backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Waspada, Ini Penyebab Kolesterol Naik Setelah Lebaran!

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adelia Dwitasari · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    Waspada, Ini Penyebab Kolesterol Naik Setelah Lebaran!

    Setelah 1 bulan menjalankan ibadah puasa, tiba saatnya untuk merayakan Idul Fitri. Hal yang paling lumrah dilakukan saat merayakan Idul Fitri adalah mengunjungi sanak saudara kerabat. Hal ini sangat memungkinkan potensi meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Apa penyebabnya? Simak berbagai penyebab dari kolesterol naik saat lebaran dan bagaimana penderita kolesterol tinggi mengendalikannya.

    Penyebab kadar kolesterol naik setelah Lebaran

    Menurut penelitian terbitan Annals of Nutrition and Metabolism, puasa di bulan Ramadhan berpotensi meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

    Namun, saat lebaran sangat mungkin kadar kolesterol meningkat karena berbagai asupan dan pola hidup yang tidak tepat.

    Apa sajakah yang menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol tersebut? Berikut adalah penjelasannya.

    1. Tidak menjaga pola makan

    Salah satu penyebab utama Anda mengalami kenaikan kolesterol adalah tidak menjaga pola makan. 

    Maka dari itu itu, ada beberapa pantangan makanan yang sebaiknya Anda hindari, terutama bagi penderita kolesterol tinggi.

    Mungkin satu dari sekian banyak orang yang ‘balas dendam’ dengan makan beragam makanan setelah menahan haus dan lapar selama 30 hari berpuasa.

    Mulai dari minuman manis dan makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Bahkan, Anda juga mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol.

    Mungkin Anda berpikir karena satu bulan penuh berpuasa, maka sah-sah saja mengonsumsi makanan dan minuman tersebut. 

    Anda mungkin juga berpendapat bahwa hal tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang terlalu besar pada kadar kolesterol dalam darah.

    Padahal, itu termasuk pemahaman yang salah. Artinya, meski telah berpuasa selama 1 bulan, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi makanan dengan kadar kolesterol yang tinggi. 

    Jadi, hindari berbagai pantangan kolesterol tinggi seperti biasa. Lebih baik, tetap konsumsi makanan sehat untuk kolesterol.

    2. Terjadi sindrom metabolik

    Penyebab lain dari kolesterol naik saat puasa adalah sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi medis yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

    Risiko penyakit jantungnya termasuk serangan jantung, penyakit jantung koroner, dan beragam penyakit jantung lainnya.

    Biasanya, kondisi ini bisa Anda tandai dengan kenaikan tekanan darah, kenaikan gula darah, hingga kelebihan lemak dalam tubuh. Khususnya pada area pinggang, hingga kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal.

    Tiga kondisi tersebut bisa terjadi, khususnya jika perut yang kosong dan tidak diisi makanan selama seharian penuh tiba-tiba diisi dengan berbagai makanan tak sehat.

    Jika Anda melanggar pantangan kolesterol tinggi, mungkin saja mengalami sindrom metabolik yang menyebabkan kolesterol tinggi. 

    Sebagai contoh, Anda minum-minuman manis dan dilanjutkan dengan hidangan berlemak saat menjalankan puasa maupun saat lebaran.

    Maka itu, jika ingin menjaga kadar kolesterol tetap normal, hindari pantangan untuk penderita kolesterol tinggi meski saat berpuasa dan merayakan momen lebaran.   

    3. Kekurangan taurin

    Taurin merupakan jenis asam amino yang berfungsi untuk mengendalikan kadar kolesterol jahat dalam darah dan liver (organ hati). 

    Ketika puasa, Anda mungkin saja kekurangan taurin. Taurin bisa didapatkan dari zat seng (zinc) dan vitamin A. Sumber pangan yang tinggi taurin antara lain sayuran seperti bayam, brokoli, dan jamur.

    Mengingat dari pagi sampai sore Anda tidak mendapatkan asupan nutrisi zat seng dan vitamin A, tubuh jadi kekurangan taurin dan kadar kolesterol jadi sulit dikendalikan.

    Demi menghindari risiko ini, biasakan untuk mengkonsumsi berbagai makanan dan sayuran yang tinggi kandungan taurin.

    Cara mengendalikan kadar kolesterol naik pascalebaran

    bahaya mikroplastik dalam makanan, bahaya plastik, partikel plastik

    Memang sulit menghindari godaan untuk makan makanan lezat pada hari raya Idul Fitri.

    Sayangnya, banyak makanan khas lebaran yang memang tinggi kandungan lemaknya. Mulai dari opor ayam, rendang, sayur pepaya dengan kuah santan, dan masih banyak lagi.

    Jika memang tidak bisa menolak ajakan untuk makan makanan dengan kadar lemak tinggi, makanlah seperlunya saja.

    Berikut adalah daftar hal-hal yang harus Anda perhatikan untuk mengendalikan kolesterol yang meningkat setelah merayakan Idul Fitri.

    • Mulai berolahraga rutin setiap hari, aktivitas fisik dapat membantu tubuh mengendalikan kadar kolesterol tinggi
    • Konsumsi makanan yang bagus untuk jantung, seperti ikan dengan omega 3, kacang-kacangan, telur, dan sayuran hijau
    • Hindari rokok dan alkohol, kedua hal tersebut dapat menimbulkan kenaikan kolesterol dan masalah kesehatan pada jantung 

    Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi Nutrive Benecol untuk menetralisir kadar kolesterol jahat ketika menyantap makan-makanan tinggi kolesterol, seperti gorengan. 

    Nutrive Benecol merupakan pangan fungsional penurun kolesterol yang memiliki beberapa keunggulan.

    • Dapat membantu mengurangi kolesterol karena mengandung Plant Stanol Ester
    • Tanpa efek samping, karena terbuat dari bahan alami (oleh karena itu dapat dikonsumsi baik yang memiliki masalah kolesterol tinggi ataupun mereka yang memiliki kadar kolesterol normal tetapi ingin melakukan pencegahan)

    kolesterol lebaran

    Plant Stanol Ester (PSE) memiliki struktur seperti kolesterol yang berfungsi memblok penyerapan kolesterol di sistem pencernaan. 

    Melalui proses ini PSE dalam Nutrive Benecol teruji klinis bantu menurunkan kolesterol total dan LDL dalam 2-3 minggu konsumsi.

    Untuk saran mengonsumsinya, minum 2 botol Nutrive Benecol setiap hari langsung setelah makan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Adelia Dwitasari · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan