backup og meta

Makan Ubur-Ubur, Apa Saja Manfaat dan Risikonya?

Makan Ubur-Ubur, Apa Saja Manfaat dan Risikonya?

Mengonsumsi makanan laut atau seafood memberi banyak manfaat untuk tubuh. Akan tetapi, pernahkah Anda mencoba makan ubur-ubur?

Faktanya, ada jenis ubur-ubur yang beracun dan ubur-ubur yang tidak berbahaya. Lantas, apakah aman mengonsumsi ubur-ubur? Simak ulasannya, yuk!

Kandungan gizi ubur-ubur

Ubur-ubur adalah hewan laut yang tidak memiliki bertulang belakang yang berbentuk seperti lonceng dengan tentakel panjang.

Ubur-ubur termasuk hewan yang dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia.

Umumnya, ubur-ubur berukuran besar dan berwarna-warni serta memiliki sengat beracun. Sengatan ini digunakan sebagai cara bertahan hidup dari predator atau memburu mangsa.

Anda mungkin akan bertanya, apakah makan ubur-ubur aman untuk kesehatan?

Beberapa jenis ubur-ubur memang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Namun, ada juga jenis ubur-ubur yang aman untuk dimakan, seperti jenis Rhopilema esculentum.

Di kawasan Asia Tenggara, makan ubur-ubur jenis Rhopilema esculentum sudah menjadi hal yang biasa karena diyakini memberikan manfaat untuk kesehatan.

Sebagian masyarakat mengonsumsi ubur-ubur dalam bentuk yang sudah dikeringkan.

Ada pula yang makan ubur-ubur setelah diasinkan maupun dimasak dalam kondisi segar.

Umumnya jumlah kalori pada ubur-ubur cukup rendah.

Akan tetapi, ubur-ubur tetap mengandung sumber gizi penting untuk tubuh seperti protein, kalsium, antioksidan, hingga kolin.

Mengutip dari Food Data Central di US Department of Agriculture, dalam setiap 100 gram ubur-ubur, mengandung zat gizi berikut ini:

  • 36 kalori,
  • 4,2 ug selenium,
  • 95 mg kolin,
  • 5,5 gram protein,
  • 2 mg kalsium,
  • 2,27 mg zat besi, dan
  • 1,4 gram lemak.

Karena kandungan gizinya ini, tak heran banyak orang mengonsumsi ubur-ubur untuk memperoleh manfaat kesehatan tertentu.

Manfaat makan ubur-ubur

makan ubur-ubur

Kandungan ubur-ubur didominasi oleh air dan protein, tapi hewan laut ini rendah lemak dan kolesterol.

Karena alasan tersebut, ubur-ubur dianggap sebagai sumber makanan bernutrisi.

Nah, kira-kira apa saja manfaat makan ubur-ubur untuk kesehatan? 

1. Sumber kolagen

Salah satu manfaat saat makan ubur-ubur berasal dari kandungan kolagen yang cukup tinggi.

Kolagen adalah jenis protein yang berperan penting dalam struktur jaringan, termasuk kulit dan tulang.

Mengonsumsi kolagen yang cukup dapat memperbaiki elastisitas kulit dan mencegah gejala nyeri sendi.

Hasil penelitian pada hewan pengerat menunjukkan kandungan kolagen pada ubur-ubur juga dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari.

Akan tetapi, penelitian tersebut memerlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya pada tubuh manusia.

2. Menurunkan risiko penyakit jantung

National Center for Biotechnology Information menyebutkan setengah dari kandungan lemak pada ubur-ubur berasal dari asam lemak tak jenuh ganda (PUFA).

Lemak tak jenuh ini adalah omega-3 dan omega-6 yang sangat berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

Asupan ini juga penting bagi Anda yang harus menghindari konsumsi lemak jenuh.

3. Baik untuk sistem metabolisme tubuh

Kandungan kolin dan selenium pada ubur-ubur juga dapat membantu proses metabolisme lebih lancar.

Kolin berperan penting dalam proses mencerna makanan dan minuman.

Sementara itu, selenium adalah mineral penting dalam proses metabolisme yang dicerna di bagian bawah usus menjadi selenoprotein. 

Kekurangan selenium dapat menyebabkan tubuh mudah lelah dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

4. Menurunkan risiko kanker

Kandungan polifenol yang Anda dapatkan saat makan ubur-ubur juga baik untuk mengurangi timbulnya sel kanker.

Khasiat tersebut berasal dari sifat antioksidan (menangkal radikal bebas) pada polifenol.

Polifenol bekerja dengan cara menekan pertumbuhan dan perkembangan sel kanker.

5. Sumber makanan untuk diet

Selain bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit akut dan kronis, makan ubur-ubur bisa membantu menurunkan berat badan.

Pasalnya, ubur-ubur memiliki total kalori yang rendah, tapi tetap kaya akan zat gizi penting seperti protein, lemak tak jenuh, kalsium, dan vitamin.

Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan manfaat ubur-ubur dalam menunjang program diet yang akan dijalani.

Fakta sehat

Ada jenis ubur-ubur yang aman dan tak aman untuk dimakan. Salah satu jenis ubur-ubur yang sangat popular di Asia Tenggara dan aman dikonsumsi adalah Rhilopemus esculentum.

Cara makan ubur-ubur

makan-ubur-ubur

Anda juga perlu memperhatikan cara mengonsumsi ubur-ubur dengan tepat. Pasalnya, ubur-ubur cenderung cepat membusuk bila terlalu lama berada di suhu ruang.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda segera membersihkan dan mengolah ubur-ubur setelah ditangkap.

Hindari mengonsumsi ubur-ubur jika warnanya berubah menjadi kecokelatan.

Jika tidak memungkinkan untuk langsung memasak, Anda bisa melakukan metode pengawetan dengan mengeringkan, mengasinkan, atau menyimpan ubur-ubur di dalam lemari es.

Anda bisa makan ubur-ubur segar dengan cara diiris tipis dan ditumis, direbus, atau disajikan bersama sayuran dan daging.

Untuk ubur-ubur yang sudah diasinkan, Anda sangat disarankan untuk mencucinya terlebih dahulu.

Cara ini bertujuan menghilangkan kandungan garam yang menyebabkan masakan jadi terlalu asin.

Risiko makan ubur-ubur

Meskipun ubur-ubur tergolong aman dikonsumsi oleh siapa saja, Anda tetap perlu berhati-hati dengan risiko alergi seafood.

Cara membersihkan dan mengolah yang tepat bisa mengurangi risiko adanya bakteri atau patogen berbahaya yang menempel pada ubur-ubur.

Ada juga kekhawatiran bahwa metode pengawetan ubur-ubur dapat mengakibatkan paparan aluminium tingkat tinggi.

Nah, apakah Anda tertarik untuk makan ubur-ubur?

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Peggy Hsieh, YH., Leong, FM. & Rudloe, J. Jellyfish as food. Hydrobiologia 451, 11–17 (2001). https://doi.org/10.1023/A:1011875720415

Bleve, G., Ramires, F., Gallo, A., & Leone, A. (2019). Identification of Safety and Quality Parameters for Preparation of Jellyfish Based Novel Food Products. Foods, 8(7), 263. doi: 10.3390/foods8070263

Leone, A., Lecci, R., Durante, M., Meli, F., & Piraino, S. (2015). The Bright Side of Gelatinous Blooms: Nutraceutical Value and Antioxidant Properties of Three Mediterranean Jellyfish (Scyphozoa). Marine Drugs, 13(8), 4654-4681. doi: 10.3390/md13084654

Jellyfish, Dried, Salted. (2019). Food Data Centers. US Department of Agriculture. Retrieved 14 July 2022, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/168129/nutrients

Barzideh, Z., Abd Latif, A., Gan, C., Abedin, M., & Alias, A. (2014). ACE Inhibitory and Antioxidant Activities of Collagen Hydrolysates from the Ribbon Jellyfish (Chrysaora sp.). Food Technology And Biotechnology, 52(4), 495-504. doi: 10.17113/ftb.52.04.14.3641

Versi Terbaru

01/08/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Cara Tepat Menyimpan Ikan di Kulkas, Bantu Cegah Keracunan

7 Pilihan Makanan Tinggi Protein dan Rendah Lemak


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 01/08/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan