backup og meta

Makan Saat Lapar atau Sebelum Lapar, Mana yang Lebih Sehat?

Makan Saat Lapar atau Sebelum Lapar, Mana yang Lebih Sehat?

Rasa lapar pada dasarnya adalah mekanisme pengiriman sinyal ke otak untuk kembali mengisi energi tubuh dengan mengonsumsi makanan. Jika rasa lapar menandakan tubuh membutuhkan asupan makanan, apakah artinya Anda harus selalu makan setiap kali lapar atau lebih baik makan sebelum rasa lapar muncul? Ketahui jawabannya dalam ulasan berikut ini.

Bagaimana lapar dapat terjadi?

Rasa lapar dipicu oleh hormon yang berasal dari saluran pencernaan yaitu leptin dan ghrelin. Perubahan kadar kedua hormon ini dipengaruhi oleh ketersediaan cadangan energi dalam tubuh.

Hormon ghrelin adalah pemicu rasa lapar dan keinginan makan. Kadar hormon ini meningkat sebelum makan dan akan turun beberapa jam setelah makan.

Sementara itu, hormon leptin merupakan pemicu rasa kenyang. Kadar hormon ini meningkat saat energi tubuh sudah terpenuhi dari makanan.

Baik makan saat lapar maupun sebelum lapar sebenarnya adalah pilihan mengatur pola makan sehingga tidak terlalu memengaruhi penyerapan makanan.

Hal yang membedakan keduanya adalah efek tubuh terhadap rasa lapar dan bagaimana respons terhadap rasa lapar tersebut.

Manfaat makan hanya saat merasa lapar

Terdapat beberapa kelebihan bila Anda hanya makan di saat merasa lapar. Bagi yang sedang berdiet, pola makan seperti ini akan membantu dalam membatasi konsumsi kalori harian.

Mekanisme lapar secara alami terjadi saat tubuh kekurangan energi. Jadi, saat lapar merupakan waktu yang tepat untuk kembali mengisi energi.

Konsumsi kalori lebih mungkin diperlukan saat banyak melakukan kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik dan kemampuan berpikir dalam sehari.

Makan di waktu yang tepat adalah metode mengatur pola makan yang tepat, terutama untuk Anda aktif beraktivitas fisik.

Meskipun demikian, Anda perlu mengenali rasa lapar dan memastikannya hal tersebut bukanlah sekadar “lapar mata’ atau keinginan untuk ngemil. 

Pasalnya, banyak yang mengonsumsi makanan bukan karena merasa lapar, melainkan akibat ketagihan makanan manis atau asin ataupun karena kebiasaan ngemil.

Kebiasaan kurang sehat ini bisa menyebabkan konsumsi kalori berlebih dari yang dibutuhkan. Bisa dikatakan keinginan untuk makan tersebut adalah “rasa lapar palsu“.

Nah, makan di waktu yang tepat dapat mengubah kebiasaan ngemil yang berlebihan. Selain itu, Anda juga bisa menyesuaikan kalori yang dikeluarkan untuk beraktivitas.

Saat rasa lapar palsu muncul, sebaiknya Anda tidak langsung memutuskan untuk mengonsumsi makanan, cobalah menunggu sekitar 10–15 menit.

Jika tidak ada tanda penurunan konsentrasi dan suara perut keroncongan, lalu rasa lapar hilang begitu saja, artinya Anda tidak benar-benar merasa lapar.

Manfaat makan sebelum lapar

Di sisi lain, terdapat beberapa alasan mengapa mengonsumsi makanan sebelum tubuh memberikan sinyal lapar itu lebih baik.

Pada kenyataannya, rasa lapar sering kali mempengaruhi keputusan kita dalam memilih makanan.

Saat merasa sangat lapar, kita cenderung memilih makanan dengan rasa yang kuat. Hal inilah yang bisa memicu ketagihan dan makan dengan porsi berlebih. 

Sebaliknya, makan sebelum lapar membuat Anda lebih mudah memilih makanan yang lebih sehat.

Selain itu, makan sebelum merasa lapar akan membuat Anda makan lebih perlahan karena kadar hormon ghrelin belum terlalu tinggi.

Nafsu makan tidak meningkat cepat sehingga Anda terburu-buru menyantap makanan.

Mengisi perut sebelum lapar juga baik untuk memperbaiki jadwal makan.

Kesibukan dan banyaknya aktivitas sering kali membuat kita melewatkan waktu makan. Meski tidak merasa lapar, kebiasaan ini tetap buruk bagi kesehatan. 

Hal ini dapat diperbaiki dengan makan sebelum lapar tapi tetap sesuai jadwal, tepatnya di pagi, siang dan sore hari.

Jadi, mana yang lebih baik?

Baik makan sebelum lapar maupun saat lapar mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Untuk memilih mana yang terbaik, Anda perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan Anda sendiri. 

Makan di kala lapar kemungkinan akan sulit bagi beberapa orang, termasuk yang mengalami sindrom metabolik seperti diabetes atau mengalami obesitas.

Pasalnya, gangguan tersebut membuat tubuh lebih “kebal” terhadap hormon rasa kenyang atau leptin.

Selain itu, kualitas nutrisi harus diperhatikan. Mengutamakan k onsumsi makanan berserat dan tinggi protein bisa mempertahankan rasa kenyang dalam waktu yang cukup.

Jadi, makan di saat lapar baik bagi Anda yang banyak melakukan aktivitas fisik, tapi penting memastikan keinginan tersebut bukanlah rasa lapar palsu.

Sementara itu, makan sebelum lapar, terutama sesuai dengan jadwal makan, bisa mengatasi kebiasaan buruk melewatkan jam makan bagi Anda yang sibuk beraktivitas.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Eating When You’re Hungry versus Eating on Schedule. (n.d.). Dummies. Retrieved 16 June 2021, from https://www.dummies.com/health/nutrition/weight-loss/eating-when-youre-hungry-versus-eating-on-schedule/

Lose weight by eating only when hungry. (2015). Diet Doctor. Retrieved 16 June 2021, from https://www.dietdoctor.com/lose-weight-by-only-eating-when-hungry

Ghrelin. (2018). You and Your Hormones. Retrieved 16 June 2021, from https://www.dietdoctor.com/lose-weight-by-only-eating-when-hungry

Versi Terbaru

15/09/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Bangun Tidur Lapar? Ini 7 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lapar Tengah Malam, Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 15/09/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan