Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dibiarkan bisa mengganggu kinerja organ lain dan bahkan berdampak buruk bagi jantung. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter bisa meresepkan obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor.
Bagaimana cara ACE inhibitor mengendalikan tekanan darah tinggi? Adakah efek samping penggunaan obat ini? Berikut ulasannya.
Apa itu obat ACE inhibitor?
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi (antihipertensi).
Terdapat 10 jenis obat yang tergolong sebagai ACE inhibitor, yaitu:
- benazepril,
- captopril,
- enalapril,
- fosinopril,
- lisinopril,
- moexipril,
- perindopril,
- quinapril,
- ramipril, dan
- trandolapril.
Di samping menurunkan hipertensi, masing-masing obat bisa memiliki fungsi lain.
ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam produksi hormon angiotensin II. Ini adalah hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah.
Ketika pembuluh darah menyempit, tekanan darah akan meningkat dan memaksa jantung bekerja lebih keras. Angiotensin II sendiri juga melepaskan hormon yang meningkatkan tekanan darah.
Itu artinya, angiotensin II yang berkurang saat Anda minum ACE inhibitor akan menurunkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja kembali normal.
Dengan begitu, ACE inhibitor juga akan menurunkan gejala tekanan darah tinggi, seperti sakit kepala, nyeri dada, mual, dan gangguan irama jantung.
Semua obat hipertensi ini berbentuk oral, kecuali enalapril yang juga memiliki sediaan untuk intravena atau infus. Tak jarang, pemberian obat ini disertai dengan diuretik atau calcium channel blocker.
Dosis ACE inhibitor
Setiap orang bisa menerima dosis obat yang berbeda berdasarkan dengan kondisinya. Dosis berikut hanyalah penggunaan ACE inhibitor secara umum bagi orang dewasa.
Dokter biasanya akan melakukan penyesuaian untuk obat yang diberikan pada anak-anak atau lansia. Ikuti saran dari dokter bila dosis yang diberikan berbeda dengan penjelasan berikut.
1. Benazepril
- Hipertensi: dosis awal 10 mg, sekali sehari. Dosis pemeliharaan 20–40 mg yang terbagi dalam dua dosis. Dosis maksimal 80 mg per hari.
- Hipertensi (kombinasi diuretik): 5 mg sekali sehari.
- Gangguan jantung: dosis awal 5 mg sekali sehari, mungkin ditingkatkan saat tekanan darah terkontrol. Dosis maksimal 40 mg per hari.
2. Captopril
- Hipertensi (kombinasi diuretik): dosis awal 25–50 mg sehari, terbagi menjadi dua dosis. Dapat ditingkatkan secara bertahap dalam dua minggu menjadi 100–150 mg sehari.
- Pascaserangan jantung: dosis awal 6,25 mg, diikuti 12,5 mg setelah 2 jam, dan 25 mg setelah 12 jam. Dosis hari berikutnya 100 mg yang terbagi dalam dua dosis.
- Diabetes mellitus tipe 1: 75–100 mg per hari.
- Gagal jantung (kombinasi diuretik): dosis awal 6,25–12,5 mg dua atau tiga kali sehari. Dosis pemeliharaan 75–150 mg per hari.
- Gangguan ginjal: dosis awal 6,25–50 mg per hari. Dosis maksimal 150 mg per hari.
10. Trandolapril
- Hipertensi: dosis awal 0,5 mg sekali sehari. Dosis pemeliharaan 1–2 mg per hari atau 4 mg per hari dalam dua dosis.
- Pasca serangan jantung: dosis awal 0,5 mg sekali sehari. Dapat ditingkatkan menjadi 4 mg.
- Gangguan ginjal: dosis awal 0,5 per hari. Dosis maksimal 2 mg per hari.
Aturan pakai ACE inhibitor
Benazepril, enalapril, ramipril, dan trandolapril bisa diminum sebelum dan setelah makan.
Sementara itu, sisanya harus diminum sekitar satu jam sebelum makan. Pastikan aturan pemakaian obat pada dokter atau apoteker Anda.
Dokter mungkin menyarankan Anda untuk minum obat sebelum tidur atau justru segera setelah bangun. Selalu ikuti saran dari dokter untuk mendapatkan hasil optimal.
Efek samping ACE inhibitor
Sama seperti obat-obatan lainnya, ACE inhibitor dapat menimbulkan efek samping. Ini adalah beberapa efek samping obat yang umumnya hanya bersifat sementara dan membaik dengan sendirinya.
- Batuk kering.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Lemas.
- Kantuk.
- Ruam kulit.
- Lidah terasa asin atau seperti logam.
- Kemampuan indra pengecap menurun.
- Nyeri sendi.
- Sensitif pada cahaya matahari.
Segeralah kunjungi dokter jika berbagai kondisi di atas tidak membaik atau Anda mengalami efek samping berikut.
- Penurunan frekuensi buang air kecil.
- Nyeri perut yang menyebar ke punggung.
- Detak jantung tidak teratur.
- Mual sampai muntah.
- Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.
Peringatan dan perhatian saat pakai ACE inhibitor
Selalu sampaikan kondisi Anda kepada dokter atau apoteker sebelum menerima obat, termasuk ACE inhibitor.
Berikut adalah beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda meminum obat antihipertensi ini.
- Angioedema.
- Hipotensi atau tekanan darah rendah.
- Asam urat.
- Diabetes.
Obat ini mungkin juga tidak diberikan jika Anda memiliki riwayat alergi ACE inhibitor atau komposisi lain di dalamnya.
Pastikan Anda menyimpan obat ini di suhu ruangan yang kering. Hindarkan ACE inhibitor dari sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Apakah ACE inhibitor aman untuk ibu hamil?
ACE inhibitor termasuk obat yang tidak boleh diminum ibu hamil, terutama selama trimester dua dan tiga karena bisa menyebabkan penurunan jumlah air ketuban atau oligohidramnion.
Penggunaan obat ini pada ibu hamil juga telah dikaitkan dengan penurunan fungsi ginjal janin sampai peningkatan risiko keguguran.
Beri tahu dokter jika Anda hamil atau merencanakan kehamilan saat minum ACE inhibitor. Obat keras ini juga tidak disarankan untuk ibu menyusui karena bisa terbawa ke dalam ASI.
Interaksi ACE inhibitor dengan obat lain
Penggunaan beberapa jenis obat dalam waktu yang bersamaan dapat mengurangi kinerja atau meningkatkan risiko efek samping.
Oleh karena itu, sampaikan pada dokter terkait obat-obatan yang Anda konsumsi sebelum menerima ACE inhibitor, termasuk obat tanpa resep dan obat herbal.
Berikut adalah beberapa obat yang bisa berinteraksi dengan ACE inhibitor dan tidak disarankan untuk dikonsumsi bersamaan.
Sampaikan pada dokter jika Anda membutuhkan obat-obatan tersebut selama mengonsumsi ACE inhibitor.
Kesimpulan
- ACE inhibitor adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara menghambat enzim yang menghasilkan angiotensin II. Hormon angiotensin II bisa menyempitkan pembuluh darah dan menyebabkan hipertensi.
- Obat ini dari 10 jenis, yaitu benazepril, captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, moexipril, perindopril, quinapril, ramipril, dan trandolapril.
- ACE inhibitor tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui. Anda sebaiknya juga tidak mengonsumsinya bersamaan dengan ibuprofen, naproxen, ARB, dan NSAIDs
[embed-health-tool-bmi]