Setelah kemoterapi selesai dilakukan, dokter biasanya akan memberikan obat khusus untuk meredakan mual. Obat antimual ini disebut juga dengan antiemetik. Pemberian dosis dan jenis obatnya berbeda-beda untuk setiap pasien, tergantung dari seberapa parah mual yang dirasakan.
Obat antimual ini tersedia dalam berbagai bentuk, di antaranya pil, cairan infus, atau supositoria. Jika pasien mengalami mual dan muntah, pasien tersebut mungkin akan diberikan obat pereda mual melalui cairan infus atau supositoria supaya tidak terbuang sia-sia. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan obat pereda mual yang sesuai dengan kondisi Anda.
2. Akupuntur
Menurut American Society of Clinical Oncologists (ASCO), akupuntur disebut-sebut ampuh meringankan efek samping kemoterapi yang mengganggu. Salah satunya meredakan mual setelah kemoterapi.
Mengutip dari sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Chinese Acupuncture and Moxibustion, akupuntur yang dikombinasikan dengan terapi panas bernama moksibusi dapat mengurangi mual akibat obat kemoterapi.
Hal ini diperkuat pula dengan studi kecil lainnya, bahwa pasien kanker yang baru saja menjalani radiasi dan kemoterapi cenderung mengalami mual yang lebih ringan. Selain itu, dosis obat antimual yang diberikan juga lebih rendah daripada pasien yang tidak melakukan akupuntur.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar