dalam risiko kehamilan kategori C.

Penelitian pada hewan menunjukkan efek buruk Bledstop pada janin.

Namun, belum ada observasi yang memadai mengenai efek konsumsi obat ini pada ibu yang sedang hamil.

Artinya, manfaat obat ini masih lebih besar untuk ibu hamil, tetapi tetap ada risiko terhadap efek sampingnya.

Interaksi obat bledstop dengan obat lain

Ada jenis obat yang terganggu cara kerjanya bila Anda konsumsi bersamaan dengan obat lain. 

Akibatnya, obat tidak bekerja secara maksimal, bahkan bisa menjadi racun yang membahayakan. 

Ada beberapa jenis obat yang bisa berinteraksi dengan Bledstop, seperti:

  • obat anestesi,
  • Nitroglycerine, dan
  • Ergot alkaloid vasoconstrictors.

Hindari pemakaian obat bledstop bila Anda memiliki kondisi:

  • hipersensitif terhadap bahan obat,
  • hipertensi (tekanan darah tinggi), dan
  • sedang menyusui.

Bila memiliki kondisi di atas, sebaiknya hindari pemakaian obat pereda perdarahan pascamelahirkan ini.

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Beritahu dokter bila Anda memiliki alergi atau pantangan terhadap bahan dalam obat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bledstop | PIO Nas. (2021). Retrieved 10 August 2021, from http://pionas.pom.go.id/obat/bledstop-0

Bledstop Dosage & Drug Information | MIMS Indonesia. (2021). Retrieved 10 August 2021, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bledstop

New FDA Pregnancy Categories Explained – Drugs.com. (2021). Retrieved 10 August 2021, from https://www.drugs.com/pregnancy-categories.html

 

Versi Terbaru

19/08/2021

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Sudah Hamil Tua Tapi Belum Kontraksi, Normalkah?

7 Manfaat Kurma untuk Ibu Hamil, Bisa Lancarkan Persalinan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 19/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan