Saat Anda didiagnosis oleh dokter menderita kanker paru-paru, mungkin dokter akan meresepkan afatinib.
Simak informasi berikut tentang dosis penggunaan, efek samping, hingga perhatian khusus apa saja yang mungkin diperlukan terkait penggunaan obat ini.
Golongan obat: sitotoksik
Merek dagang afatinib: Giotrif
Apa itu afatinib?
Afatinib adalah obat yang digunakan untuk mengobati kanker paru-paru nonsel kecil (NSCLC) yang telah bermetastase atau menyebar.
Obat ini biasanya diberikan bila pasien telah menerima obat-obatan yang mengandung platinum, tetapi tidak menunjukkan perkembangan.
Afatinib bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan kanker. Obat ini memblokir sinyal atau pesan dari protein tertentu sehingga sel kanker tidak jadi membelah dan tumbuh.
Karena bersifat sitotoksik (mampu menghancurkan sel), obat kanker paru ini hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter.
Dosis dan sediaan afatinib
Dosis afatinib pastinya akan berbeda untuk masing-masing pasien. Jadi, tetap ikuti dosis penggunaan dari dokter Anda.
Apabila dosisnya berbeda dengan penjelasan berikut ini, jangan sesekali mengubahnya kecuali atas arah dokter.
Berikut dosis alfatinib berdasarkan penyakitnya.
Kanker paru-paru nonsel kecil metastatik
- Dewasa oral: 40 mg sekali sehari. Jika tubuh mampu menoleransinya, dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg sekali sehari.
Dosis di atas merupakan dosis normal untuk pasien tanpa adanya riwayat penyakit tertentu. Akan tetapi, jika afatinib diberikan pada kelompok pasien khusus dan gangguan ginjal, ikuti aturan berikut ini.
Kelompok pasien khusus
Terdapat dua kelompok pasien khusus yang harus Anda perhatikan penggunaannya.
- Pasien yang menggunakan inhibitor P-gp: kurangi dosis harian sebesar 10 mg, sebaiknya diberikan dengan interval 6 jam. Lanjutkan ke dosis biasa jika inhibitornya telah dihentikan.
- Pasien yang memakai penginduksi P-gp: tingkatkan dosis harian sebesar 10 mg. Setelah 2–3 hari penghentian penginduksi, lanjutkan dosis afatinib biasa.
Pasien gangguan ginjal
Untuk pasien dengan nilai kreatinin klirens 15–29 mL/min/1,73 m2, kurangi dosis awal menjadi 30 mg sekali sehari.
Sementara itu, pasien dengan nilai kurang dari 15 m–/min/1,73 m2 atau sedang menjalani hemodialisis tidak dianjurkan mengonsumsinya.
Aturan pakai afatinib
Pemberian afatinib dilakukan pada saat perut kosong. Berikan obat sekurang-kurangnya 1 jam sebelum atau 3 jam sesudah makan.
Untuk pasien yang kesulitan menelan obat, afatinib dapat dilarutkan dalam 100 mL air tanpa karbonasi.
Apabila Anda melewatkan satu dosis afatinib, minumlah sesegera mungkin. Akan tetapi, jika sudah waktunya untuk mengonsumsi dosis berikutnya, Anda bisa lewati saja dosis tadi dan kembali ke dosis yang sudah dianjurkan dokter.
Ingat, jangan menggandakan dosis karena hal ini berpotensi menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Efek samping afatinib
Seiring dengan manfaat yang Anda butuhkan, afatinib pun akan menyebabkan beberapa efek samping. Meskipun tidak semua efek samping obat di bawah ini akan terjadi, Anda tetap memerlukan perhatian medis.
Efek samping umum
Berikut ini efek yang mungkin hampir dirasakan oleh semua orang, tapi tetap bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing.
- Urin berdarah atau keruh.
- Mata seperti terbakar, kering, atau gatal.
- Diare.
- Kesulitan buang air kecil.
- Sasa terbakar saat buang air kecil.
- Demam.
- Sering ingin buang air kecil.
- Kemerahan, nyeri, atau pembengkakkan pada mata, kelopak mata, atau lapisan dalam kelopak mata.
- Kemerahan, bengkak, atau nyeri pada kulit.
- Kesemutan pada tangan dan kaki.