Gangguan otot pada leher bisa menyebabkan kepala terlihat miring. Kondisi ini disebut dengan tortikolis. Meski umumnya bukan merupakan kondisi yang berbahaya, kondisi leher miring ini bisa terjadi sebagai gejala dari kondisi lain yang lebih serius. Maka itu, pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan untuk memastikan kondisi dan penyebabnya. Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu tortikolis?
Tortikolis adalah gangguan pada otot leher yang menyebabkan kepala miring secara tidak normal. Kondisi ini bukanlah suatu penyakit, melainkan terjadi sebagai gejala dari kondisi lain.
Tortikolis bisa muncul sebagai gejala bawaan lahir pada bayi atau gejala dari kondisi lain yang mungkin dialami di kemudian hari, misalnya cedera leher atau kepala.
Kondisi ini cukup mudah untuk dideteksi karena bisa dilihat secara langsung dari kepala yang terlihat miring ke salah satu sisi.
Tortikolis umumnya bukan kondisi yang berbahaya. Namun, hal ini juga bisa menandakan kondisi yang lebih serius.
Seberapa umumkah tortikolis?
Tortikolis dapat terjadi pada siapa saja di semua golongan usia, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Namun, kondisi ini lebih sering dialami oleh anak kecil, bahkan juga bisa terjadi pada bayi yang baru lahir.
Tortikolis merupakan kondisi yang cukup umum terjadi. Bahkan, menurut buku yang diterbitkan oleh StatPearls, sekitar 90% orang mengalami kondisi leher miring ini setidaknya sekali seumur hidup.
Apa penyebab tortikolis?
Kondisi ini terjadi akibat adanya kontraksi otot halus yang menyebabkan otot sternocleidomastoid (SCM) di salah satu sisi leher menjadi kaku atau tegang.
Otot sternocleidomastoid merupakan 2 otot besar pada leher yang menghubungkan bagian belakang tengkorak kepala ke tulang dada dan tulang selangka.
Kontraksi memicu kelainan gerakan pada leher dan kepala sehingga condong ke satu sisi. Kontraksi tersebut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya atau akibat kondisi lain.
Berdasarkan masing-masing penyebabnya, tortikolis bisa terbagi ke dalam 2 jenis berikut.
1. Tortikolis kongenital atau bawaan
Tortikolis bawaan terjadi akibat cedera sejak di dalam kandungan atau saat proses persalinan yang menyebabkan edema otot hingga terjadi pemendekan serat otot.
Belum diketahui secara pasti penyebab dari tortikolis jenis ini. Namun, ada beberapa kondisi pada janin yang bisa memicu kondisi ini, yaitu sebagai berikut.
- Posisi janin di dalam rahim.
- Perkembangan otot sternocleidomastoid yang tidak normal.
- Penumpukan darah di leher janin (hematoma).
- Penebalan jaringan otot yang tidak normal (fibrosis) di leher janin.
- Sindrom Klippel-Feil, cacat lahir langka yang menyebabkan tulang belakang janin menyatu.
2. Tortikolis akibat gejala dari kondisi tertentu
Selain sebagai kelainan bawaan dari lahir, tortikolis juga bisa terjadi sebagai gejala dari kondisi lain yang sedang dialami.
Kondisi leher miring jenis ini bisa dialami oleh anak-anak ataupun orang dewasa. Berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan tortikolis.
- Refluks gastroesofageal (GERD).
- Gangguan penglihatan.
- Efek obat-obatan tertentu.
- Luka pada kulit.
- Radang sendi leher (spondilosis serviks).
- Sindrom Sandifer, yaitu kondisi langka akibat GERD yang disertai tegang otot.
- Sindrom Grisel, yaitu komplikasi langka akibat infeksi kepala dan leher, atau operasi THT.
Apa saja tanda dan gejala tortikolis?
Gejala awal tortikolis dapat berupa sensasi seperti kejang dan kehilangan kendali gerakan otot yang menyebabkan leher dan kepala mengalami kesulitan bergerak.
Pada tortikolis bawaan lahir, kelainan bergerak mungkin baru akan terlihat saat bayi berusia 6—8 minggu atau saat bayi sudah mampu menggerakan lehernya.
Kelainan tersebut dapat berupa berikut ini.
- Kepala miring ke salah satu sisi.
- Gerakan kepala dan leher terbatas, misalnya sulit menoleh atau memiringkan kepala ke arah tertentu.
- Salah satu pundak terlihat lebih tinggi.
- Otot leher terlihat bengkak.
- Benjolan kecil pada salah satu otot leher.
- Wajah terlihat tidak sejajar (asimetris).
