Ada banyak menu makanan khas Indonesia yang menggunakan santan sebagai bumbunya. Rasanya yang gurih membuat santan banyak digemari orang. Selain rasanya enak, apa manfaat dan efeknya jika keseringan konsumsi makanan bersantan? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini!
Manfaat makanan bersantan untuk kesehatan
Makanan bersantan sering kali dilabeli dengan makanan tidak sehat, padahal, tidak selalu demikian jika dikonsumsi dengan tepat.
Berdasarkan data Panganku Kementerian Kesehatan RI, santan mengandung banyak zat gizi, seperti protein, lemak, kalium, fosfor, vitamin C, dan antioksidan.
Santan murni yang dimaksud adalah air perasan daging buah kelapa yang telah diparut. Jadi, tidak ditambahkan dengan air.
Jika dilihat dari kandungan gizi ini, mengonsumsi santan punya potensi baik untuk kesehatan.
- Meningkatkan kadar kolesterol baik dengan mengurangi kadar kolesterol jahat.
- Melindungi kerusakan sel dari stres oksidatif karena senyawa asam laurat yang tinggi.
- Meningkatkan fungsi otak karena mengandung asam lemak rantai menengah (MCFA).
Semua potensi kesehatan dari santan ini bisa didapatkan jika dikonsumsi dengan cara yang tepat. Santan sebaiknya tidak dipanaskan berkali-kali dan tidak dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Efek keseringan mengonsumsi makanan bersantan
Meskipun kaya akan vitamin dan mineral, konsumsi santan harus tetap dibatasi dengan bijak. Tentunya, makanan bersantan yang dikonsumsi terlalu sering akan menimbulkan masalah kesehatan.
Bahaya santan bagi tubuh sebenarnya berkaitan dengan kadar lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, terutama penyakit jantung, stroke, hingga serangan jantung.
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh memang memerlukan lemak sebagai energi, tapi tidak dalam jumlah yang banyak.
Jika makanan yang mengandung lemak jenuh dikonsumsi dalam jumlah banyak, tentu ekstra lemak bisa menumpuk.
Penumpukan lemak bisa meningkatkan berat badan, membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah, dan mengakibatkan peradangan.
Akibatnya, penyakit kronis yang disebutkan sebelumnya bisa terjadi. Nah, untuk itu, apa saja makanan bersantan yang sebaiknya dibatasi?
Jawabannya, sangat banyak, beberapa contohnya adalah rendang, soto babat, gulai kambing, semur daging sapi, dan empal gentong.
Biasanya selama puasa dan lebaran, makanan ini sering jadi menu andalan makan bersama keluarga.
Lemak jenuh pada makanan ini tidak hanya berasal dari santan yang dimasak, tapi juga dari daging, jeroan, atau makanan berlemak lainnya yang jadi bahan masakannya.
Pada beberapa orang, mengonsumsi makanan yang dicampur santan, terutama ketika perut kosong di pagi hari, bisa memicu sakit perut.
Keluhan ini kemungkinan besar paling sering dirasakan oleh orang yang memiliki masalah asam lambung.
Risiko kenaikan berat badan bisa saja terjadi, jika jenis makanan ini dimakan dalam porsi yang banyak tapi tidak diimbangkan dengan olahraga rutin ataupun aktif bergerak.
Jadi, untuk mencegah bahaya lemak jenuh ini, sebaiknya batasi konsumsi makanan yang mengandung santan dan makan saat kondisi perut tidak kosong.
Berapa banyak makanan bersantan boleh dikonsumsi?
Sebenarnya tidak ada batasan berapa banyak makanan bersantan yang baik dikonsumsi dalam satu hari.
Namun menurut situs American Heart Association, batas kalori dari lemak jenuh yang boleh dikonsumsi sekitar 6 persen dari kalori total.
Nah, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, santan kaya akan lemak jenuh sehingga perlu dibatasi sesuai anjuran yang diberikan.
Jika kebutuhan harian Anda adalah 2000 kalori, maka jumlah total lemak jenuh yang aman dikonsumsi dalam sehari adalah sekitar 120 kalori (13,3 gram).
Sebagai perkiraan, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman mengandung santan hingga satu cangkir dalam sehari. Lebih dari itu, asupan lemak jenuh akan melampaui batas yang dianjurkan dalam sehari.
Selain porsinya, sebenarnya ada cara sehat untuk mendapatkan santan, yakni diminum secara langsung.
Untuk Anda yang sehat, sesekali mengonsumsi makanan bersantan boleh-boleh saja. Namun ingat, jangan terlalu sering atau mengonsumsinya dalam porsi yang banyak.
Sementara untuk pengidap penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan penyakit jantung, makanan yang tinggi lemak jenuh menjadi pantangan sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi.
Jika Anda punya masalah kesehatan tertentu, tanyakan pada dokter apakah Anda boleh mengonsumsi makanan bersantan atau tidak.
[embed-health-tool-bmi]