Kacang untuk Diet yang Mudah Didapat dan Menyehatkan
Selain memperhatikan asupan karbohidrat dan lemak, Anda juga perlu lebih selektif dalam memilih jenis kacang untuk diet. Pasalnya, asupan kacang yang tepat dapat membantu mengoptimalkan hasil diet Anda.
Jenis kacang untuk diet
Kacang merupakan salah satu sumber nutrisi yang penting untuk masuk ke dalam daftar menu diet sehat Anda.
Dikutip dari studi dalam jurnal Nutrients (2021), sumber makanan nabati yang mencakup kacang-kacangan dapat mendukung kesehatan dan mencegah risiko berbagai penyakit kronis.
Selain itu, kacang membantu melengkapi kebutuhan zat gizi penting selama menjalani diet untuk menurunkan berat badan.
Lantas, apa saja jenis kacang-kacangan yang baik untuk diet sehat?
1. Kacang tanah
Anda pasti sudah tidak asing dengan jenis kacang yang paling mudah ditemukan di Indonesia ini.
Kacang yang mudah didapat dengan harga murah ini biasanya dijadikan camilan maupun bahan campuran berbagai jenis masakan.
Anda bisa mengolah kacang tanah menjadi gado-gado dengan tambahan sayuran yang sangat cocok untuk menu diet menurunkan berat badan.
Bagi Anda yang menjalani diet mediterania, kacang tanah bisa menjadi pilihan menu diet.
Selain itu, kacang tanah mengandung zat gizi yang bisa membantu mencukupi kebutuhan gizi ketika mengurangi berat badan. Berikut kandungan gizinya:
protein,
karbohidrat,
serat,
kalsium,
zat besi,
asam folat,
riboflavin,
isoflavonoid,
fenol,
niasin, serta
vitamin B6 dan E.
Selain itu, kacang tanah memiliki sifat antioksidan yang bisa menangkal paparan radikal bebas.
Kacang ini juga bermanfaat untuk membantu menjaga kerja usus dalam sistem pencernaan.
2. Kacang kedelai
Tahu dan tempe dapat menjadi menu andalan dalam program diet sehat yang Anda jalani.
Pasalnya, makanan yang berasal darikacang kedelai ini mudah ditemukan, padat gizi, dan rendah kalori.
Selain tahu dan tempe, Anda bisa mengonsumsi susu kedelai sebagai makanan pelengkap atau camilan untuk diet.
Bila sedang melakukan diet keto untuk menurunkan berat badan, olahan kacang kedelai dapat membantu mengoptimalkanprogram diet Anda.
Selain itu, menurut studi dari Journal of Nutritional Science and Healthy Diet (2020), kacang kedelai memiliki komponen antioksidan, antidiabetes, antikanker, hingga antiobesitas.
3. Kacang hijau
Selain kacang tanah dan kacang kedelai, jenis kacang untuk menurunkan berat badan yang cukup mudah didapat adalah kacang hijau.
Kacang ini biasanya dikenal sebagai olahan bubur kacang hijau atau campuran makanan dalam kaldu iga.
Selain itu, kacang hijau memiliki jumlah kalori yang cukup rendah sehingga cocok untuk dikonsumsi selama program menurunkan berat badan.
Buku Nutritional Composition and Antioxidant Properties of Fruits and Vegetables (2020) juga menyebutkan bahwa makanan tinggi serat seperti kacang hijau dapat membantu menjaga kadar gula darah.
4. Almon
Jika Anda sedang menjalani diet vegetarian, almon dapat menjadi pilihan kacang yang bagus untuk menurunkan berat badan.
Meskipun almon tidak mudah didapat sebagaimana jenis kacang lainnya, jenis kacang ini sayang dilewatkan.
Penelitian dalam jurnal Nutrients (2021) menyebutkan bahwa almon yang dikonsumsi sebagai pengganti camilan dapat menurunkan berat badan pada pasien obesitas dewasa dan anak-anak di Amerika.
Hal ini dikarenakan kandungan gizi almon cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan gizi selama program penurunan berat badan, seperti:
lemak tak jenuh,
protein,
serat,
vitamin E,
karbohidrat,
kalsium,
zat besi,
fitosterol, dan
flavonoid.
5. Kacang merah
Memilih kacang diet bisa dibilang susah-susah gampang. Terkadang ada rasa bosan selama makan kacang saat diet.
Meski demikian, Anda bisa mencoba beragam jenis kacang untuk diet satu per satu, termasuk kacang merah.
Kacang ini bisa dibilang cukup mudah didapat di pasaran dengan harga yang masih terjangkau.
Tidak seperti camilan manis yang tinggi lemak, kacang merah tinggi protein dan rendah lemak sehingga tidak mudahmenaikkan berat badan.
Selain itu, kacang ini bisa membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes.
Kandungan zat gizi pada kacang merah yang bermanfaat untuk mendukung program menurunkan berat badan dan mencegah risiko penyakit kronis, meliputi:
karbohidrat,
protein,
mineral,
lemak,
vitamin,
asam amino,
polifenol, dan
flavonoid.
6. Kacang polong
Bagi Anda yang suka kacang-kacangan, mungkin sudah cukup familiar dengan kacang polong.
Biasanya, kacang ini dikonsumsi bersama wortel dan jagung sebagai pendamping steakatau campuran salad untuk menu diet.
Kacang ini juga memiliki kandungan zat gizi dan fitonutrien yang cukup beragam untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi selama diet, yaitu:
vitamin,
mineral,
protein,
serat,
karbohidrat kompleks,
tanin,
saponin, dan
flavonoid.
Selain baik untuk camilan diet, kacang polong membantu menurunkan indeks glikemik hingga menjaga kesehatan pencernaan dan jantung.
Nah, jenis kacang mana yang paling Anda suka?
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Mullins, A., & Arjmandi, B. (2021). Health Benefits of Plant-Based Nutrition: Focus on Beans in Cardiometabolic Diseases. Nutrients, 13(2), 519. doi: 10.3390/nu13020519
Çiftçi, S., & Suna, G. (2022). Functional components of peanuts (Arachis Hypogaea L.) and health benefits: A review. Future Foods, 5, 100140. doi: 10.1016/j.fufo.2022.100140
Wien, M., Sabaté, J., Iklé, D., Cole, S., & Kandeel, F. (2003). Almonds vs complex carbohydrates in a weight reduction program. International Journal Of Obesity, 27(11), 1365-1372. doi: 10.1038/sj.ijo.0802411
Dreher, M. (2021). A Comprehensive Review of Almond Clinical Trials on Weight Measures, Metabolic Health Biomarkers and Outcomes, and the Gut Microbiota. Nutrients, 13(6), 1968. doi: 10.3390/nu13061968
Dahl, W., Foster, L., & Tyler, R. (2012). Review of the health benefits of peas (Pisum sativumL.). British Journal Of Nutrition, 108(S1), S3-S10. doi: 10.1017/s0007114512000852
Versi Terbaru
14/03/2023
Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.