Sementara pada tortikolis akibat kondisi lain, kelainan yang timbul serupa dengan tortikolis bawaan lahir.
Hanya saja, pada tortikolis jenis ini, beberapa gejala lain juga bisa menyertai, di antaranya sebagai berikut.
Bagaimana cara mendiagnosis tortikolis?
Dokter akan mendeteksi tortikolis dari catatan medis, pemeriksaan gejala, dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Saat pemeriksaan fisik, dokter akan melihat adanya gejala berikut ini.
- Kepala yang berputar, miring, atau condong ke depan atau belakang. Pada kasus yang parah, kepala mungkin juga akan terlihat tertarik ke belakang atau salah satu sisi tubuh.
- Otot leher yang memendek atau membesar.
Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melihat kondisi tulang dan otot secara langsung. Pemeriksaan tersebut di antaranya sebagai berikut.
- X-ray atau foto rontgen leher.
- CT scan pada kepala dan leher.
- Elektromiogram (EMG) untuk mendeteksi otot yang terdampak.
- MRI pada kepala dan leher.
- Tes darah untuk mendeteksi kondisi kesehatan lain yang mungkin menjadi pemicu.
Apa pengobatan untuk tortikolis?
Pada sebagian besar kasus, tortikolis bawaan lahir bisa ditangani dengan melakukan peregangan pada otot leher yang mengalami pemendekan. Peregangan ini bisa dilakukan baik pada anak-anak maupun bayi.
Peregangan dilakukan dengan menahan kepala dan badan bayi dengan alat bantu, seperti tali atau bantuan orang lain pada posisi tertentu.
Dokter akan mengajarkan Anda untuk melakukan terapi peregangan secara mandiri pada bayi Anda di rumah, seperti berikut ini.
- Mengajarkan bayi menengok ke arah yang berlawanan dari arah yang biasanya dilakukan untuk melemaskan otot yang tegang dan membiasakan menengok ke kedua arah.
- Mengajarkan bayi bermain menggunakan tangan dan kakinya untuk memperkuat otot tangan dan kaki.
- Membaringkan bayi di perut Anda 4 kali sehari dengan durasi minimal selama 15 menit guna memperkuat otot leher dan punggung bayi.
Penanganan ini biasanya cukup efektif, terutama untuk bayi berusia di bawah 3 bulan.
Untuk anak-anak yang menjelang atau sudah memasuki usia sekolah, prosedur operasi mungkin perlu dilakukan jika cara lain tidak mampu menangani kondisi ini.
Jika tortikolis disebabkan oleh kondisi lain, maka pengobatan perlu disesuaikan dengan masing-masing penyebabnya.
Beberapa cara yang bisa dilakukan meliputi berikut ini.
- Terapi fisik, seperti menggunakan kompres panas. atau menarik dan memijat leher dan kepala untuk meredakan nyeri.
- Penggunaan obat-obatan, seperti baclofen, untuk mengurangi kontraksi pada otot leher.
- Latihan peregangan dan penyangga leher untuk membantu meredakan otot yang tegang.
- Suntik botulinum ke otot yang terserang. Toxin mencegah kejang otot dengan menghambat susunan saraf pengirim acetylcholine.
- Suntik pereda nyeri pada titik tubuh tertentu.
- Operasi tulang belakang untuk mengatasi dislokasi atau pergeseran tulang belakang. Pada beberapa kasus, operasi mungkin perlu dilakukan dengan menghancurkan saraf di otot leher atau melakukan stimulasi pada otak.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat tortikolis?
Meski umumnya bukan merupakan kondisi yang serius, tortikolis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi.
Pada anak-anak, komplikasi dapat berupa:
Sementara itu, komplikasi pada orang dewasa dapat meliputi:
- pembengkakan otot akibat tegang terus-menerus, dan
- gejala gangguan saraf akibat adanya tekanan pada akar saraf.
Untuk menghindari komplikasi tersebut, penanganan leher yang miring sebaiknya dilakukan dengan segera.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Terkadang, tortikolis bisa terjadi sebagai gejala dari kondisi yang lebih serius, seperti infeksi, abses, cedera, hingga tumor pada kepala atau leher.
Segera hubungi dokter jika Anda memiliki gejala tortikolis, seperti yang telah disebutkan di atas.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika leher miring terjadi secara tiba-tiba, tidak kunjung membaik, atau malah semakin memburuk dan disertai dengan kondisi berikut:
- demam,
- sakit kepala,
- penglihatan ganda,
- mata sensitif terhadap cahaya, dan
- kesulitan menjaga keseimbangan tubuh.
Tortikolis umumnya lebih mudah ditangani pada bayi dan anak, terutama jika dilakukan sedini mungkin.
[embed-health-tool-bmi]