backup og meta

Manfaat Keong Sawah, Jaga Kolesterol hingga Imunitas

Manfaat Keong Sawah, Jaga Kolesterol hingga Imunitas

Masih ragu mengonsumsi keong sawah? Ternyata, ada banyak manfaat keong sawah untuk kesehatan yang bisa Anda dapatkan.

Simak informasi lengkap seputar kandungan, manfaat, dan cara mengolahnya dalam ulasan berikut!

Kandungan gizi keong sawah

Keong sawah, yang oleh masyarakat lebih sering dikenal dengan sebutan tutut, adalah jenis siput air. Siput ini memiliki nama ilmiah Pila ampullacea.

Tutut banyak ditemukan di perairan tawar di negara-negara beriklim tropis dan sering bermunculan terutama di musim hujan.

Tutut memiliki ukuran yang lebih kecil daripada bekicot dan umumnya dapat diolah menjadi masakan yang lezat.

Selain enak, ternyata keong sawah memiliki beberapa kandungan zat gizi bermanfaat, yaitu:

  • protein
  • karbohidrat,
  • lemak, 
  • vitamin
  • fosfor, 
  • kalsium,
  • zink, 
  • zat besi, dan 
  • kalium.

Tak heran bila banyak orang mengolah keong sawah sebagai lauk-pauk karena mudah didapat, murah, dan memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap 

Manfaat keong sawah

manfaat keong sawah

Keong sawah yang kaya nutrisi ini diyakini bermanfaat menjaga sistem imun hingga meningkatkan kepadatan tulang.

Berikut ini sejumlah manfaat tutut yang sayang jika dilewatkan.

1. Memelihara daya tahan tubuh

Manfaat keong sawah yang pertama adalah dapat memelihara daya tahan tubuh.

Makan tutut yang mengandung vitamin A, B, dan C dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga Anda jadi tidak gampang sakit.

Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, vitamin C bermanfaat mendorong produksi sel darah putih penghasil antibodi.

Selain itu, vitamin ini berperan mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas yang berkontribusi pada munculnya berbagai penyakit.

Terlebih, saat musim hujan tiba, bakteri atau virus penyebab penyakit pun lebih cepat menular.

2. Bantu penuhi kebutuhan protein

Keong sawah memiliki kandungan protein yang terbilang cukup tinggi.

Menurut jurnal Food Research 4 (2020), keong sawah dapat menjadi alternatif sumber protein hewani yang baik dan rendah lemak.

Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan sel agar bisa berfungsi dengan baik.

Kekurangan protein juga dapat menyebabkan Anda rentan terhadap penyakit. Pasalnya zat gizi inilah yang memproduksi sel darah putih untuk melawan infeksi.

Selain itu, protein pada keong sawah ini bermanfaat mempercepat penyembuhan dan pemulihan Anda setelah sakit. Protein mampu merangsang regenerasi sel-sel baru. 

3. Menutrisi otak

Manfaat keong sawah berikutnya adalah memberikan nutrisi untuk memastikan otak dapat bekerja dengan baik.

Anda mungkin sudah tidak asing dengan khasiat asam lemak tak jenuh untuk kesehatan otak. Ternyata keong sawah juga memiliki kandungan asam lemak esensial ini.

Lemak yang terkandung dalam tutut merupakan asam linoleat (omega-6) dan asam linolenat (omega 3).

Asam lemak omega 3 inilah memainkan peran penting untuk otak, yakni mengurangi stres oksidatif, mengoptimalkan perkembangan otak pada anak, hingga meningkatkan daya ingat.

Sementara itu, kandungan omega 6 pada keong sawah membantu melancarkan fungsi sel-sel saraf di otak.

4. Bagus untuk pertumbuhan tulang

manfaat keong sawah

Selama masa pertumbuhan, anak-anak memerlukan protein dan kalsium agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Protein dan kalsium sangat dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi.

Bila kekurangan zat gizi ini, anak-anak pun akan berisiko mengalami masalah pertumbuhan, bahkan stunting.

Salah satu cara memenuhi kebutuhan protein ini adalah dengan mengenalkan masakan keong sawah kepada anak-anak.

Terdapat sekitar 129 mg kalsium dalam setiap 100 gram sajian keong sawah. Ini berarti memenuhi setidaknya 10% kebutuhan kalsium harian.

