backup og meta

Mengulas Obat Herbal: dari Kegunaan, Cara Memilih, Hingga Efek Sampingnya

Mengulas Obat Herbal: dari Kegunaan, Cara Memilih, Hingga Efek Sampingnya

Obat herbal biasanya menjadi tambahan obat-obatan medis dari dokter untuk mengatasi penyakit. Sebelum memakai atau meminumnya, Anda perlu memerhatikan penggunaan obat herbal agar tidak menimbulkan masalah. Simak serba-serbi tentang obat herbal di bawah ini.

Apa itu obat herbal?

Obat herbal adalah bagian dari pengobatan tradisional yang memiliki sejarah panjang.

Menurut World Health Organization, pengobatan tradisional terbentuk dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik berdasarkan teori, keyakinan, serta pengalaman dari budaya yang berbeda-beda.

Pengobatan tradisional terkadang memiliki penjelasan ilmiah, tetapi ada pula yang tidak punya bukti ilmiah apa pun.

Obat alami ini dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan penyakit fisik ataupun mental.

Sementara itu, obat herbal sendiri meliputi jamu yang mengandung bahan aktif dari bagian-bagian tumbuhan.

Herbal Sebagai Anti-Aging dan Memperlambat Proses Penuaan

Anda dapat menemukan tanaman herbal dalam cara dan bentuk yang berbeda, seperti:

  • ramuan,
  • teh,
  • sirup,
  • minyak esensial,
  • salep, dan
  • tablet yang mengandung bubuk.

Berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat tradisional dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

  • jamu,
  • obat herbal terstandar (OHT), dan
  • fitofarmaka.

3 Jenis Obat Tradisional yang Umum Dikonsumsi Orang Indonesia

Sebelum diedarkan, produk herbal harus melalui uji klinis terlebih dahulu untuk membuktikan keamanannya secara ilmiah.

Obat-obatan ini juga harus melalui uji dosis, cara penggunaan, efektivitas, pemantauan efek samping, dan interaksinya dengan senyawa obat lain.

Fitofarmaka adalah satu-satunya golongan obat tradisional yang telah lulus semua uji praklinis dan klinis pada manusia.

obat herbal kanker serviks

Sayangnya, kebanyakan obat herbal yang beredar di Indonesia tergolong dalam kategori jamu dan OHT.

Keduanya merupakan jenis obat tradisional yang belum terbukti keamanannya berdasarkan uji klinis.

Bukti yang menunjukkan khasiat OHT hanya terdapat pada eksperimen hewan percobaan.

Hasil percobaan inilah yang sering kali dijadikan dasar bahwa obat alami dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Padahal, efek penggunaan obat pada hewan belum tentu sama pada manusia.

Sementara itu, jamu yang biasanya menggunakan racikan resep turun temurun tidak memiliki dosis dan indikasi yang pasti.

Jamu bisa menimbulkan manfaat dan risiko efek samping yang berbeda untuk setiap orang.

Apa kegunaan obat herbal?

Buku berjudul Herbal Medicine yang diterbitkan oleh CRC Press/Taylor & Francis, menyebutkan bahwa kegunaan atau manfaat utama obat tradisional adalah sebagai promosi kesehatan dan terapi untuk kondisi kronis.

Seseorang juga mungkin menggunakan pengobatan herbal ketika pengobatan konvensional dirasa tidak efektif untuk mengatasi penyakit tertentu, seperti kanker stadium lanjut dan penyakit menular baru.

Selain itu, rempah-rempah sering kali digunakan sebagai pengobatan tambahan penyakit akut dan kronis, seperti:

obat maag alami herbal asam lambung

Tak sedikit pula orang yang menggunakan cara atau obat tradisional, seperti tanaman herbal, untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Banyak orang percaya bahwa obat herbal selalu aman dan bermanfaat. Namun nyatanya, obat herbal tidak selalu melalui pengujian, seperti obat medis.

Artinya, obat-obatan alami tidak selalu terjamin keamanan dan keampuhannya dalam melawan penyakit.

Oleh karena itu, Anda perlu mengamati dengan cermat asal-usul obat alami sebelum memutuskan untuk menggunakan atau meminumnya.

Bagaimana cara memilih obat tradisional yang aman?

Anda dapat menggunakan obat-obatan herbal bersamaan dengan obat-obatan medis, tetapi mungkin berisiko mengakibatkan efek samping tertentu.

Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter Anda sebelum memutuskan untuk minum obat tradisional.

teh herbal pelangsing tubuh

Berikut ini adalah tips yang bisa Anda lakukan untuk memilih obat herbal yang aman untuk dikonsumsi:

  • Pelajari obat-obatan herbal yang ingin Anda konsumsi dengan sebaik-baiknya. Konsultasi dengan dokter dan cermati kemasan obat-obatan yang akan Anda beli.
  • Jika Anda membeli obat tradisional di pasaran, ikuti petunjuk pemakaian pada kemasan dan konsumsi obatnya sesuai dengan dosis yang ditentukan.
  • Carilah bantuan profesional atau ahli yang punya pengetahuan mumpuni dalam hal obat-obatan tradisional.
  • Perhatikan gejala efek samping setelah minum obat tradisional. Segera hentikan penggunaan obat jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan.
  • Waspada gejala alergi yang mungkin ditimbulkan setelah minum obat tradisional.

Tak lupa, Anda juga perlu mencermati hal-hal berikut ini pada label kemasan:

  • Adakah kontraindikasi dan larangan?
  • Seperti apa cara pakai atau minum yang benar?
  • Adakah batasan dosis obat tradisional per harinya?
  • Apa saja bahan aktif yang mungkin ada dalam obat herbal tersebut?
  • Apakah Anda memiliki alergi terhadap salah satu dari komposisi yang tertera?
  • Apakah dokter melarang Anda untuk mengonsumsi salah satu bahan karena kondisi kesehatan yang Anda miliki saat ini?
  • Adakah pantangan makanan, minuman, obat-obatan, dan aktivitas yang harus Anda hindari sewaktu minum obat herbal tersebut?

suplemen herbal yang harus dihindari menjelang operasi

Pastikan produk herbal yang ingin Anda beli memiliki izin edar dari BPOM.

Untuk memastikan keasliannya, Anda dapat mengecek nomor obat yang tercantum di tautan berikut http://cekbpom.pom.go.id/.

Klik di sini untuk melihat daftar lengkap obat tradisional yang diakui BPOM. Sementara ntuk daftar obat-obat tradisional yang telah ditarik dan dilarang edar, Anda bisa kunjungi laman BPOM ini.

Anda perlu memastikan herbalis yang meracik obat tradisional Anda sudah memiliki izin praktik dan terdaftar resmi di Dinas Kesehatan.

Apa saja efek samping obat ini?

Produsen obat herbal memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa klaim yang mereka buat tentang produknya tidak salah atau menyesatkan.

Klaim tersebut pun perlu didukung oleh bukti yang memadai. Namun, mereka tidak diwajibkan menyerahkan bukti ini ke BPOM.

Oleh karena itu, meski terbuat dari bahan alami, banyak herbal yang mengandung senyawa kimia alami berpotensi menimbulkan risiko efek samping merugikan.

Efek samping yang mungkin terjadi akibat konsumsi obat alami, antara lain:

obat sipilis herbal

Reaksi di atas dapat Anda rasakan dalam tingkatan yang ringan hingga parah.

Jurnal Clinical Medicine menemukan efek samping parah yang ditimbulkan akibat konsumsi obat herbal meliputi:

  • kerusakan hati atau ginjal,
  • perforasi usus,
  • kasinoma,
  • koma, dan
  • kematian.

Perlu diingat, BPOM telah menegaskan bahwa tidak ada jamu, herbal, maupun obat tradisional yang dapat menggantikan kemoterapi atau prosedur lainnya untuk menyembuhkan kanker.

Walau aman, tak semua orang boleh minum obat-obatan ini

Obat herbal biasanya baru memberikan manfaat jika Anda minum rutin dalam jangka panjang.

Hanya saja, jangan lupa perhatikan dosis dan waktu penggunaan jamu jika Anda sedang menggunakan obat lain.

Anda tidak boleh minum obat alami sebelum obat medis untuk menghindari risiko interaksi senyawa kimia. Sebaiknya konsumsi obat herbal 1-2 jam setelah obat medis.

Jamu atau racikan herbal berguna untuk menjaga kesehatan, pemulihan penyakit, atau menurunkan risiko dari penyakit, bukan untuk menyembuhkan.

Jadilah konsumen yang cerdas dan pilah-pilih mana obat alami yang aman untuk dikonsumsi. Jangan terbutakan oleh rayuan iklan yang bombastis.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Topics, H. (2021). Herbal Medicine: MedlinePlus. Retrieved 8 March 2021, from https://medlineplus.gov/herbalmedicine.html

Wachtel-Galor, S., & Benzie, I. (2011). Herbal Medicine. CRC Press/Taylor & Francis. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK92773/

Petrovska, B. (2012). Historical review of medicinal plants′ usage. Pharmacognosy Reviews, 6(11), 1. doi: 10.4103/0973-7847.95849

Herbal Medicine. (2021). Retrieved 8 March 2021, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/herbal-medicine

Traditional, Complementary and Integrative Medicine. (2021). Retrieved 8 March 2021, from https://www.who.int/health-topics/traditional-complementary-and-integrative-medicine#tab=tab_1

Badan Pengawas Obat dan Makanan – Republik Indonesia. (2021). Retrieved 8 March 2021, from https://www.pom.go.id/new/view/more/artikel/15/CARA-CERDAS-MEMILIH-OBAT-TRADISIONAL-YANG-AMAN.html

Posadzki, P., Watson, L., & Ernst, E. (2013). Adverse effects of herbal medicines: an overview of systematic reviews. Clinical Medicine, 13(1), 7-12. doi: 10.7861/clinmedicine.13-1-7

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

6 Daftar Bahan Jamu yang Dilarang untuk Ibu Hamil

8 Manfaat Brotowali, Si Jamu Pahit yang Punya Banyak Khasiat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan