Jamur yang tumbuh di alam liar terlihat lebih pendek dan bertopi lebih besar, sementara yang dibudidayakan oleh petani ukurannya lebih panjang, berwarna kecokelatan, dengan topi yang sedikit lebih kecil.
Jamur enoki menjadi salah satu jamur yang menawarkan banyak zat gizi. Dalam 100 gram jamur enoki kering, kandungan nutrisinya meliputi:
- 346 kalori
- 53 persen karbohidrat (31 persen karbohidrat kompleks dan 22 persennya adalah bentuk gula lain)
- 26 persen protein
- 26 persen serat pangan
- 3 persen lemak (1 gram lemak tak jenuh ganda, 1,2 gram total lemak tidak jenuh, dan 0,23 gram lemak jenuh)
- Sejumlah vitamin dan mineral seperti 0,35 gram tiamin, 10,9 gram asam pantotenat, 61 mg niasin, 1,67 mg riboflavon, 14 mg kalsium, o,61 tembaga, 8,3 mg zat besi, 3.100 kalium, 54 mg, dan 19 mg natrium.
Selain itu, jamur enoki juga kaya dengan antioksidan seperti ergothioneines serta serat larut yang efektif dalam mengurangi jumlah kolesterol jahat, menurunkan tekanan darah, dan menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh.
Potensi jamur enoki dalam mencegah penyakit kanker, menurut penelitian

Selain dimanfaatkan sebagai makanan, jamur enoki adalah jamur pertama yang diteliti nutrisinya untuk mencegah penyakit kanker. Dilansir dari Huffington Post, penelitian awal dilakukan oleh Dr. Tetsuke Ikekawa, seorang ahli epidemiologi dari Research Institute of the National Cancer Center di Tokyo, Jepang pada tahun 1989.
Dari penelitian tersebut Dr. Tetsuke Ikekawa melihat bahwa tingkat kematian akibat penyakit kanker di Prefektur Nagano, Jepang berkurang, bahkan menjadi lebih sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Ikekawa menduga bahwa Nagano adalah pusat budidaya jamur enoki sehingga tingkat konsumsi jamur enoki juga lebih tinggi.