Perlu Anda ketahui

Tak hanya baik untuk pertumbuhan tulang anak, manfaat tutut juga bisa dinikmati oleh orang dewasa untuk memperkuat kepadatan tulang.

5. Mencegah anemia

Selain memiliki kandungan protein dan kalsium tinggi, manfaat keong sawah berikutnya yaitu menjadi sumber zat besi.

Zat besi merupakan mineral penting untuk membentuk sel darah merah dan sel otot.

Kekurangan zat besi biasanya disebut dengan anemia defisiensi besi.

Anemia ditandai dengan sering kelelahan, kulit pucat, pusing, nyeri dada, hingga kehilangan nafsu makan.

Untuk mencegahnya, Anda bisa menjadikan keong sawah sebagai sumber zat besi yang lezat dan murah.

6. Mencegah kolesterol tinggi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tutut memang mengandung lemak.

Namun, Anda tak perlu khawatir karena lemak dalam tutut ini merupakan lemak tak jenuh.

Menurut jurnal Food Research (2020), lemak pada keong sawah adalah asam lemak tak jenuh yang dapat mengurangi tingkat kolesterol.

Secara tak langsung, hal ini juga akan berpengaruh pada kestabilan tekanan darah Anda.

Tak hanya mencegah naiknya kadar kolesterol jahat, asam lemak tak jenuh ini juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Dengan begitu, kadar gula darah Anda juga lebih terjaga.

Cara mengolah keong sawah

Konsumsi keong sawah bisa melengkapi kebutuhan makanan bergizi seimbang. Tutut juga aman dikonsumsi siapa pun asalkan pengolahannya tepat.

Cara memasak yang tepat juga membantu Anda mendapatkan berbagai khasiat keong sawah yang telah disebutkan.

Percuma bila mengolahnya dengan tambahan santan dan garam berlebih.

Berikut ini beberapa cara mengolah keong sawah yang benar.

  1. Pastikan Anda mencuci bersih keong sawah sehingga pasir atau tanah yang lengket sudah tak terlihat lagi.
  2. Anda dapat mengeluarkan keong dari cangkangnya untuk memastikan dagingnya benar-benar bersih.
  3. Beri perasan jeruk nipis atau rebus tutut selama 5 menit, untuk membunuh bakteri atau parasit yang masih menempel.
  4. Gunakan aneka rempah dan bawang sebagai bumbu.
  5. Masak hingga matang dan sajikan bersama sayuran agar nutrisinya semakin lengkap.

Meskipun banyak manfaat keong sawah untuk kesehatan, Anda perlu ingat untuk mengonsumsi sewajarnya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ihsani, K., Afifah, D.N., Anantyo, D.T., Mulyono, Nugroho, T.W., Wahyudi, F. and Nuryanto. (2020). Nutrient content and shelf life analysis of freshwater snail (Pila ampullacea) instant baby porridge. Food Research 4. doi:10.26656/fr.2017.4

Obande, R.A., Omeji, S., & Isiguzo, I. (2013). Proximate composition and mineral content of the Fresh water snail (Pila ampullacea) from River Benue, Nigeria. IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology and Food Technology, 2, 43-46. DOI:10.6084/M9.FIGSHARE.1183425

Fatimah, I., Aulia, G., Puspitasari, W., Nurillahi, R., Sopia, L., & Herianto, R. (2018). Microwave-synthesized hydroxyapatite from paddy field snail (Pila ampullacea) shell for adsorption of bichromate ion. Sustainable Environment Research, 28(6), 462-471. doi: 10.1016/j.serj.2018.10.003

R. A. Obande, S. Omeji and I. Isiguzo. (2013). Proximate composition and mineral content of the Fresh water snail (Pila ampullacea) from River Benue, Nigeria. IOSR Journal Of Environmental Science, Toxicology And Food Technology. Retrieved 16 November 2022, from https://www.iosrjournals.org/iosr-jestft/papers/vol2-issue6/I0264346.pdf

Versi Terbaru

30/11/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

9 Rekomendasi Susu Tulang untuk Lansia yang Tinggi Kalsium

Ketahui Kebutuhan Protein Harian dan Cara Tepat Memenuhinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 30/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan