backup og meta

Perbedaan Telur Omega-3 dan Telur Biasa

Perbedaan Telur Omega-3 dan Telur Biasa

Telur ayam adalah sumber protein hewani yang murah dan mudah diperoleh. Nah, ada jenis telur omega-3 yang katanya jauh lebih bergizi daripada telur biasa. Benarkah demikian? Jika penasaran, ketahui perbedaan telur omega-3 dengan telur ayam biasa.

Beda telur omega 3 dengan telur ayam biasa

Telur omega 3 memiliki sejumlah perbedaan dari telur ayam biasa dalam hal tekstur kuning telur, kandungan gizi, hingga ukuran. 

1. Tekstur kuning telur

manfaat kuning telur untuk rambut

Kuning telur ayam pada umumnya kecil dan berwarna kuning muda.

Sementara itu, kuning telur omega-3 berukuran lebih besar dan berwarna lebih pekat, bahkan mendekati warna jingga atau oranye.

Tekstur kuning telur omega-3 juga tidak mudah hancur ketika dipisahkan dari putihnya.

2. Kandungan gizi

Sesuai namanya, telur ayam ini mengandung asam lemak omega-3. Sebenarnya, telur ayam biasa juga mengandung asam lemak ini.

Namun, produk telur berlabel omega-3 mengandung lima kali lipat omega-3 lebih banyak ketimbang telur biasa, telur biasa hanya mengandung 100 mg per butirnya.

Kandungan kolesterol telur omega-3 juga 50% lebih rendah dari telur ayam biasa, sekitar 150 mg (per 1oo gram). Telur biasa bisa mencapai 250 – 300 mg. 

Sebagai catatan, batas asupan kolesterol pada orang dewasa adalah maksimal 300 mg per hari.

3. Sumber

Telur biasa diperoleh dari peternakan khusus ayam petelur.

Ayam petelur ini biasanya diberi pakan biji-bijian, dilengkapi dengan vitamin dan mineral.

Telur omega-3, juga berasal dari ayam petelur, tetapi pakan mereka dilengkapi dengan sumber omega-3 seperti biji rami. 

Selain itu, ayam petelur omega-3 memiliki akses untuk pergi keluar dan masuk dari kandang.

Berbeda dengan ayam petelur biasa yang terus berada di dalam kandang. 

4. Tampilan fisik

Ukuran dari kedua telur ini sebenarnya hampir sama, yang membedakan adalah cangkangnya. 

Cangkang telur biasa berwarna lebih cerah dengan ketebalan yang lebih tipis, sehingga lebih mudah retak. 

Sementara itu, warna cangkang telur omega-3 lebih gelap dan tebal karena membran albumin di dalamnya melapisi seluruh bagian cangkang.

Keunggulan telur omega-3 dari telur biasa

Lantas apa saja yang membuat telur jenis ini lebih spesial dari telur biasa? Berikut ini daftarnya.

1. Menjaga kesehatan jantung

manfaat jagung ungu untuk jantung

Kandungan 0mega-3 yang tinggi sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. 

Asam lemak ini juga dapat membantu menguatkan sistem imun dan menyeimbangkan kadar kolesterol dalam darah.

Selain itu, telur ini rendah kolesterol sehingga aman dikonsumsi untuk pasien penyakit jantung.

3. Menurunkan trigliserida

Trigliserida adalah lemak yang bisa ditemukan dalam darah dan disimpan dalam jaringan lemak (adiposa).

Tingginya trigliserida juga termasuk salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung. 

Studi lama dalam Nutrition, metabolism, and cardiovascular diseases menunjukkan bahwa mengonsumsi telur jenis ini adalah cara yang baik untuk menurunkan trigliserida darah. 

Penelitian itu menunjukkan makan lima telur yang diperkaya omega-3 per minggu selama tiga minggu dapat mengurangi kadar trigliserida tinggi sebesar 16 – 18%.

2. Menjaga kesehatan mata

Ada beberapa zat gizi penting yang membantu menangkal gangguan kesehatan mata.

Zat gizi tersebut adalah lutein dan zeaxanthin. Mereka adalah antioksidan kuat yang menumpuk di retina mata.

Berbagai studi menunjukkan bahwa keduanya dapat secara signifikan mengurangi risiko katarak.

Nah, kuning telur tinggi omega-3 mengandung sejumlah besar lutein dan zeaxanthin. Telur ini juga tinggi vitamin A, yang membantu menjaga kesehatan mata. 

Kesimpulan

Telur omega-3 lebih kaya gizi dibandingkan telur biasa. Konsumsi telur jenis ini bisa menjaga kesehatan jantung dan mata. Agar lebih baik untuk kesehatan, Anda bisa mengonsumsi telur dengan cara direbus.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bovet, P., Faeh, D., Madeleine, G., Viswanathan, B., & Paccaud, F. (2007). Decrease in blood triglycerides associated with the consumption of eggs of hens fed with food supplemented with fish oil. Nutrition, metabolism, and cardiovascular diseases : NMCD17(4), 280–287. https://doi.org/10.1016/j.numecd.2005.12.010

Delcourt, C., Carrière, I., Delage, M., Barberger-Gateau, P., Schalch, W., & POLA Study Group (2006). Plasma lutein and zeaxanthin and other carotenoids as modifiable risk factors for age-related maculopathy and cataract: the POLA Study. Investigative ophthalmology & visual science47(6), 2329–2335. https://doi.org/10.1167/iovs.05-1235

Gale, C. R., Hall, N. F., Phillips, D. I., & Martyn, C. N. (2003). Lutein and zeaxanthin status and risk of age-related macular degeneration. Investigative ophthalmology & visual science44(6), 2461–2465. https://doi.org/10.1167/iovs.02-0929

HS, Iman Rahayu. (2013). INOVASI PATEN SUPLEMEN OMEGA-3 BERBAHAN BAKU RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PRODUKSI TELUR KAYA DHA SERTA PROSPEK BISNISNYA. Konferensi Nasional “Inovasi dan Technopreneurship”.

Roberts, R. L., Green, J., & Lewis, B. (2009). Lutein and zeaxanthin in eye and skin health. Clinics in dermatology27(2), 195–201. https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2008.01.011

Samir Samman; Fan Piu Kung; Lissa M. Carter; Meika J. Foster; Zia I. Ahmad; Jenny L. Phuyal; Peter Petocz (2009). Fatty acid composition of certified organic, conventional and omega-3 eggs. , 116(4), 911–914. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2009.03.046 

Shakoor, H., Khan, M. I., Sahar, A., Khan, M. K. I., Faiz, F., & Basheer Ahmad, H. (2020). Development of omega-3 rich eggs through dietary flaxseed and bio-evaluation in metabolic syndrome. Food science & nutrition8(6), 2619–2626. https://doi.org/10.1002/fsn3.1522

Skulas-Ray, A. C., Wilson, P. W. F., Harris, W. S., et al.  (2019). Omega-3 Fatty Acids for the Management of Hypertriglyceridemia: A Science Advisory From the American Heart Association. Circulation140(12), e673–e691. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000709

Versi Terbaru

25/11/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

4 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menyimpan Telur

Seperti Apa Cara Masak Telur yang Paling Sehat?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 25/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan